A.
Biaya dengan Fungsi Manajemen
1. Kategori
Biaya
Dalam suatu perusahaan manufaktur, biaya dibagi menjadi dua
kategori utama berdasarkan aktivitas fungsionalnya menjadi biaya manufaktur dan
biaya non-manufaktur yang juga sering disebut biaya beroperasi. Biaya
manufaktur merupakan seluruh biaya yang berhubungan dengan aktivitas pabrikasi
perusahaan. Biaya manufaktur dibagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
a. Bahan
Baku Langsung. Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang menjadi satu
bagian integral dari produk jadi. Contohnya adalah baja yang digunakan untuk
membuat rangka mobil dan kayu yang digunaka untuk membuat furniture..
b. Tenaga
Kerja Langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dilibatkan secara
langsung dalam pembuatan produk. Contohnya gaji dari pekerja perakitan pada
suatu lini perakitan dan gaji dari operator alat-alat mesin pada suatu pabrik.
c. Biaya
Overhead Pabrik. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai seluruh biaya manufaktur, kecuali bahan baku langsung dan kerja langsung.
Biaya
kulitas merupakan biaya yang terjadi karena mutu produk yang rendah atau untuk
mencegah agar mutu yang rendah tidak terjadi. Biaya ini nilanya cukup
signifikan, yaitu sering mencapai 20 sampai 25 persen dari nilai penjualan.
Subkategori dari biaya kualitas adalah biaya pencegahan, biaya penialian, dan
biaya kegagalan. Selain itu, Biaya non-manufaktur (biaya operasi) dibagi lagi
menjadi biaya penjualan serta biaya umum dan administrasi.
2. Pentingnya
Menejemen Biaya
Kebanyakan pendapat penjualan dalam suatu perusahan dihasilkan
dengan mengeluarkan biaya. Oleh karena itu, menejemen biaya adalah penting.
Anggaran biaya dan analisis biaya adalah salah satu cara mengendalikan dan
mengatur biayan guna memperbaiki laba bersih. Cara lain untuk memperbaiki laba
bersih adalah mengurangi biaya, tanpa memedulikan konsekuensinya. Tindakan ini
mungkin tidaklah bijaksana. Barangkali, cara yang paling baik adalah meninjau
setiap biaya (beban) dan melihat kontribusinya terhadap laba bersih, sementara
jika tidak beriklan juga akan menciptakan masalah, maka sebaiknya dilakukan
pemotongan terhadap biaya iklan. Satu dari cara terbaik untuk mengatur biaya
adalah memahami bahwa terdapat banyak jenis biaya. JIka satu biaya dapat
dikenali dari jenis biaya yang sadang dipertimbangkan, keputusan yang lebih
baik dapat dibuat.
B. Sistem Biaya Tradisonal Vs. Biaya Standar
1.
Sistem
Biaya Tradisional (Historis). Istilah
tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input pada
biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variabel
oleh unit produk atau jasa. Sistem biaya tradisional atau historis terutama
fokus pada identifikasi dan akumulasi biaya per unit produk atau jasa. Sistem
tersebut digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan data biaya harga pokok
penjualan atau jasa yang diberikan untuk
pelaporan keuangan eksternal namun, sistem biaya tradisional tidaklah sesuai
untuk penegendalaian manajemen yang efektif karena akumulasi biaya historis
semata-mata tanpa perbandingan dengan sasaran biaya yang telah ditentukan
sebelumnya tidak sesuai dengan konsep pengendalian kontemporer. Untuk
dapat memenuhi konsep pengendalian kontemporer serta untuk memotivasi manajer
dan karyawan, tujuan kinerja dan sasaran biaya perunit atau untuk periode masa
depan tertentu harus ditetapkan. Kinerja actual oleh pusat pertanggungjawaban
harus secara periodic dibandingkan dengan tingkat kinerja yang diinginkan.
Penyimpangan harus dicatat dan diinformasikan kembali kepada individu yang
berpkepentingan sehingga mendorong tindakan korektif yang segera. Untuk
menghindari respons yang disfungsional disarankan agar manajer segmen hanya
bertanggung jawab atas biaya yang dapat dipengaruhi oleh tindakan mereka. Oleh
karena itu, semakin jelas bahwa informasi yang diberikan oleh sistem biaya
tradisional tidak sesuai dengan tujuan pengendalian modern. Sistem tersebut
juga memberikan sedikit informasi yang bermanfaat untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan manajerial. Kelemahannya yang terbesar adalah sistem
tersebut berbaha karena mendorong respons yang tidak diinginkan dan deskrtuktif
ketika digunakan dalam mengevaluasi kinerja dari individu yang ditugaskan
melaksanakan berbagai aktivitas dalam batasan anggaran tersebut.
2.
Sistem
Biaya Standar. Dengan
mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasi mengadopsi"
sistem biaya standar". Sistem biaya standar mencerminkan pencampuran yang
potensial efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori
organisasi modern. Biaya Standar adalah sasaran biaya per unit produk atau jasa
yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah yang dikembangkan melalui studi teknik
dan akuntansi. Biaya standar mencerminkan estimasi terinci dan canggih mengenai
besarnya biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu atau menghasilkan suatu
produk tertentu. Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya Standar
adalah kapitalisnya untuk membandingkan, sebagai bagian dari arus data reguler
kinerja aktual dengan standar yang ditentukan sebelumnya dan untuk menyoroti
varian atau menguntungkan atau tidak menguntungkan antara kedua tingkat biaya
tersebut. Selainitu, Sistem biaya standar bahkan mampu menentukan penyebab dari
penyimpangan tersebut untuk menghasilkan manfaat pengendalian yang optimal dan mempertahankan
relevansi biaya standar harus diperbarui secara berkelanjutan.
Sistem
Biaya Standar dan Anggaran Fleksibel Terdapat hubungan yang penting antara penggaran fleksibel dan
sistem biaya standar. Taksiran sistem biaya standar mengiventarisasi sepanjang
periode pada jumlah anggaran fleksibel. Anggaran fleksibel adalah anggaran
biaya per unit dikalikan dengan jumlah unit aktual. Oleh karena itu, sistem
biaya standar menjawab pertanyaan seperti apa laporan laba rugi dan neraca akan
terlihat jika biaya-biaya dan input per unit harus direncanakan dengan tepat
pada tingkat output aktul yang dicapai
Kompatibilitas
dengan Konsep Teori Organisasi Modern Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang
sesuai dengan konsep teori organisasi modern, berikut langkah-langkah
pengendalian sebagaimana dijelaska oleh Edwin Caplain. a.
Penetapan
tujuan organisasi b. Penentuan
pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada setiap
organisasi. c.
Pengisian
staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang memiliki
kemampuan, motipasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk melalukan fungsinya.; d.
Penciptaan
jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit organisasi lainnya,
serta dimana perlu, lingkungan eksternal. e. Pengembangan
prosedur yang memastikan bahwa informasi yang mencukupi, relevan, dan tepat
waktu sepanjang jalur komunikasi. f. Desain
dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur dan mengevaluasi kinerja
dalam hal tujuan organisasin dan memberikan umpan balik mengenai penyesuaian
yang diperlukan dalam tujuan/atau kinerja.
Sistem biaya standar dirancang untuk
berfungsi secara simultan sebagai suatu sumber informasi, jalur komunikasi,
serta alat pengendalian dan evaluasi kinerja. Sebagai sumber informasi untuk
pusat pertanggungjawaban, sistem biaya standar menginformasikan kepada individu
yang bertanggung jawab mengenai harapan mereka dalam hal biaya. Sebagai jalur
komunikasi, sistem biaya standar menyebarkan tingkat biaya yang diharapkan dan
pencapaiannya. Pengendalian atas operasi dari pusat pertanggungjawaban dicapai
melalui laporan biaya standar periodik yang menyediakan umpan balik mengenai
hasil kinerja masalalu dan penyimpanannya dari standar kepada individu yang
tepat. Batas toleransi yang ditetapkan sebelumnya dapat didesain untuk
melalukan fungsi sebagai penyaring (filter), sehingga memungkinkan konsentrasi
pada area-area dimana varians adalah signifikan dan membenarkan perhatian
segera (menejemen berdasarkan pengecualian). Karena laporan kinerja diprogram
dimuka dengan memperhatikan kapan laporan tersebut akan disusun dan data apa
yang akan dikandung, maka sulit mengubur informasi yang penting.
C.
Perhitungan Biaya Langsung atau Biaya Variabel
1.
Filosofi
yang Mendasari
Semua
metode akuntansi biaya tradisional yang sesuai dengan konsep biaya tersebut
membebankan unit produk atau jasa dengan
biaya penuh.bahan baku lsngsung dan tenaga kerja langsung dibebankan langsung
keunit produk atau jasa, sementara overhead tetap dan variabel pada kebanyakan
kasus diserap berdasarkan estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang telah
ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda
dengan tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya, maka produsen
penyerapan akan menimbulkan penyerapan terlalu tinggi (overabsorption) atau
penyerapan terlalu rendah (underabsortion) atas overhead manufaktur(jasa).
Analisis pelengkap dibutuhkan untuk mengidentifikasikan berbagai kompenen yang
menyebabkan terjadinya penyerapan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Metode
akutansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead tertentu
akan tetap konstan tanpa memedulikan kuantitas dari unit yang dihasilkan atau
jasa yang diserahkan, sementara biaya overhead yang lainnya berfluktuasi
terhadap volume. Untuk mengatasi kekurangan ini, alat seperti penyusunan
anggaran fleksibel dan analisis biaya volume laba diperkenalkan.
2. Dorongan
Keperilakuan
Konsep,
prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran kinerja manajerial,
konsekuensinya, keputusan manajerial. Hal ini tidak selalu mengarah pada hasil
yang diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki bias yang terkandung di
dalamnya, yang memotivasi manajer untuk memilih alternative tindakan yang tidak
sesuai dengan kepentingan operasi dan/atau keuangan perusahaan.
Hawkins
menyatakan bahwa konsep, prinsip dan praktik akuntansi adalah bagus secara
keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, dan praktik tersebut :
a.
Menghambat
manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak menguntungkan
guna membenarkan adopsiatas suatu alternative akuntansi.
b.
Menghambat
adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya menciptakan ilusi
kinerja.
D. Pengendalian Biaya
Membagi biaya ke dalam komponen
variabel dan tetap memberikan dasar yang lebih baik untuk pengendalian biaya.
Hal tersebut memungkinkan penyusunan laporan laba rugi menggunakan margin
kontribusi yang menekankan pada pola perilaku biaya dan memberikan perincian
kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya yang dikomitmenkan dan biaya
diskresioner. Perbedaan ini penting bagi manajemen karena setiap jenis biaya
memerlukan prosedur pengendalian yang berbeda.
a. Biaya
teknik, meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overheadvariabel, seperti bahan bakar dan listrik.
b. Biaya
tetap yang dikomitmenkan atau biayakapasitas adalah “seluruh biaya organisasi
dan pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas) yang tidak
dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan
jangka panjang.
c. Biaya
diskresioner (juga disebut biaya terprogram) adalah :
a) Biaya
yang muncul dari keputusan periodik (biasanya tahunan) mengenai jumlah maksimum
yang akan dikeluarkan, dan
b) Biaya
yang tidak memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input (yang
diukur oleh biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau tujuan
lainnya).
E. Pengambilan Keputusan
Di samping menekankan perbedaan antara
biaya tetap dan biaya variabel serta memberikan informasi biaya diferensial
dalam situasi pengambilan keputusan tertentu, perhitungan biaya langsung atau
biaya variabel memberikan informasi penting lainnya kepada manajer. Beberapa
situasi pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut.
1.
Keputusan
Bauran Produk. Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai bauran produk, manajer
penjualan yang mengetahui margin kontribusi dari produk-produknyaakan jauh
lebih mampu untuk memutuskan produk yang akan didorong dan produk yang harus
dikurangi atau ditolerir hanya karena penjualannya menguntungkan produk lain.
Pada kasus sumber daya yang terbatas (seperti jam mesin, bahan baku), margin
kontribusi akan memberikan informasi kepada manajemen untuk memilih bauran yang
diharapkan dapat menghasilkan total kontribusi terbesar terhadap laba.
2. Penentuan
Harga Produk Baru
Produk baru umunya diterima di pasar hanya setelah diuji coba
secara ekstensif oleh perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri
tersebut. Untuk mendorong perusahaan-perusahaan guna menggunakan produk itu
secara percobaan, manajemen dapat menjualnya pada biaya variabel. Setelah
produk tersebut diuji coba secara mencukupi dan diterima oleh pemakai, produk
tersebut akan ditetapkan harganya pada biaya penuh plus mark-up yang konsisten
dengan tujuan laba perusahaan secara keseluruhan.
3. Penetrasi
Pasar
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk
penetuan harga ketika mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar
negeri) dengan produk yang sudah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi
persaingan yang semakin meningkat selama periode di mana permintaan menurun.
4. Penghapusan
Produk
Margin produksi akan membantu manajemen dalam menetukan apakah akan
menghentikan suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.
5.
Pesanan
Khusus
Perusahaan juga dapat dihadapkan
pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi tersebut dapat melibatkan
akomodasi untuk pelanggan istimewaatau persyaratan khusus untuk ukuran, metode
pengiriman, atau pengemasan.
6. Kampanye
Iklan dan Promosi
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat
meluncurkan kampanye iklan dan promosi khusus. Jika perusahaan menggunakan
sistem perhitungan biaya tradisional maka keputusan tersebut kemungkinan besar
hanya akan didasarkan pada perbandingan antar tambahan biayadengan prospek
peningkatan dalam volume penjualan.
7. Keputusan
Mengurangi Biaya
Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing, maka
manjemen akan mengetahui besarnya biaya variabel yang diperkenankan pada volume
overasi saat inijika tujuan laba tertentu harus dicapai. Pengetahuan ini akan
mendorong manajemen untuk waspada terhadap biaya serta memperkenalkan alat dan
prosedur untuk menghemat biaya.
F. Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi
Biaya yang di Pilih
Bagian ini akan menganalisis aspek keperilakuan dari
langkah-langkah akuntansi yang dipilih yang dapat memodiikasi dalam memicu respons
manusia yang disfungsional.
1.
Penetapan
Standar
Standar akan menghasilkan
perilaku pekerja yang efisien hanya jika standar tersebut diterima sebagai
tingkat aspirasi oleh individu untuk siapa standar pengendalian dan evaluasi
kinerja tersebut didesain. Roymond Miles dan Roger vern mengemukakan empat
prasyarat utama berikut bagi sistem pengendalian yang unggul secara
keperilakuan.
a. Standar
haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang menerimnya
sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer.
b. Orang-orang
harus merasa bahwa mereka memilih pengaruh dalam menetapkan tujuan mereka
sendiri.
c. Orang-orang
harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk variasi
normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
d. Umpan
balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi.
2.
Partisipasi
dalam Penetapan Standar
Michael Foran dan Don DeCoster
meringkas logika yang mendasari seluruh argument yang mendukung partisipasi
terjadi, “Jika seorang pekerja berpartisipasi dalam menetapkan standar
kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas terhadap standar
tersebut sehingga akan bekerja keras untuk mencapainya.” . Dalam salah satu
studi empiris, mereka menggunakan teori disonansi kognitif untuk mendapatkan
lebih banyak wawasan mengenai penyebab partisipasi lebih efektif dalam
penetapan standar kinerja. Teori disonasi kognitif terpusat pada tiga konsep
kunci, yaitu : kemauan, disonasi, dan komitmen. Dalam konteks penetapan
standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manjemen menginginkan komitmen
yang pasti terhadap standar, maka individu yang dikendalikan harus memiliki
pilihan ( kemauan). Ketika memilih sekelompok standar kinerja tertentu mereka
mengalami keraguan (disonasi) mengenai kebijaksanaan dari pilihan mereka.
3.
Standar
yang Ketat versus Standar yang Longgar
Untuk berfungsi sebagai alat
motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak terlalu ketat dan tidak terlalu
longgar. Standar yang ketat adalah tantangan yang berguna (penghargaan
intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi oleh kebutuhan akan
prestasi yang luar biasa. Bagi kebanyakan individu, standar yang terlalu ketat
dan kemungkinan kegagalan menimbulkan frustasi dan kecil hati. Kinerja mereka
akan mengalami penurunan lebih lanjut karena mereka berhenti melakukan
perbaikan. Semntara itu, standar yang longgar tidak memberikan manfaat
motivasional apapun karena standar tersebut begitu mudah dicapai. Jadi, mandor
dan manajer akan mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak berarti.
4.
Penyerapan
Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah
penyerapan overhead. Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap
dan variabel ke produk pada tariff estimasi yang didasarkan pada tingkat
kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan
berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka varians yangdibebankan
terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini juga
dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilh sebagai penyebut dalam penetuan
tariff tersebut. Tingkat kapasitas jangka panjang (kapasitas normal) akan
menghasilkan varians yang berbeda
dibandingkan dengan tingkat kapasitas jangka pendek (kapasitas yang secara
aktual dapat dicapai).
5.
Alokasi
Biaya Tidak Langsung
Dalam riset yang didukung oleh National
Associaton of accountants (NAA), James Fremgen dan Shu S.Lioa menemukan
bahwa perusahaan responden membedakan
dengan tegas dua jenis biaya tidak
langsung, yaitu biaya jasa korporat dan biaya administratif korporat.
a. Biaya
jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat
korporat dan berbagai pusat pertanggungjawaban.
b. Biaya
administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan kantor
korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat dan biaya korporat lainnya terjadi untuk
menjalankan perusahaan secara keseluruhan. Tidak ada hubungan yang jelas antara
biaya administratif ini dengan tingkat operasi dari berbagai pusat biaya
dan/atau laba di seluruh organisasi.
6.
Analisis
Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara
peiodik antara biaya aktual dengans asaran biaya yang sudah dietentukan
sebelumnya, baik dalam bentuk anggaran maupun bentuk standar. Perbandingan
tersebut juga akan menghasilkan sejumlah varians karena mustahil bahwa biaya
aktual yang terjadi akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen
operasional yang akan dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari
berbagai penyebab, bebrapa di antaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan,
smentara yang lain tidak dapat dijelaskan maupun dikendalikan.
7.
Keputusan
Investigasi Varians
Keputusan manajemen semata-mata bergntung
pada penilainnya atas signifkansi diskrepansi yang diamati. Varians ini
memiliki signifikansi pengendalian hanya jika varians tersebut berasal dari
penyebab yang dapat ditentukan, dengan kata lain tidak bersifat acak dan rentan
terhadap tindakan perbaikan.
8.
Aspek
Keperilakuan
Semua model akuntansi untuk investigasi
varians biaya didasarkan pada pandangan pengendalian struktural. Pandagan ini
lebih melihat pengendalian sebagai”mesin homostatis yang mengukur dirinya
sendiri”. pendukungnya tidak melihat perbedaan antara regulator mekanis dalam
suatu sitem sibernetika (seperti thermostat) dengan regulator manusia(sperti
pekerja, mandor atau manajer).
a.
Batas
pengendalian
Kisaran hasil kenerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer
adalah batasan pengendalian. Batasan ini menntukan mudah atau sulitnya sesorang
yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan
banyaknya ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali waktu. Tingkat toleransi
ini dapat memengaruhi kinerja aktual mereka. Komponen khusus dari kebijakan
pengendalian yang dapat memengaruhi respons manusia adalah faktor-faktor
seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis umpan balik, keketatan
pemaksaan,serta penghargaan dan sanksi yang terkait dengan kebijakan
pengendalian.
b.
Hasil umpan balik
Tidak seperti mesin,
informasi umpan balik mengenai kinerja manusia akan menimbulka perasaan
keberhasilan atau kegagalan dalam individu yang dikendalikan. Umpan balik
positif akan memberi tahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan
akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama. Umpan balik yang
negative tidak akan secara otomatis mendorong mereka untuk melakukan usaha yang
lebih besar, tetapi hal tersebut dapat secara perlahan-lahan akan menurunkan
tingkat aspirasi mereka serta mengikis tingkat usaha dan kinerja mereka.
c.
Keketatan
pemaksaan
Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan
tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat
menyegarkan individu-individu tertentu, tekanan tersebut dapat mengintimidasi
yang lain dan mnurunkan kinerja mereka yang sudah buruk lebih jauh lagi. Dalam
jangka panjang, pemaksaan yang longgar akan menrunkan motivasi individu untuk
berjuang bagi pencapaian tujuan.
d.
Struktur
penghargaan
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak
diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang
bahwa perubahan atau pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan
intrinsic maupun ekstrinsik.
sumbernya dari mana ya mba?
BalasHapusbacot ngentot
Hapusmbak klo boleh tau sumbernya dri mana yaa?
BalasHapus