A.
Definisi
Audit Produksi Dan Operasi
Audit operasional terhadap fungsi produksi atau
sering disebut dengan audit produksi merupakan suatu bentuk audit yang
dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
efektivitas kegiatan dibidang produksi. Selain itu, produksi juga berfungsi
untuk mengukur seberapa baik manajemen menjalankan fungsi perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan produksi dan seberapa
efektifkah manajemen dalam membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan
produksi yang telah ditetapkan.
Menurut Bayangkara (2008:177), audit produksi
melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi
dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan
(ekonomis, efektif, dan efisien). Beberapa alasan yang mendasari perlunya
dilakukan audit produksi, antara lain:
1.
Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat
diperbaiki
ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat
diperbaiki
3.
Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
4.
Pendekatan proaktif haras menjadi dasar dalam peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif
hams mendapat dorongan dan dukungan dari
berbagai pihak yang terkait.
berbagai pihak yang terkait.
B. Prinsip Prinsip
Umum
Beberapa prinsip umum yang memberikan panduan
terhadap pelaksanaan audit ini, dapat menjadikan pedoman oleh auditor dalam
menjalankan tugas profesinya. Prinsip- prinsip itu antara lain :
1.
Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan operasi
yang berjalan sudah sesuai dengan criteria yang ditentukan atau tidak.
2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan menganalisis data yang cukup, dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan criteria yang ditetapkan.
2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan menganalisis data yang cukup, dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan criteria yang ditetapkan.
3. Auditor harus mengklarifikasi
ketidaksuaian yang terjadi antara aktivitas produksi dan operasi dengan
kebutuhan criteria (standart) yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi
untuk peningkatan.
C.
Tujuan
dan Manfaat Audit Produksi
a.
Tujuan
Tujuan pelaksanaan audit produksi menurut Bayangkara
(2008:178) adalah untuk mengetahui:
1.
Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan
(pasar).
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah secara cermat
menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan
ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan
kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang
yang dimiliki perusahaan.
(pasar).
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah secara cermat
menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan
ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan
kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang
yang dimiliki perusahaan.
4.
Apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien.
5. Apakah penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung
berjalannya proses secara ekonomis, efektif, dan efisien.
6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas dan operasi telah berjalan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannya produk
yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan waktu yang telah ditetapkan.
7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah
melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah
ditetapkan perusahaan.
5. Apakah penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung
berjalannya proses secara ekonomis, efektif, dan efisien.
6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas dan operasi telah berjalan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannya produk
yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan waktu yang telah ditetapkan.
7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah
melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah
ditetapkan perusahaan.
b.
Manfaat
Audit fungsi produksi dan operasi dapat membantu
manajemen dalam menilai bagaimana fungsi produksi berjalan dalam mendukung
pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan, secara rinci manfaat yang
diberikan oleh audit produksi adalah sebagai berikut:
1.
Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang
ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan
kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan.
ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan
kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan.
2. Dapat memberikan informasi
tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi
dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan-hambatan yang
dihadapi.
3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai
tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.
4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta
kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi produksi
terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan-hambatan yang
dihadapi.
3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai
tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.
4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta
kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi produksi
terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
A.
Tahap
tahap Audit produksi dan operasi
Bayangkara (2008:178-180) menyebutkan tahap audit
produksi meliputi:
1. Audit Pendahuluan
1. Audit Pendahuluan
Audit
pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi
auditte. Pertemuan ini bertujuan untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan
rencana audit dan penggalian informasi umum tentang organisasi auditte, objek
yang akan diaudit, mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang
diterapkan pada proses produksi. Pada tahap ini auditor melakukan overview
terhadap perusahaan secara umum, produk yang dihasilkan, proses produksi yang
dijalankan, melakukan peninjauan terhadap pabrik(fasilitas produksi), layout
pabrik, sistem komputer yang digunakan dan berbagai sumber daya penunjang
keberhasilan fungsi ini dalam mencapai tujuannya. Hasil pengamatan pada tahap
audit ini dirumuskan ke dalam bentuk tujuan audit sementara.
2.
Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahap ini
auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang terjadi
pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan
dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir.
Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor melakukan
penilaian terhadap tujuan utama produksi dan operasi serta variabel-variabel
yang mempengaruhinya. Disamping itu, pada tahap ini auditor juga
mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan-gangguan
yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan
produksi. Review terhadap hasil audit terdahulu juga dilakukan untuk menentukan
berbagai tindakan korektif yang harus diambil.
3.
Audit Lanjutan (terinci)
Pada tahap ini
auditor melakukan audit lebih dalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas,
prosedur, catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan dengan produksi dan operasi.
Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan
penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang merupakan
kelemahan yang ditemukan auditor. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap,
relevan dan dapat dipercaya, auditor menggunakan daflar pertanyaan (audit
checlist) yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berwenang dan berkompeten
berkaitan dengan masalah yang diaudit. Dalam wawancara yang dilakukan, auditor
harus menyoroti keseluruhan dari ketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai
tindakan-tindakan korektif yang telah dilakukan.
4.
Pelaporan
Hasil dari
keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kertas kerja
audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan rumusan
rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai altematif solusi atas
kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajian
hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit
tersebut.
5. Tindak Lanjut
5. Tindak Lanjut
Rekomendasi yang
disajikan auditor dalam laporannya merupakan altematif perbaikan yang
ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan (kekurangan) yang masih
terjadi pada perusahaan. Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukan merupakan
bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Dalam rangka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-program perbaikan yang
dilakukan agar dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
B.
Ruang
Lingkup audik produksi dan operasi
Secara keseluruhan
ruang lingkup audit memuat :
a. Rencana
produksi dan operasi
Rencana produksi
dan operasi mengkomodasi rencana fungsi-fungsi bisnis lain, yang merupakan
penjabaran dari rencana pencapaian tujuanperusahaan secara keseluruhan. Rencana
ini menghubungkan kebutuhan pasar atas produksi yang dipersyaratkan, aktivitas
pengembangan dan rekayasa, kapsitas produksi, rencana persediaan, keuangan,
ketersediaan SDM, bahan baku, dn tingkat imbal hasil investasi yang
dipersyaratkan investor.
b. Produktivitas
dan peningkatan nilai tambah
Transformasi yang mengubah input menjadi output
elalu diikiuti dengan peningkatan nilai tambah. Nilai tmabh meliputi seluruh
usaha dalam meningkatkanmanfaat yang diperoleh baik oleh perusahaan maupun
pelanggan. Penerapan teknologi mutakhir, metode produksi dan inovatif dapat
meningkatkan efisiensi proses. Faktor terpenting dalam usaha peningkatan nilai
tambah adalah adanya komitmen untuk beroperasi secara efisien pada semua
tingkatan dalam perusahaan.
c. Pengendalian produksi dan operasi
Pengendalian
produksi dan operasi menyangkut pengamatan atas hubungan antara proses yang
berjalan dengan standar (kriteria) operasi yang telah ditetapkan. Pengamatan
untuk memandu proses agar tidak keluar dari standar operasi pencapaian tujuan
perusahaan, agar keseimbangan antara sumber-sumber daya yang tersedia dengan
permintaan total dapat dipertahankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar