Pertama-tama
saya ingin mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah
kehidupan yang masih diberikan, tak lupa shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Kedua, perkenalkan mana saya
Ampe Daryanti, saya biasa di panggil Ampe’, saya adalah mahasiswi jurusan
akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, saya punya prinsip bahwa setiap
kali saya berada di lingkungan baru, adalah wajib bagi saya untuk memperkenalkan
diri saya agar saya tidak dianggap seperti orang asing. Terkesan sederhana
memang prinsip yang saya buat, namun begitu saya yakin prinsip ini membawa
dampak yang besar terhadap hidup saya. Oke, langsung saja berbicara tentang KKN
pastilah berbicara tentang sesuatu yang baru, “Baru” dalam artian teman baru,
suasana baru, lingkungan baru dan kegiatan yang baru. Singkat cerita awal kkn
saya ditempatkan di Maros, namun karena ada alasan kesehatan di minggu kedua
saya terpaksa harus memundurkan diri dari lokasi tersebut. Meskipun terbilang
cukup singkat pengalaman saya didesa, saya sangat bersyukur setidaknya saya
sudah pernah merasakan yang namanya ber kkn di desa.
Alhamdulillah, dari pihak kampus masih memberikan saya kesempatan kedua untuk
ber KKN kembali, meskipun bukan di desa seperti yang sebelumnya, melainkan di
sebuah TPA tepatnya TPA Babul Ilmi, Yayasan Prof. Dr. Hasyim Aidid. Awalnya
saya sedikit terkejut bahwa ternyata anggota KKN 55 “Khusus” yang saya masuki
sedikit berbeda dari anggota KKN pada umumnya, dimana anggotanya sebagian besar
telah berkeluarga. Namun, meskipun demikian saya cukup merasa beruntung bisa
bergabung di kelompok ini, selain bisa menambah teman baru, pengalaman baru,
saya juga banyak belajar dari mereka, belajar membagi waktu antara keluarga dan
pendidikan serta belajar bagaimana menjadi seorang ibu dan isteri yang baik.
Awal menginjakkan kaki saya di lokasi TPA, saya merasa sangat nyaman
dengan lingkungan TPA yang hijau, asri dan tenang. Saya sendiri hampir tidak
menduga bahwa ada tempat TPA senyaman ini tengah-tengah kota besar. Terlebih
lagi bapak Prof dan keluarga sangat ramah dan baik, sehingga rasa canggung saya
sedikit bisa saya redam. Berkat kesan pertama dilokasi yang begitu nyaman, saya
rasa ini sangat berperan penting untuk pengajaran di hari berikutnya,
Alhamdulillah tidak pernah terbersit sedikitpun istilah bosan dan malas saat
proses belajar dan mengajar berlangsung.
Saat mengajar mengaji merupakan saat yang paling sulit yang pernah saya rasakan
ketika mengajar, bagaimana tidak saat seperti itulah kesabaran dan ketenangan
hati dan pikiran saya benar-benar sedang diuji oleh adik-adik disini. Apalagi
latar balakang saya yang bukan Pendidikan menjadi salah satu hambatan
tersendiri bagi saya pribadi untuk mengajar. Namun meskipun demikian, saya
selalu berusaha dengan belajar dari hari ke harinya untuk dapat membuat agar
adik-adik bisa paham dan mengerti dengan apa yang saya ajarkan. Karena saya
sadar betul kalau saya bukanlah seorang alim ulama maupun mahasiswa yang datang
dengan dengan segudang ilmu agama, yang bisa saya lakukan hanyalah membagi ilmu
yang saya miliki dan kembali balajar. Berbicara soal belajar, saya sangat
berterimakasih kepada Ustaz Prof yang sudah bersedia untuk mengoreksi dan
memperbaiki bacaan surah yang kami ajarkan.
Teruntuk adik-adikku di TPA Babul Ilmi jangan pernah patah semangat untuk
rajin-rajin ke TPA dan harus belajar lebih giat lagi dalam menimba ilmu agama
agar InsyaAllah diberkahi oleh Allah di dunia dan di akhirat. Harapannya semoga
kalian semua menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang berbakti kepada orang
tua dan guru serta berguna bagi nusa dan bangsa. Aamin…