A.
Pengertian inflasi dan Deflasi
Inflasi merupakan
Kecenderungan naiknya harga barang-barang secara umum dan terjadi secara terus
menerus. Kenaikan harga satu atau beberapa barang tidak dapat dikatakan bahwa
terjadi inflasi. Selain itu, apabila kenaikan harga barang terjadi secara
temporer, seperti menjelang hari raya misalnya, maka hal itu tidak dapat
dikatakan sebagai inflasi. Dengan naiknya harga barang-barang di satu sisi, hal
itu mengandung arti terjadinya penurunan nilai uang di sisi lain.
Deflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang
menunjukkan penurunan harga penjualan pasar akibat kemerosotan ekonomi. Menurut
definisi IMF, deflasi adalah suatu fenomena ekonomi yang terjadi akibat
berlangsungnya resesi panjang akibat penurunan harga penjualan pasar
kurang-lebih 2 tahun. Deflasi dapat dikatakan suatu gejala ekonomi yang
berbahaya, seperti halnya inflasi, karena terus meningkatkan situasi labil
terhadap faktor subjek ekonomi secara psikologi. Dan bagaikan resesi panjang
deflasi dapat pula menjatuhkan nilai aset sekaligus menghantam berbagai sektor
perekonomian. Pada deflasi, jumlah uang yang beredar dalam masyarakat terlalu
sedikit, sedangkan barang dan jasa tersedia secara melimpah sehingga kenaikan
secara tajam nilai mata uang dan peningkatan peranan uang tidak dapat
dihindarkan. Dalam keadaan deflasi, para penjual akan merasa tidak aman untuk
menahan persediaan barangnya terlalu lama, karena khawatir tingkat harga akan
terus menurun. Sebaliknya, pihak pembeli akan bersikap menunggu dengan harapan
harga akan lebih turun lagi.
B.Jenis-Jenis
Inflasi
Inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dalam
pengelompokan tertentu, antara lain:
1.
Berdasarkan Asalnya, Inflasi digolongkan menjadi dua yaitu :
a.
Inflasi yang berasal dari dalam Negeri ( Domestic Inflation ). yaitu
inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaan perekonomian baik
di sektor riil ataupun di sektor moneter di dalam negeri oleh para pelaku
ekonomi dan masyarakat.
b.
Inflasi yang berasal dari luar negeri ( Imported Inflation ), yaitu inflasi
yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga-harga komoditi di luar negeri (di
negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara yang
bersangkutan). Inflasi ini hanya dapat terjadi pada negara yang menganut sistem
perekonomian terbuka (open economy system). Dan, inflasi ini dapat
‘menular’ baik melalui harga barang-barang impor maupun harga barang-barang
ekspor.
Terlepas dari pengelompokan-pengelompokan tersebut, pada kenyataannya
inflasi yang terjadi di suatu negara sangat jarang (jika tidak boleh dikatakan
tidak ada) yang disebabkan oleh satu macam / jenis inflasi, tetapi acapkali
karena kombinasi dari beberapa jenis inflasi. Hal ini dikarenakan tidak ada
faktor-faktor ekonomi maupun pelaku-pelaku ekonomi yang benar-benar memiliki
hubungan yang independen dalam suatu sistem perekonomian negara. Contoh :
imported inflation seringkali diikuti oleh cost push inflation, domestic
inflation diikuti dengan demand pull inflation, dan sebagainya.
2.
Berdasarkan keparahannya, Inflasi apabila digolongkan berdasarkan
tingkat keparahannya dibedakan menjadi 4, yaitu :
a.
Inflasi Ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation), yaitu inflasi
yang lajunya kurang dari 10% per tahun, inflasi seperti ini wajar terjadi pada
negara berkembang yang selalu berada dalam proses pembangunan.
b.
Inflasi Sedang, Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10%
sampai 30% per tahun.Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan
ekonomi.Perlu diingat laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak
kenaikan harga.Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat yang
berpenghasilan tetap seperti buruh ,mulai turun dan kenaikan upah selalu lebih
kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga.
c.
Inflasi Berat, yaitu inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%.Kenaikan
harga sudah sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku
ekonomi yang memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.
d.
Inflasi Liar (hyperinflation ), yaitu inflasi yang lajunya sudah melebihi
dari 100% per tahun. Inflasi ini terjadi bila setiap saat harga-harga terus berubah
dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan
nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali
(Hyperinflastion).
3.
Berdasarkan Penyebabnya
Penggolongan inflasi
selanjutnya dapat dibedakan menurut penyebabnya yaitu itu tarikan permintaan
dan tarikan desakan ( tekanan ) biaya / produksi / distribusi. Secara singkat
sebab yang pertama ( tarikan permintaan ) lebih cenderung dipengaruhi dari
peran Negara dalam kebijakan moneter ( Bank Sentral ), sedangkan sebab yang
kedua lebih cenderung dipengaruhi dari peran Negara dalam kebijakan eksekutor
yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah misalnya Fiskal, kebijakan
pembangunan infrastruktur, regulasi, dan lainnya.
a. Tarikan permintaan
Hal ini terjadi akibat adanya permintaan total
yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar
sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat
harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan
permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan
terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap
faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume
likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga
disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral
dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai
dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
secara singkat tarikan permintaan ini terjadi
akibat adanya kenaikan pemintaan Agregat yang terlalu besar atau pesat
dibandingkan dengan penawaran atau produksi Agregat.
b.
Desakan biaya
Hal terjadi akibat adanya kelangkaan produksi
dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, meskipun permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia
dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi
nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting.
4.
Berdasarkan cakupan pengaruh terhadap harga
Inflasi juga dapat dibagi
berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang
terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu
disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila
kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut
sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila
serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus
berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama
disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali
(Hiperinflasi).
C.Sebab
Terjadinya inflasi dan Deflasi
1. Sebab Terjadinya
Inflasi
Demand Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena desakan
permintaan masyarakat akan barang dan jasa begitu kuat. Inflasi ini muncul
karena naiknya tingkat pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat cenderung
membeli barang dan jasa lebih banyak dari yang biasa mereka gunakan. Misalnya
seseorang yang biasa mengkonsumsi susu satu gelas sehari, karena pendapatnya
meningkat, maka konsumsi susunya juga meningkat menjadi 3 gelas sehari. Dengan
meningkatnya konsumsi atau pembelian, akan mendorong naiknya harga
barang-barang.
Cost-push Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan karena naiknya
biaya produksi. Misalnya terjadi kenaikan bahan bakar atau tuntutan buruh akan
kenaikan upah, dimana kedua hal itu merupakan bagian dari biaya produksi, maka
perusahaan pun akan menaikkan harga jual barang dan jasanya.
2. Inflasi
berdasarkan sumber terjadinya
Domestic inflation, yaitu inflasi yang berasal atau bersumber dari
dalam negeri; Misalnya pemerintah mengalami defisit anggaran belanja kemudian
pemerintah mencetak uang baru, sehingga jumlah uang beredar bertambah. Keadaan
ini akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat, bila penawaran barang tetap,
maka hal ini akan mendorong kenaikan harga barang-barang.
Imported inflation, yaitu inflasi yang berasal dari luar negeri.
Sebagai contoh adalah negara kita, dimana negara kita masih banyak mengimpor
bahan baku dan barang modal lainnya. Apabila harga barang-barang yang diimpor
itu naik, maka biaya produksi juga meningkat, yang akhirnya akan menaikkan
harga jual barang dan jasa.
Sebab Sebab
timbulnya inflasi
penyebab terjadinya
inflasi, yaitu antara lain :
a.
Naiknya permintaan masyarakat terhadap barang
dan jasa. Ketika pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri sipil(PNS), biasanya
diikuti dengan kenaikan permintaan barang dan jasa. Bila kenaikan besarnya
permintaan ini tidak diimbangi dengan penambahan volume barang dan jasa di
pasar, maka hal ini akan berakibat pada naiknya harga barang dan jasa. Kenaikan
gaji PNS ini pada dasarnya mengidikasikan adanya kenaikan jumlah uang yang
beredar. Jenis inflasi ini disebut demand-pull inflation
b. Kenaikan biaya produksi, Pada waktu pemerintah menaikkan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM), maka harga barang-barang di pasar juga akan
meningkat. Mengapa? Ka rena kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan biaya
produksi, akibatnya perusahaan juga menaikkan harga jual barang dan jasanya.
Disini terjadi cost-push inflation.
c. Defisit anggaran belanja (APBN). Defisit APBN yang ditutup
dengan percetakan uang baru oleh Bank Indonesia, akan berakibat pada
bertambahnya jumlah uang beredar, Dimana hal ini akan berdampak pada kenaikan
harga barang dan jasa.
d. Menurunnya nilai tukar rupiah. Menurunnya nilai tukar terhadap
valuta asing, seperti US dollar, Yen, Deutche Mark, akan berdampak pada semakin
mahalnya barang-barang produksi impor. Hal ini berakibat pada kenaikan biaya
produksi.
3. Sebab Terjadinya
Deflasi
Ada beberapa
hal yang dapat menjadi penyebab deflasi :
a. Menurunnya Persediaan Uang di Masyarakat. Menurunnya jumlah
persediaan uang di masyarakat ini cenderung disebabkan karena sebagian besar
masyarakat menyimpan uangnya di bank.
b.Meningkatnya Persediaan Barang. apabila permintaan barang
meningkat.Produsen cenderung terus meningkatkan produksinya pada saat kondisi
seperti itu.
c. Menurunnya Permintaan Akan Barang. Apabila permintaan akan suatu
barang menurun sedangkan produksi tetap dilakukan maka cenderung hal tersebut
akan menurunkan tingkat harga barang yang bersangkutan.
D. Kebijakan
Mengatasi Inflasi
Secara umum terdapat
dua kebijakan yang dilakukan untuk menekan laju inflasi diantaranya kebijakan
moneter, kebijakan fiscal dan kebijakan non moneter.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh
penguasa moneter biasanya bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang yang
beredar sehingga akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar yang pada
akhirnya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Ada beberapa macam
kebijakan moneter yaitu :
a.Politik Diskonto. Politik
diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi
peredaran uang dengan jalan menaikan dan menurunkan tingkat bunga.Dengan
menaikan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan
berkurang, karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di Bank dari pada
menjalankan investasi.Sebaliknya,Bank sentral akan menurunkan suku bunga jika
timbul deflasi (yang akan dibahas lebih dalam pada halaman berikutnya).Dengan
diturunkannya suku bunga diharapkan masyarakat akan menarik uangnya dari bank
karena bunga tidak memadai. Tindakan Bank Sentral selaku otoritas moneter untuk
mengubah tingkat bunga: a. Diskonto naik (tingkat bunga) maka dapat mengubah
kecenderungan masyarakat untuk menahan sejumlah uang yang beredar untuk di
simpan di Bank. b. Diskonto naik, maka
ongkos pinjaman naik. Bila bunga pinjaman semakin besar, maka ada kecenderungan
tertahannya kegiatan yang pembiayaannya berasal dari pinjaman kredit.
b.Kebijakan Persediaan
Kas (cash ratio policy). Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu
angka perbandingan minimum antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum
dengan jumlah uang giral (cek.giro dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank
yang bersangkutan.
c. Politik pasar
terbuka (Tight Money Policy),Untuk uang yang beredar, Bank sentral melakukan
tindakan untuk menjual surat berharga antara lainyang disebut Sertifikat Bank
Indonesia., Bila Bank sentral membeli surat-surat berharga dari lembaga
keuangan bank, adalah untuk menaikkan cadangan (reservoir) di bank-bank umum,
atau menaikkan likuiditas
2. Kebijakan Fiskal
a.Pengaturan
Pengeluaran Pemerintah. Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam
hal ini diharapkan penggunaan anggaran negara agar sesuai dengan
perencaan.Kalau pembelajaan Negara melampui batas yang telah ditentukan akan
mendorong terjadinya pertambahan uang yang beredar begitu juga sebaliknya.
b.Menaikan Tarif
Pajak. Saat terjadi inflasi uang beredar lebih banyak.Jumlah uang beredar
tersebut dapat dikurangi dengan jalan menaikan tariff pajak.Jika tariff pajak
dinaikkan uang yang dibelanjakan oleh masyarakat berkurang.Namun harus
diperhatikan agar tidak terjadi ketimpangan atau ketidakadilan perlu
diperhatikan golongan masyarakat mana yang dinaikkan pajaknya.
c.Mengadakan Pinjaman
Pemerintah. Pemerintah dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik dengan jalan
paksaan ataupun tidak,untuk mengurangi uang yang beredar di masyarakat.Cara
yang paling ampuh dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan
membekukan simpanan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank.Dapat juga
ditempuh dengan jalan memotong gaji pegawai negeri untuk di tabung.
3. Kebijakan
Non-Moneter
a.
Menaikan Hasil Produksi. Kenaikan hasil
produksi dapat memperkecil laju inflasi.Kenaikan hasil produksi dapat dilakukan
dengan cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan berakibat impor barang
meningkat.Pertambahan jumlah barang di dalam negericenderung menurunkan harga.
b.
Kebijakan Upah. Kebijakan upah adalah tindakan
menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji tidak sering dinaikan.Kenaikan gaji
dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada akhirnya menaikan
permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila hal ini
terjadi,maka akan menimbulkan inflasi.
Inflasi terus menggerus! memang udah saatnya pinter-pinter deh atur duit.. Baca artikel ini agar terhindar dari inflasi.
BalasHapusinvestasi yang aman dari inflasi
Sangat menarik https://www.cekaja.com/info/kartu-kredit-cicilan-nol-persen
BalasHapus