Minggu, 04 Desember 2016

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumtif Mahasiswa



A.      Teori Konsumsi
Konsumsi menurut Mankiw (2000) “Konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga konsumsi terdiri dari barang tidak  tahan lama (Non Durable Goods) adalah barang yang habis dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan dan pakaian. Kedua adalah barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang yang dimiliki usia panjang seperti mobil, televisi, alat –alat elektronik, Ketiga, jasa (Services) meliputi pekrjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan seperti potong rambut dan berobat kedokter”.
Menurut Samuelson & Nordhaus (1996) “Konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa akhir guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya”.
Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali (Nopirin,1997). Badan Pusat Statistik (2007) menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama.
James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi brtambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya. Kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya saving tidak begitu cepat.
B.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pola Konsumsi
Dalam teori ekonomi dijelaskan seseorang bertindak secara rasional dalam mencapai tujuannya dan kemudian mengambil keputusan yang konsisten dengan tujuan tersebut. Beberapa macam kebutuhan pokok manusia untuk bisa hidup secara wajar, yaitu: (1) Kebutuhan pangan atau kebutuhan akan makanan, (2) Kebutuhan sandang atau pakaian, (3) Kebutuhan papan atau tempat berteduh, (4) Kebutuhan pendidikan untuk menjadi manusia bermoral dan berbudaya, (5) Kebutuhan tersebut diatas merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk dapat hidup wajar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup, kita membutuhkan uang atau penghasilan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi pengeluaran konsumsi masyarakat, baik itu konsumsi barang tidak tahan lama, barang tahan lama, dan jasa.
C.      Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen terhadap suatu barang tertentu dapat dianalisa melalui teori nilai guna (utility theory). Nilai guna (utility) adalah kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang tertentu. Semakin tinggi kepuasan yang diperoleh dalam mengkonsumsi suatu barang tertentu, maka semakin tinggi nilai guna dari barang tersebut.


Penjelasan tentang perilaku konsumsi berkaitan dengan hukum permintaan yang menyebutkan bahwa jika harga suatu barang naik maka cateris paribus jumlah yang diminta konsumen terhadap barang tersebut akan turun, demikian juga sebaliknya bila harga tersebut turun maka jumlah yang diminta konsumen tersebut  akan naik .
Perilaku konsumsi di atas berupaya untuk mencapai kepuasan maksimum yang hanya akan dibatasi oleh jumlah anggaran keuangan yang dimilikinya. Dengan kata lain konsumen dapat mengkonsumsi apa saja sepanjang anggarannya memadai untuk itu, serta konsumen cenderung menghabiskan anggarannya demi mengejar kepuasan tertinggi yang bisa dicapainya demi mengejar kepuasan maksimum.
Menurut Joesron dan Fathorrozy (2003). Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas sementara sumber daya yang tersedia sangat terbatas, hal ini mengakibatkan manusia dalam memenuhi setiap kebutuhannya akan berusaha memilih alternatif yang paling menguntukan dirinya. Lebih lanjut ia katakan bahwa timbulnya perilaku konsumen karena adanya keinginan meperoleh kepuasan yang maksimal dengan berusaha mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya, tetapi mempunyai keterbatasan pendapatan.
            Sedangkan menurut Nugroho (2002). Perilaku Konsumen didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktifitas masing-masing individu yang dilakukan dalam rangka evaluasi, mendapatkan, penggunaan, atau mengatur barang-barang dan jasa.





D.      Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali (Nopirin,1997). Badan Pusat Statistik (2006) menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan.
Pengeluaran konsumsi masyarakat dapat dijadikan salah satu perbedaan antara masyarakat yang sudah mapan dan yang belum mapan, atau antara negara maju dan negara berkembang. Pengeluaran konsumsi masyarakat yang belum mapan biasanya didominasi oleh konsumsi kebutuhan pokok atau kebutuhan primer (kebutuhan makanan), sedangkan pola konsumsi masyarakat yang sudah mapan cenderung lebih banyak teralokasi kedalam kebutuhan sekunder atau bahkan tersier (kebutuhan non makanan).
Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah nilai belanja yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhanya dalam satu tahun tertentu.  Pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, membiayai jasa angkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhanya, dan pembelanjaan tersebut dinamakan konsumsi.
Seperti halnya rumah tangga mahasiswa juga melakukan konsumsi. Pengeluaran konsumsi mahasiswa merupakan nilai belanja yang dilakukan mahasiswa untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya. Secara garis besar kebutuhan mahasiswa dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu kebutuhan makanan dan non makanan.


Dengan demikian pada tingkat pendapatan tertentu, mahasiswa akan mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Konsumsi makanan adalah pengeluaran yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan, yaitu makanan pokok, protein hewani, sayur-sayuran, buah-buahan, jajanan, dan kelompok kebutuhan lain-lain (teh,kopi, gula, minyak goreng,bumbu-bumbu dapur dan lain-lain) yang diukur dalam kalori. Sedangkan konsumsi non makanan adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan di luar bahan makanan yaitu berupa transportasi, komunikasi (pulsa dan biaya akses internet), entertainment (seperti pembelian baju, aksesoris, dan lain sebagainya), dan perlengkapan perkuliahan (seperti pembelian buku, fotocopy untuk tugas dan materi kuliah, biaya untuk menjilid tugas dan print tugas, perlengkapan alat tulis seperti pulpen, kertas, stabilo dan lain sebagainya).
Pengeluaran konsumsi mahasiswa tersebut pasti tergantung tempat tinggal mahasiswa, lama waktu yang digunakan untuk kuliah, pendapatan mahasiswa, tempat tinggal mahasiswa, dan jenis kelamin.
E.       Pengaruh Pendapatan Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Pendapatan mahasiswa berasal dari orangtua mahasiswa, dan beasiswa. Pendapatan mahasiswa bisa berasal dari uang saku dari orang tua, dan beasiswa (jika penerima beasiswa). Yang dimaksud dengan uang saku dari orangtua adalah uang saku yang diterima setiap bulan atau setiap minggu, dari uang saku inilah yang selanjutnya mahasiswa gunakan dalam memenuhi kebutuhan mereka untuk selanjutnya mereka alokasikan kepos-pos pengeluaran konsumsi mereka baik itu konsumsi makanan dan non makanan.
Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh di pengaruhi oleh kekuatan pendapatan. Fungsi konsumsi menurut Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan, dan bukan hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan konsumsi nominal.
Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya diikuti dengan peningkatan pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi dan tempe goring, ketika mendapat pendapatan yang besar akan meninggalkan nasi dan telur dan menggantinya dengan nasi dan ayam seumpamanya. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat pendapatan tambahan lainnya.
Maharani dalam penelitiannya mengatakan bahwa besarnya uang saku memberikan  perbedaan yang signifikan untuk konsumsi mahasiswa. Artinya tingkat pendapatan yang diperoleh mahasiswa akan mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi mahasiswa. Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka akan semakin besar pula pengeluaran konsumsi mahasiswa

F.       Pengaruh Lama Kuliah Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institute atau universitas.
Penyelenggara pendidikan di Universitas menganut  System Kredit Semester (SKS) yaitu suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program. Sistem ini memungkinkan mahasiswa merencanakan pendidikannya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk perencanaan ini mahasiswa diwajibkan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) sesuai dengan kalender akademik dibawah bimbingan seorang Penasihat Akademik (PA) yang ditetapkan oleh pimpinan fakultas .



Berkaitan dengan konsumsi, jika waktu yang ditempuh mahasiswa untuk menjadi sarjana sangat lama maka pengeluaran konsumsi yang dikeluarkan mahasiswa untuk keperluan kuliah sehari-hari akan semakin besar. Mengingat semakin lama kuliah maka jumlah uang yang dikeluarkan untuk transportasi sehari-hari ke kampus akan semakin besar. Selain itu biaya untuk keperluan makan sehari-hari di kampus pun bertambah. Begitu pun sebaliknya semakin cepat mahasiswa mendapatkan gelar sarjana maka akan semakin sedikit pula pengeluaran konsumsi untuk keperluan kuliah, transportasi dan makan yang dikeluarkan.
G.      Pengaruh Tempat Tinggal Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Tempat tinggal dapat mempengaruhi konsumsi mahasiswa. Dalam hal ini bagi mahasiswa yang tinggal di kos dan tidak tinggal di kos jelas akan mempenngaruhi konsumsi mereka baik itu knsumsi makanan maupun konsumsi non makanan. Biaya kos merupakan biaya-biaya rutin yang dikeluarkan oleh mahasiswa untuk setiap periode. Biaya kos ini meliputi uang sewa kos per bulannya, pembayaran listrik, air dan segala keperluan yang berhubungan dengan tempat tinggal mahasiswa tersebut. Biaya kos ini hanya dikeluarkan oleh mahasiswa yang tidak tinggal bersama orangtua mereka dan tinggal di tempat kos.
Besarnya biaya yang keluar untuk keperluan kos ini akan mempengaruhi total pengeluaran konsumsi sehari-hari mahasiswa. Hal ini dikarenakan mereka harus menyisihkan pendapatan mereka untuk tidak dibelanjakan ke kebutuhan seperti makan, minum, dan perlengkapan kuliah melainkan untuk memenuhi kebutuhan kos yang harus rutin dikeluarkan setiap periode tertentu.
Semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk keperluan kos maka semakin kecil pengeluaran konsumsi mahasiswa yang dikeluarkan begitu pula sebaliknya semakin sedikit biaya sewa kos, pembayaran listrik, air dan transportasi maka semakin besar pengeluaran konsumsi mahasiswa untuk keperluan makan, minum, transportasi, entertain, dan komunikasi.
Maharani (2006) mengangkat judul “Perbandingan Pola Konsumsi Pada Kalangan Mahasiswa yang Indekos Di Kota Surakarta” menyatakan bahwa Dari pengolahan data diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan yang signifikan untuk kebutuhan transportasi, dan untuk kebutuhan lainnya jumlahnya hampir sama atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Pengeluaran mahasiswa kos untuk trasportasi berbeda-beda tergantung pada gender. Sementara untuk pengeluaran makanannya mahasiswa yang tinggal di kos cenderung mengeluarkan uang lebih banyak dibanding yang tidak tinggal di kos.
H.      Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Jenis kelamin memberikan pengaruh terhadap pengeluaran konsumsi hal ini bisa dilihat dari beberapa hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dari Indra Pratama dkk (2010) menyatakan perempuan lebih memilih mengkonsumsi junkfood dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan bagi perempuan junkfood lebih praktis dibandingkan mengolah makanan sendiri di rumah, sehingga tingkat konsumsi junkfood oleh perempuan lebih tinggi dari laki-laki yaitu 60%.
Maharani (2006) mengangkat judul “Perbandingan Pola Konsumsi Pada Kalangan Mahasiswa yang Indekos Di Kota Surakarta” menyatakan bahwa Dari pengolahan data diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan yang signifikan untuk kebutuhan transportasi, dan untuk kebutuhan lainnya jumlahnya hampir sama atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Sedang menurut penelitian Rahmatia mengatakan bahwa pola konsumsi wanita pekerja untuk kelompok pengeluaran KRT secara umum konsisten sebagai kebutuhan Pokok. Pola konsumsi DRT yang seharusnya termasuk komoditas luks, namun kelihatannya bagi rumahtangga wanita pekerja perkotaan adalah juga merupakan kebutuhan pokok dengan elastisitas pendapatan yang relatif inelastis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Danau Tanralili ( Surga Di Kaki Gunung Bawakaraeng)

Sumb er: Dokum entasi Pribadi M e nd e ngar kata Gunung Bawakara e ng s e kilas akan t e rlintas angan t e ntang k e tinggian dan huta...