Minggu, 23 Juli 2017

Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)



Abraham Maslow (1943-1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks, yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Setiap orang, tergerak untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu didorong oleh suatu kebutuhan. Diantara sekian banyak kebutuhan yang ada, ternyata ada sejumlah kebutuhan dasar bawaan yang perlu dipenuhi seseorang. Kebutuhan dasar bawaan ini sudah ada dari ribuan tahun yang lalu. zaman bisa saja berubah, tapi kebutuhannya tidak berubah. Hirarki kebutuhan yang Abraham Maslow buat bisa membantu menjelaskan bagaimana kebutuhan ini menjadi sebuah motivasi bagi diri kita. Logikanya, ketika seseorang memiliki suatu kebutuhan, maka ia bergerak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan itu kemudian menjadi motivasi bagi yang bersangkutan. Dan menurut Maslow, yang paling pertama menggerakan seseorang adalah kebutuhan untuk menjamin keberlangsungan hidup.
·         Kebutuhan Fisiologis
Motivasi paling dasar bukanlah uang, tapi bagi manusia kebutuhan paling dasarnya adalah kebutuhan untuk bertahan hidup. Seseorang perlu bernafas, makan, minum, tidur, buang air, dan lain sebagainya. Hal ini perlu diketahui oleh seseorang, karena sebelum ditemukan uang sekalipun seorang manusia tetap bisa memenuhi kebutuhan tersebut di atas. Sesungguhnya, terutama di Indonesia, kebutuhan seperti ini bukanlah hal yang sulit didapat. Normalnya, sumber makanan begitu mudah di dapat, sumber minuman begitu dekat, dan iklimnya relatif bersahabat. Hal ini berbanding terbalik dengan di beberapa negara di Afrika yang alamnya begitu kering.
·         Kebutuhan Rasa Aman
Setelah kebutuhan akan keberlangsungan hidup terpenuhi, seseorang terdorong untuk memenuhi rasa aman. Yang diinginkan adalah keamanan pada diri, kesehatan, barang kepemilikan dan lain sebagainya. Orang jaman dahulu, setelah memastikan bisa makan, minum, tidur, mereka akan memperhatikan tentang keamanan diri dan keluarganya. Itulah mengapa, sejumlah tempat tinggal dibuat dengan desain aman dari serangan predator. Misalnya saja rumah panggung, yang salah satunya dimaksudkan untuk keamanan diri. Orang purba pun jika memilih gua sebisa mungkin di tempat yang aman dari serangan predator. Di zaman sekarang, kebutuhan akan rasa aman ini berkembang. Misalnya saja manusia modern bergerak mencari rasa aman dalam pekerjaan. Terutama di Indonesia, pekerjaan menjadi pegawai pemerintah atau PNS menjadi sangat favorit bagi si pekerja, orang tua si pekerja atau (calon) mertua si pekerja.
·         Kebutuhan Cinta dan Pertemanan
Tahap berikutnya dalam hierarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan rasa sosial. Seseorang membutuhkan pertemanan, keluarga, dan keintiman. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial. Bahkan seorang Adam yang sudah menikmati surga, merasa kesepian karena tidak memiliki pasangan hidup. Bagi orang Indonesia, kebutuhan akan rasa sosial ini cukup menonjol. Mungkin dikarenakan hidup di Indonesia relatif mudah memenuhi kebutuhan tahap 1 dan 2 Maslow, maka orang Indonesia langsung masuk ke tahap 3 ini (Kirana, 2015).
·         Kebutuhan Penghargaan Diri
Kebutuhan akan penghargaan ini berkembang di tiap tahapan usia seseorang. Seorang remaja ingin sekali dihargai oleh orang tua dan kawannya sebagai orang yang keren, dewasa, dan semacamnya. Ternyata, semakin tua, kadang rasa ini semakin kuat. Jika seseorang sudah cukup dewasa, kebutuhan akan penghargaan ini akan dipenuhi oleh dirinya sendiri. Diri mereka sendirilah yang lebih dulu memberikan penghargaan dan penghormatan pada diri sendiri. Hal inilah yang kemudian menjadi sebuah kepercayaan diri. Sebuah kepercayaan diri yang sifatnya lebih kuat dan kekal, dibandingan kepercayaan diri yang didapat dari hal yang bersifat semu.
·         Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ini dia tahapan tertinggi dalam hierarki kebutuhan versi asli Maslow, kebutuhan akan aktualisasi diri. Sebagian besar manusia ingin hidup dan memberikan makna dalam hidupnya. Menurut Maslow, orang yang dalam tahap aktualisasi diri ini akhirnya mengenali dirinya dan berusaha hidup, memegang nilai-nilai, memecahkan masalah, menilai sesuatu, mengolah data informasi, berdasarkan apa yang dia yakini.
Dalam keseharianpun kita sering kali melihat perilaku seseorang dikarenakan ingin mengaktualisasikan diri. Ada orang yang melakukan sesuatu bukan untuk bertahan hidup, bukan untuk pemenuhan rasa aman, bukan pula untuk mencari teman, dan juga bukan pula karena ingin dihargai, namun lebih karena memang nilai yang ia yakini. Kesadaran masyarakat sebagai Wajib Pajak yang patuh sangat erat terkait persepsi masyarakat tentang pajak. Persepsi sangat berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak dalam membayar pajak, dan motivasi pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Perilaku patuh wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variable individu dan lingkungan, seperti yang dikemukakan oleh Gibson yang dikutip oleh Damanik (2011). Perilaku individu atau kelompok sangat dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Besarnya motivasi akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku (termotvasi, tanpa motivasi, dan apatis) dan kesesuaian dengan tujuan perilaku (efektif, tidak efektif).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Danau Tanralili ( Surga Di Kaki Gunung Bawakaraeng)

Sumb er: Dokum entasi Pribadi M e nd e ngar kata Gunung Bawakara e ng s e kilas akan t e rlintas angan t e ntang k e tinggian dan huta...