A. Pentingnya
Pengendalian
Pengendalian keuangan merupakan upaya yang dilakukan agar
investasi, alokasi biaya, dan perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana
perusahaan.Pengendalian keuangan adalah tahap dimana rencana keuangan
diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang
diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana
yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan
operasi.
Definisi
pengendalian telah didasarkan pada konsep “kepercayaan” dan “kemungkinan”. Para
manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia mereka bekerja dan
dampak-dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif dipilih. Bagaimanapun,
para manajer secara khusus memiliki peluang untuk dapat mendeteksi hasil-hasil
keperilakuan. Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering
kali berarti bahwa hasil dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari
peran akuntan. Dalam pendekatan perilaku, menghasilkan informasi bukanlah akhir
dari keterlibatan akuntan, sehingga informasi dapat dipandang sebagai suatu
intermediasi dari langkah akhir.Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan
untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil
keperilakuan yang diharapkan.
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu
peluan dan suatu hambatan. Ukuran dipandang sebagai peluang jika berfungsi
sebagai pemberi manfaat ekonomidan buka sebagai strategi pengendalian. Ukuran
dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya
eliminasi tehadap strategi pengendalian. Keberadaan dari motif keuangan
tentunya bukanlah penghalang untuk menggunakan ukuran-ukuran penilaian
akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas bahwa system
pengendalian dan didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas sering
kali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (nonprofit). Ukuran-ukuran laba adalah penting dan
meskipun sulit dapat menjadi indicator dari keberhasilan. Manajer mengelola
kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan atau yang
direncanakan.Keberhasilan atau kegagalan dinilai dari pencapaian
sasaran-sasaran yang ditetapkan.Penilaian mencakup usaha-usaha mengendalikan, yakni
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan bila perlu memperbaiki kegiatan yang
telah dilaksanakan untuk mendapatkan kepastian mencapai hasil yang
direncanakan.
Mengendalikan
adalah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan
dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada objek yang dituju dan merupakan
alat untuk menyuruh orang-orang bekerja menuju sasaran yang ingin dicapai.
Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang
identik dan apa saja yang akan dikendalikan. Pengendalian yang baik membantu
memperlancar hubungan antar manusia.Responsi manusianya terhadap
langkah-langkah pengendalian merupakan kunci dari sebuah
pertimbangan.Usaha-usaha pengendalian dapat dan harus digunakan untuk mendorong
hubungan yang baik diantara para anggota. Pengendalian harus merupakan kegiatan
positif dan membantu. Manajer-manajer yang efektif akanmenggunakan usaha
pengendalian untuk membantu mereka yang memerlukannya dan menentukan jenis
kebutuhan mereka.
Pengendalian membantu
mengidentifikasikan problema-problema manajemen.Usaha-usaha untuk
mgengidentifikasikan problema-problema merupakan tantangan bagi para manajer.
Seorang manajer akan menyadari suatu problema apabila
terjadi penyimpangan dari sasaran yang ingin dicapai. Seringkali
terjadi bahwa ada lebih dari satu penyimpangan yang berhubungan dengan suatu
problema dan menjadi tugas manajer yang bersangkutan untuk membatasi
penyimpangan tersebut dan menentukan relevansi masing-masing.
B. Keterbatasan Sistem Pengendalian Keuangan
Cita-cita penting dari suatu perusahaan
bisnis adalah untuk mengoptimalkan tingkat pengembalian pemegang saham. Tetapi,
mengoptimalkan profabilitas jangka pendek tidak selalu menajmin tingkat
pengembalian yang optimum bagi pemegang saham karena nilai pemegang saham
mencerminkan nilai sekarang bersih (net present value-NPV) dari perkiraan laba
masa depan. Hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan saja tidaklah cukup
dan, faktanya, dapat menjadi disfungsional karena beberapa alasan. Pertama, hal
itu dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan kepentingan
jangka panjang perusahaan. Semakin besar tekanan yang diberikan untuk mencapai
tingkat laba saat ini, semakin besar kemungkinan bahwa manajer unit bisnis akan
mengambil tindakan jangka pendek yang mungkin mengirimkan produk berkualitas
rendah dari pelanggan untuk memenuhi target penjualan, dan hal ini akan
memengaruhi pelanggan dan penjualan masa depan secara negative. Ini merupakan
kesalahan dari pelaksanaan tugas. Kedua, manager unit bisnis mungkin tidak
mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna memperoleh laba
jangka pendek. Yang umumnya adalah manager yang melakukan investasi yang tidak
mencukupi dalam penelitian dan pengembangan. Ketiga, menggunakan laba jangka
pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistori komunikasi antara manager
unit bisnis dengan manajemen senior. Jika manager unit bisnis dievaluasi
berdasarkan anggaran laba mereka, mereka mungkin mencoba untuk menetapkan
target laba yang mungkin dicapai, sehingga mengarah pada data perencanaan yang
salah satu untuk seluruh perusahaan karena laba yang dianggarkan mungkin saja
lebih rendah dari yang seharusnya dapat dicapai. Keempat, pengendalian keuangan
yang ketat dapat memotivasi manager untuk memanipulasi data. Ini dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk. Pada satu tingkat, manager bisa memilih metode
akuntansi yang meminjam dari laba masa depan untuk memenuhi target periode
sekarang. Pada tingkat lain, manager mungkin mengubah data- yaitu. Dengan
sengaja meyediakan informasi yang tidak akurat.
Intinya, mengandalkan pada ukuran
keuangan saja adalah tidak mencukupi untuk memastikan bahwa strategi akan
dilaksanakan dengan sukses. Solusinya adalah untuk mengukur dan mengevaluasi
manager unit bisnis menggunakan berbagai ukuran, baik nonkeuangan maupun
keuangan. Ukuran-ukuran nonkeuangan yang mendukung implementasi strategi
disebut faktor kunci keberhasilan atau indikator kunci kinerja.
C. Sistem Penilaian Kinerja: Pertimbangan
Tambahan
Suatu sistem penilaian kinerja berusaha
untuk memenuhi kebutuhan dari pihak pemangku kepentingan (stackholders) yang
berbeda dari organisasi perusahaan dengan menciptakan campuran-campuran dari
ukuran strategis: ukuran hasil dan pemicu, ukuran keuangan dan nonkeuangan,
serta ukuran internal dan eksternal.
1. Ukuran Hasil dan Pemicu Ukuran hasil mengindikasikan hasil dari
suatu strategi (misalnya meningkatnya pendapatan). Ukuran ini biasanya
merupakan “indikator yang terlambat” ; yang memberitahu manajemen mengenai apa
yang telah terjadi. Sebaliknya, ukuran pemicu merupakan “indikator yang
mendahului”; yang menunjukkan kemajuan dari bidang-bidang kunci dalam
mengimplementasikan suatu strategi. Waktu siklus merupakan contoh dari ukuran
pemicu. Sementara ukuran hasil hanya menunjukkan hasil akhir, ukuran pemicu
dapat digunakan di tingkat yang lebih rendah dan mengindikasikan
perubahan-perubahan inkremental yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi
hasil.
2. Ukuran Keuangan dan Nonkeuangan Organisasi telah mengembangkan sistem
yang sangat canggih untuk mengukur kinerja keuangan. Sayangnya, seperti banyak
yang ditemukan oleh perusahaan AS, selama tahun 1980-an banyak industri yang
dipicu oleh perubahan dalam bidang nonkeuangan, seperti kualitas dan kepuasan
pelanggan, yang pada akhirnya memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Meskipun
mereka mengakui pentingnya ukuran nonkeuangan, banyak organisasi yang gagal
untuk memasukkannya dalam tinjauan kinerja tingkat eksekutif karena ukuran –ukuran
ini cenderung kurang canggih dibandingkan dengan ukuran keuangan dan manajer
senior kurang terampil dalam menggunakannya.
3. Ukuran Internal dan Eksternal Perusahaan harus mencapai keseimbangan
antara ukuran-ukuran eksternal, seperti kepuasan pelanggan, dengan
ukuran-ukuran dari proses bisnis internal, seperti hasil produksi. Terlalu
sering perusahaan mengorbankan pengembangan internal untuk memperoleh hasil
eksternal atau mengabaikan seluruh hasil eksternal, karena secara salah
meyakini bahwa ukuran internal yang bagus sudah mencukupi.
4. Pengukuran Memicu Perubahan Aspek yang paling penting dari sistem
pengukuran kinerja adalah kemampuannya untuk mengukur hasil dan pemicu
sedemikian rupa sehingga menyebabkan organisasi bertindak sesuai dengan
strateginya. Organisasi tersebut mencapai keselarasan cita-cita dengan cara
mengaitkan tujuan keuangan dan strategis keseluruhan dengan tujuan di tingkat
lebih rendah yang dapat dipantau dan dipengaruhi di tingkat organisasi yang
bebeda. Dengan ukuran-ukuran ini, semua karyawan dapat memahami bagaimana
tindakan mereka memengaruhi strategi perusahaan.
D. Faktor Kunci Keberhasilan
Di sini akan dibahas mengenai beberapa
ukuran non keuangan, yang juga di sebut dengan faktor kunci keberhasilan.
1.
Variabel
Kunci yang Berfokus pada Pelanggan
§ Pemesanan. Karena pemesanan mendahului
pendapatan penjualan, maka pesanan merupakan indikator yang lebih baik
dibandingkan dengan pendapatan penjualan itu sendiri.
§ Pesanan tertunda. Sebagai suatu
indikasi mengenai ketidakseimbangan anatara penjualan dan produksi, pesanan
tertunda dapat menandakan ketidakpuasan pelanggan.
§ Pangsa pasar; Pesanan dari pelanggan
kunci; Kepuasan pelanggan; Retensi pelanggan dan Loyalitas pelanggan
2.
Variabel
Kunci yang Berkaitan dengan Proses Bisnis Internal
§ Utilitas kapasitas. Tingkat utilitas
kapasitas adalah sangat penting dalam bisnis dimana biaya tetap adalah tinggi
(misalnya produsen kertas, baja, aluminium)
§ Pengiriman tepat waktu; Perputaran
persediaan; Kualitas
§ Waktu siklus. Persamaan ini untuk waktu
siklus adalah alat yang digunakan untuk mengenalisis kebutuhan persediaan. Waktu
siklus = waktu pemrosesan + waktu penyimpanan + waktu pemindahan + waktu
inspeksi
E.
Lingkup Pengendalian keuangan
1.
Pentingnya Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat
menarik saat kit mendekati abad ke-21. Radio dan Televisi menyajikan
cerita-cerita yang dramatis tentang pertumbuhan dan penurunan
perusahaan-perusahaan, pengambilalihan perusahaan, dan berbagai jenis
restrukturasi perusahaan. Untuk dapat memahami perkembangan ini dan untuk ikut
serta didalamnya secara efektif diperlukan pengetahuan mengenai prinsip
keuangan. Pentingnya prinsip keuangan ini digaris bawahi dengan adanya
perkembangan dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan.
2.
Fungsi Keuangan Tugas pokok manajer keuangan
berkaitan dengan keputusan investasi dan perhitungan biaya. Dalam menjalankan
fungsinya, manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok
perusahaan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu sendiri. Fungsi
keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu
bendahara dan administrasi pembukuan atau akuntansi(kontroler).
3.
Definisi Pengendalian Keuangan
a. Umpan Balik Mekanikal vs Respon Perilaku Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep
“kepercayaan” dan “kemungkinan”. Para manajer membutuhkan suatu keyakinan
tentang cara dunia mereka bekerja dan dampak-dampak yang mereka harapkan dari
suatu inisiatif dipilih. Bagaimanapun, para manajer secara khusus memiliki
peluang untuk dapat mendeteksi hasil-hasil keperilakuan.
b.
Perluasan Konsep-konsep Tradisional Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam
akuntansi sering kali berarti bahwa hasil dari informasi akuntansi adalah
langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan perilaku, menghasilkan
informasi bukanlah akhir dari keterlibatan akuntan, sehingga informasi dapat
dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir. Tujuan pengendalian
didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah
kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang diharapkan.
c.
Pengendalian Terpadu
i.
Perencanaan Proses perencanaan dalam
organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan tujuan. Aspek-aspek
terpenting dari proses penetapan tujuan adalah mengenai dasar dari organisasi
dan komunikasi. Proses perencanaan akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan
pengendalian seperti: Bagaimana divisi-divisi diidentifikasikan? Apa yang
digunakan untuk menyusun pertanggung jawaban? Bagaimana departemen-departemen
akan diinstruksikan dan akuntansi apa yang akan digunakan untuk
masalah-masalah transfer atau transaksi antar departemen.
ii.
Umpan Balik Umpan balik dalam organisasi
berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari komunikasi nonverbal.
Komunikasi tersebut secara rutin dihasilkan dari statistic yang ditabulasikan
sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan mempengaruhi
distribusi kompensasi, pemberian sanksi, dan perubahan atas proses perencanaan
serta operasi sebagai akibat dari umpan balik.
iii.
Interaksi Pengendalian Saling
keterkaitan diantara sub-sistem pengendalianjuga memegang peranan penting atas
hasil yang kurang memuaskan. Logikanya, perencanaan lebih dahulu ada
dibandingkan dengan operasi dan ukuran umpan balik berasal dari rencana-rencana
operasi serta tujuan-tujuan yang ditetapkan. Hal yang berbeda juga dapat
terjadi antara perencanaan dan umpan balik. Proses perencanaan dapat
dipengaruhi secara mendalam oleh dampak-dampak umpan balik.
D.
Faktor-faktor Kontekstual
Proses dalam mengidentifikasikan
faktor-faktor kontekstual yang penting merupakan subjek tertinggi dan sangat
temporer, seperti apakah pendapat seseorang manajer lebih penting dibandingkan
dengan pendapat manajer lain? Semua daftar dari faktor-faktor kontekstual
kritis merupakan subjek untuk melakukan perbaikan secara keseluruhan.
1. Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluan dan
suatu hambatan. Ukuran dipandang sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi
manfaat ekonomidan buka sebagai strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi
suatu hambatan jika pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya eliminasi
tehadap strategi pengendalian.
2. Stabilitas
Lingkungan Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil
dapat berbeda dari desain pengendalian dalam lingkungan yang selalu berubah.
Stabilitas dalam lingkungan eksogen dapat dinilai dari gerakan yang secara
eksternal menghasilkan produk-produk yang memerlukan satu tanggapan.
3. Motif
Keuangan Keberadaan dari motif keuangan tentunya bukanlah
penghalang untuk menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap
produktivitas. Pada sisi lain, jelas bahwa system pengendalian dan didasarkan
pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas sering kali tidak dapat
diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (nonprofit).
Ukuran-ukuran laba adalah penting dan meskipun sulit dapat menjadi indikator
dari keberhasilan.
4.
Faktor-faktor Proses Suatu faktor
proses penting dalam pegendalian biaya-biaya yang tidak dapat dihindari dan
biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variable. Strategi
pengendalian biaya untuk proses strategi biaya variable sering kali berbeda
dalam hal substansi dengan startegi pengendalian biaya yang disesuaikan,
seperti aplikasi biaya tetap.
5.
Pertimbangan-pertimbangan Rancangan
a.
Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan
komponen-komponen inti dalam mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal
yang penting bagi seorang manajer keuangan yang terbiasa untuk membuat
pertimbangan berdasarkan pada apakah hasil itu adalah baik atau buruk.
b.
Relevansi dengan Teori Agensi Teori agensi menyangkut persoalan “biaya” dimana
suati pendelegasian dengan asumsi keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak
jelas atau dipengaruhi secara bersama-sama agar menjadi tidak nyata.
c.
Pengelolaan Perubahan Pengelolaan
perubahan adalah sesuat yang penting dalam menentukan rancangan-rancangan
pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai
tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilema bisnis.
6.
Pengendalian dalam Era Pemberdayaan
Untuk melindungi perusahaannya,
para manajer senior didorong untuk mendefinisikan ulang bagaimana mereka
melaksanakan tugas-tugas mereka dan bagaimana mereka yakin bahwa bawahan dengan
bakat kewirausahaan tidak membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
a. System Pengendalian Diagnostik Salah satu tujuan utama system pengendalian
diagnostic adalah bertujuan untuk menghilangkan beban manajer terhadap
pengawasan yang konstan. Sekali tujuan ditetapkan, penghargaan akan didasarkan
pada tujuan tersebut.
b.
System Kepercayaan Perusahaan menggunakan system
kepercayaan selama bertahun-tahun dalam upayanya untuk menegaskan nilai-nilai
dan arah yang diinginkan oleh para manajer yang diterapkan oleh karyawannya.
c.
System Batasan System ini didasarkan pada prinsip
manajemen yang sederhana namun mendasar, yang dapat disebut sebagai kekuatan
pemikiran negative.
d.
System Pengendalian Interaktif System pengendalian interaktif merupakan system
informasi formal yang digunakan oleh para manajer untuk melibatkan diri secara
terus menerus dan secara personal dalam keputusan bawahan.
e.
Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian Para manajer senior yang mengatur arah dan strategi
perusahaan secara keseluruhan memastikan bahwa mereka memiliki cukup pengendalian
atas operasinya yang luas dengan menggunakan seluruh unsure pengendalian. Untuk
mengkomunikasikan nilai inti, mereka mengandalkan system kepercayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar