Minggu, 11 Juni 2017

Testimoni TPA Babul Ilmi Makassar

 Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah kehidupan yang masih diberikan, tak lupa shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Kedua, perkenalkan mana saya Ampe Daryanti, saya biasa di panggil Ampe’, saya adalah mahasiswi jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, saya punya prinsip bahwa setiap kali saya berada di lingkungan baru, adalah wajib bagi saya untuk memperkenalkan diri saya agar saya tidak dianggap seperti orang asing. Terkesan sederhana memang prinsip yang saya buat, namun begitu saya yakin prinsip ini membawa dampak yang besar terhadap hidup saya. Oke, langsung saja berbicara tentang KKN pastilah berbicara tentang sesuatu yang baru, “Baru” dalam artian teman baru, suasana baru, lingkungan baru dan kegiatan yang baru. Singkat cerita awal kkn saya ditempatkan di Maros, namun karena ada alasan kesehatan di minggu kedua saya terpaksa harus memundurkan diri dari lokasi tersebut. Meskipun terbilang cukup singkat pengalaman saya didesa, saya sangat bersyukur setidaknya saya sudah pernah merasakan yang namanya ber kkn di desa.
            Alhamdulillah, dari pihak kampus masih memberikan saya kesempatan kedua untuk ber KKN kembali, meskipun bukan di desa seperti yang sebelumnya, melainkan di sebuah TPA tepatnya TPA Babul Ilmi, Yayasan Prof. Dr. Hasyim Aidid. Awalnya saya sedikit terkejut bahwa ternyata anggota KKN 55 “Khusus” yang saya masuki sedikit berbeda dari anggota KKN pada umumnya, dimana anggotanya sebagian besar telah berkeluarga. Namun, meskipun demikian saya cukup merasa beruntung bisa bergabung di kelompok ini, selain bisa menambah teman baru, pengalaman baru, saya juga banyak belajar dari mereka, belajar membagi waktu antara keluarga dan pendidikan serta belajar bagaimana menjadi seorang ibu dan isteri yang baik.
             Awal menginjakkan kaki saya di lokasi TPA, saya merasa sangat nyaman dengan lingkungan TPA yang hijau, asri dan tenang. Saya sendiri hampir tidak menduga bahwa ada tempat TPA senyaman ini tengah-tengah kota besar. Terlebih lagi bapak Prof dan keluarga sangat ramah dan baik, sehingga rasa canggung saya sedikit bisa saya redam. Berkat kesan pertama dilokasi yang begitu nyaman, saya rasa ini sangat berperan penting untuk pengajaran di hari berikutnya, Alhamdulillah tidak pernah terbersit sedikitpun istilah bosan dan malas saat proses belajar dan mengajar berlangsung.
            Saat mengajar mengaji merupakan saat yang paling sulit yang pernah saya rasakan ketika mengajar, bagaimana tidak saat seperti itulah kesabaran dan ketenangan hati dan pikiran saya benar-benar sedang diuji oleh adik-adik disini. Apalagi latar balakang saya yang bukan Pendidikan menjadi salah satu hambatan tersendiri bagi saya pribadi untuk mengajar. Namun meskipun demikian, saya selalu berusaha dengan belajar dari hari ke harinya untuk dapat membuat agar adik-adik bisa paham dan mengerti dengan apa yang saya ajarkan. Karena saya sadar betul kalau saya bukanlah seorang alim ulama maupun mahasiswa yang datang dengan dengan segudang ilmu agama, yang bisa saya lakukan hanyalah membagi ilmu yang saya miliki dan kembali balajar. Berbicara soal belajar, saya sangat berterimakasih kepada Ustaz Prof yang sudah bersedia untuk mengoreksi dan memperbaiki bacaan surah yang kami ajarkan.
            Teruntuk adik-adikku di TPA Babul Ilmi jangan pernah patah semangat untuk rajin-rajin ke TPA dan harus belajar lebih giat lagi dalam menimba ilmu agama agar InsyaAllah diberkahi oleh Allah di dunia dan di akhirat. Harapannya semoga kalian semua menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang berbakti kepada orang tua dan guru serta berguna bagi nusa dan bangsa. Aamin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Danau Tanralili ( Surga Di Kaki Gunung Bawakaraeng)

Sumb er: Dokum entasi Pribadi M e nd e ngar kata Gunung Bawakara e ng s e kilas akan t e rlintas angan t e ntang k e tinggian dan huta...