Sabtu, 15 Desember 2018

Teori Etika Teonom (Teonom Ethics Theory)

Pada dasarnya setiap teori etika yang ada memiliki kesamaan, kesamaan tersebut terletak pada kajian aspek moralitas, dimana moralitas hanya dikaji berdasarkan proses penalaran manusia tanpa ada yang mengakui atau mengaitkannya dengan kekuatan tak terbatas (Tuhan). Peschke S.V.D (2003) mengungkapkan keterbatasan akan teori-teori yang telah ada, dimana mereka tidak mengakui adanya kekuatan tak terbatas yaitu kekuatan Tuhan yang ada dibelakang semua hakikat keberadaan alam semesta ini. Oleh karena itu mereka keliru menafsirkan tujuan hidup manusia bukan hanya untuk memperoleh kebahagiaan yang bersifat duniawi saja. 
Teori etika teonom juga merupakan salah satu teori yang dilandasi oleh filsafat Kristen. Teori ini mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah (Matondang, 2015). Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan-aturan Allah sebagaimana telah dituangkan dalam kitab suci. Teori Teonom adalah salah satu aliran moral yang meletakkan dasar moralnya pada perintah Allah secara mutlak. Menurut aliran ini Perintah Allah mutlak dijalankan oleh semua orang tanpa pengecualian. Dalam tradisi agama abramik ini, Allah sendiri menawarkan suatu hukum yang sifatnya harus ditaati. Pada dasarnya Tuhan tidak memaksa manusia untuk menerima hukum-hukum yang Ia tawarkan, karena manusia diciptakan secara bebas tetapi secara mendasar, teori ini mengajarkan bahwa benar secara moral apabila sesuai dengan perintah Allah, salah secara moral apabila tidak sesuai Allah, dan sifatnya wajib atau mengikat bila diperintahkan Allah.
Etika ini terdiri dari dua macam, yaitu Etika Teonom Murni dan Etika Hukum Kodrat. Etika teonom murni mengajarkan bahwa tindakan dikatakan benar ( baik ) bila sesuai dengan kehendak Allah, dan dikatakan salah (buruk) apabila tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Menurut teori ini Allah sama sekali bebas dalam menentukan apa yang harus kita anggap buruk. Tugas manusia dalam hal ini adalah menerima apa yang diajarkan Allah terhadapnya jangan sampai berpikir sendiri karena pikirannya tidak berdaya. Sedangkan etika hukum kodrat mengatakan bahwa baik dan buruk ditentukan oleh Allah semata-mata. Sesuatu dikatakan benar jika sesuai dengan tujuan manusia atau sesuai dengan kodrat manusia. Thomas Aquinas, salah seorang tokoh teori ini mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia karena Allah menghendaki agar manusia ada. Dikatakan bahwa kodrat manusia mencerminkan kehendak Allah Sang Pencipta. Karena itu manusia tinggal bertindak sesuai dengan kodratnya yang baik baginya. Dengan demikian, ia sekaligus memenuhi kehendak Allah.  Ada sisi perbedaan teori ini dengan dua teori sebelumnya. Dalam teori teonom yang menjadi ukuran adalah ketentuan dan kehendak Tuhan, sehingga dengan sendirinya sumber ajarannya termaktub dalam kitab suci masing-masing. Dalam keyakinan agama samawi, Tuhan tidak memberi wahyu kepada semua orang, namun hanya diberikan kepada makhluk pilihan-Nya yang disebut Nabi atau Rasul. Kepada orang-orang terpilih inilah Tuhan menurunkan kitab suci-Nya sebagai petunjuk kepada masing-masing umatnya.
Bila pemikiran etika hanya dikaitkan dengan tujuan manusia yang berorientasi duniawi yang bersifat terbatas maka akan tampak bahwa ajaran moral etika tersebut akan selalu bersifat relatif.  Moralitas dikatakan bersifat mutlak hanya bila moralitas itu dikaitkan dengan tujuan tertinggi manusia. Segala sesuatu yang bersifat mutlak tidak dapat diperdebatkan dengan pendekatan rasional karena semua yang bersifat mutlak melampaui tingkat kecerdasan rasional yang dimiliki manusia. Terlepas dari manusia mengakui adanya Tuhan atau tidak, setiap manusia telah diberikan potensi kecerdasan tak terbatas yang melampaui kecerdasan rasional. Tujuan tertinggi umat manusia hanya dapat dicapai apabila potensi kecerdasan tak terbatas ini dimanfaatkan (Agoes dan Ardana. 2009)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Danau Tanralili ( Surga Di Kaki Gunung Bawakaraeng)

Sumb er: Dokum entasi Pribadi M e nd e ngar kata Gunung Bawakara e ng s e kilas akan t e rlintas angan t e ntang k e tinggian dan huta...