Abraham Maslow
(1943-1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan
pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang
memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal
dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar
sampai motif psikologis yang lebih kompleks, yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi. Setiap orang, tergerak
untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu didorong oleh suatu
kebutuhan. Diantara sekian banyak kebutuhan yang ada, ternyata ada sejumlah
kebutuhan dasar bawaan yang perlu dipenuhi seseorang. Kebutuhan dasar bawaan
ini sudah ada dari ribuan tahun yang lalu. zaman bisa saja berubah, tapi
kebutuhannya tidak berubah. Hirarki kebutuhan yang Abraham Maslow buat bisa
membantu menjelaskan bagaimana kebutuhan ini menjadi sebuah motivasi bagi diri
kita. Logikanya,
ketika seseorang memiliki suatu kebutuhan, maka ia bergerak untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Kebutuhan itu kemudian menjadi motivasi bagi yang
bersangkutan. Dan menurut Maslow, yang paling pertama menggerakan seseorang
adalah kebutuhan untuk menjamin keberlangsungan hidup.
·
Kebutuhan Fisiologis
Motivasi
paling dasar bukanlah uang, tapi bagi manusia kebutuhan paling dasarnya adalah
kebutuhan untuk bertahan hidup. Seseorang perlu bernafas, makan, minum, tidur,
buang air, dan lain sebagainya. Hal ini perlu diketahui oleh seseorang, karena
sebelum ditemukan uang sekalipun seorang manusia tetap bisa memenuhi kebutuhan
tersebut di atas. Sesungguhnya, terutama di Indonesia, kebutuhan seperti ini bukanlah
hal yang sulit didapat. Normalnya, sumber makanan begitu mudah di dapat, sumber
minuman begitu dekat, dan iklimnya relatif bersahabat. Hal ini berbanding
terbalik dengan di beberapa negara di Afrika yang alamnya begitu kering.
·
Kebutuhan Rasa Aman
Setelah
kebutuhan akan keberlangsungan hidup terpenuhi, seseorang terdorong untuk
memenuhi rasa aman. Yang diinginkan adalah keamanan pada diri, kesehatan,
barang kepemilikan dan lain sebagainya. Orang jaman dahulu, setelah memastikan
bisa makan, minum, tidur, mereka akan memperhatikan tentang keamanan diri dan
keluarganya. Itulah mengapa, sejumlah tempat tinggal dibuat dengan desain aman
dari serangan predator. Misalnya saja rumah panggung, yang salah satunya
dimaksudkan untuk keamanan diri. Orang purba pun jika memilih gua sebisa
mungkin di tempat yang aman dari serangan predator. Di zaman sekarang,
kebutuhan akan rasa aman ini berkembang. Misalnya saja manusia modern bergerak
mencari rasa aman dalam pekerjaan. Terutama di Indonesia, pekerjaan menjadi
pegawai pemerintah atau PNS menjadi sangat favorit bagi si pekerja, orang tua
si pekerja atau (calon) mertua si pekerja.
·
Kebutuhan Cinta dan Pertemanan
Tahap
berikutnya dalam hierarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan rasa sosial.
Seseorang membutuhkan pertemanan, keluarga, dan keintiman. Hal ini dikarenakan
manusia adalah makhluk sosial. Bahkan seorang Adam yang sudah menikmati surga,
merasa kesepian karena tidak memiliki pasangan hidup. Bagi orang Indonesia,
kebutuhan akan rasa sosial ini cukup menonjol. Mungkin dikarenakan hidup di
Indonesia relatif mudah memenuhi kebutuhan tahap 1 dan 2 Maslow, maka orang
Indonesia langsung masuk ke tahap 3 ini (Kirana, 2015).
·
Kebutuhan Penghargaan Diri
Kebutuhan
akan penghargaan ini berkembang di tiap tahapan usia seseorang. Seorang remaja
ingin sekali dihargai oleh orang tua dan kawannya sebagai orang yang keren,
dewasa, dan semacamnya. Ternyata, semakin tua, kadang rasa ini semakin kuat. Jika
seseorang sudah cukup dewasa, kebutuhan akan penghargaan ini akan dipenuhi oleh
dirinya sendiri. Diri mereka sendirilah yang lebih dulu memberikan penghargaan
dan penghormatan pada diri sendiri. Hal inilah yang kemudian menjadi sebuah
kepercayaan diri. Sebuah kepercayaan diri yang sifatnya lebih kuat dan kekal,
dibandingan kepercayaan diri yang didapat dari hal yang bersifat semu.
·
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ini dia
tahapan tertinggi dalam hierarki kebutuhan versi asli Maslow, kebutuhan akan
aktualisasi diri. Sebagian besar manusia ingin hidup dan memberikan makna dalam
hidupnya. Menurut Maslow, orang yang dalam tahap aktualisasi diri ini akhirnya
mengenali dirinya dan berusaha hidup, memegang nilai-nilai, memecahkan masalah,
menilai sesuatu, mengolah data informasi, berdasarkan apa yang dia yakini.
Dalam
keseharianpun kita sering kali melihat perilaku seseorang dikarenakan ingin
mengaktualisasikan diri. Ada orang yang melakukan sesuatu bukan untuk bertahan
hidup, bukan untuk pemenuhan rasa aman, bukan pula untuk mencari teman, dan
juga bukan pula karena ingin dihargai, namun lebih karena memang nilai yang ia
yakini. Kesadaran masyarakat sebagai Wajib Pajak yang patuh sangat erat terkait
persepsi masyarakat tentang pajak. Persepsi sangat berpengaruh terhadap motivasi
wajib pajak dalam membayar pajak, dan motivasi pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Perilaku
patuh wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variable individu dan lingkungan,
seperti yang dikemukakan oleh Gibson yang dikutip oleh Damanik (2011). Perilaku
individu atau kelompok sangat dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi adalah
dorongan yang dapat menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Besarnya motivasi
akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku (termotvasi, tanpa motivasi, dan
apatis) dan kesesuaian dengan tujuan perilaku (efektif, tidak efektif).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar