A.
Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong
untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan
organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai
mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua
kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
1.
Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar
2. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan suatu persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya
menggunakan empat macam hal sebagai pembanding, hal itu antara lain :
1.
Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima
berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan
dan pengalamannya;
2.
Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang
kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan
sendiri;
3.
Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di
kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
4. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis
imbalan yang pada nantinya akan menjadi hak dari para pegawai yang
bersangkutan.
B.
Teori Harapan
Victor Vroom (1964) mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan
kebutuhan infernal, tiga asumsi pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai
berikut :
1.
Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara
tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil
(outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan
bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut.
2.
Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu.
Ini disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil
yang diharapkan.
3.
Setiap hasil
berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil
tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan
bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga prinsip ini.
Orang akan termotivasi bila ia percaya bahwa :
1. Suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu
2.
Hasil tersebut punya nilai positif baginya
3. Hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang
Dengan kata lain Motivasi, dalam teori harapan adalah keputusan
untuk mencurahkan usaha.
C.
Teori penetapan tujuan (goal setting
theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki
empat macam mekanisme motivasional yakni :
1.
tujuan-tujuan
mengarahkan perhatian;
2.
tujuan-tujuan
mengatur upaya;
3.
tujuan-tujuan
meningkatkan persistensi; dan
4.
tujuan-tujuan
menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Teori ini juga mengungkapkan hal hal sebagai berikut :
·
Kuat lemahnya
tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak dicapai.
·
Kecenderungan
manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu
jelas, dipahami dan bermanfaat.
·
Makin kabur
atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar keengganan untuk
bertingkah laku
Pada teori
tersebut bahwa perencanaan pekerjaan bagi karyawan haruslah menunjukkan
keseimbangan antara dua faktor.
D.
Teori Motivasi Kepuasan (Content Theory)
Teori ini merupakan teori yang didasarkan pada kebutuhan insan dan
kepuasannya. Maka dapat dicari faktor-faktor pendorong dan penghambatnya. Pada
teori kepuasan ini didukung juga oleh para pakar diantaranya : Teori Hirarki Kebutuhan ( A. Maslow), Teori Tiga Motif Sosial (D. McClelland), Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg) dan Teori E-R-G ( Clayton Alderfer)
E.
Teori Hirarki
Kebutuhan ( A. Maslow)
Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow
mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima
tingkatan motivasi secara secara hierarkis ini adalah sbb
1. Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang,
pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang,
hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll.
2. Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs). Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan
jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung
jawabnya sebagai karyawan.
3. Kebutuhan sosial (Social Needs). Kebutuhan akan
kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar
kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan
pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya
sense of belonging dalam organisasi.
4. Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs). Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian.
Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang
ditampilkannya.
5. Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization). Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik.
Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya)
dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita
diri seseorang. tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar