A.
Analisis Time Series
Dalam analisis keuangan,
analisis terhadap data histori diperlukan untuk melihat tren-tren yang mungkin
timbul. Kemudian kita bisa menganalisis apa yang terjadi dibalik tren-tren
angka tersebut. Data histori perusahaan sebaiknya juga dibandingkan dengan data
historis industri untuk melihat apakah tren suatu perusahaan bergerak relatif lebih
baik terhadap tren industri. Dalam analisis time series perubahan-perubahan struktural yang akan berpengaruh terhadap angka-angka
keuangan harus diperhatikan. Berikut ini beberapa
perubahan struktural yang akan mempengaruhi tren keuangan suatu perusahan:
1.
Peraturan
Pemerintah
2.
Perubahan
Kompetisi
3.
Perubahan
Teknologi
4.
Akuisisi
dan merger
Jika dalam perubahan semacam itu,
seorang analisis mempunyai beberapa alternatif analisis. Misalkan analisi
menganalisi industri perbankkan dan ia tau bahwa ada deregulasi perbankan
sekitar tahun 1988, analisi bisa membagi periode analisis ke dalam dua periode
yaitu periode sebelum dan sesudah deregulasi. Kemudian analisis menggunakan
data-data sesudah tahun 1988 untuk memproyesikan kondisi keuangan pada masa
mendatang. Sebaliknya,
misalkan analis mengamsumsikan bahwa deregulasi semacm itu merupakan hal yang
biasa dalam bisnis perbankan, seorang analis bisa menggunakan data-data untuk
semua periode (periode sesudah dan sebelum deregulasi)untuk memproyeksikan
kondisi keuangan perusahaan pada masa mendatang. Tetapi kalo semacam deregulasi
semacam di atas merupakan kebijakan yang jarang dan merupakan kejadian yang
luar biasa, pembagian metode analis ke dalam dua periode, yaitu sebelum dan
sesudah deregulasi, merupakan cara yang lebih realistis.
Time Series
Indeks Teknik ini bisa menggunakan angka indeks bisa
juga angka-angka yang ada dalam laporan keuangan disusun dan disajikan dalam
rentang waktu berseri misalnya 5 atau 10 tahun. Jika laporan ini dikonvensi
menjadi angka indeks maka menjadi laporan indeks berseri. Semua laporan
keuangan yang dibandingkan secara berseri dikonvensikan ke indeks. Untuk
menentukan indeks ini maka perlu untuk terlebih dahulu menentukan tahun dasar.
Tahun dasar ini dipilih menurut kriteria tertentu misalnya dipilih tahun
pendirian sebagai tahun dasar atau tahun tertentu yang bisa dijadikan sebagai
suatu moment penting agar kita lebih mudah dan lebih cepat melakukan
perbandingan dengan indeks tahun lainnya.
Analisa trend ini bertujuan untuk mengetahui tendensi atau
kecenderungan keadaan keuangan suatu perusahaan di masa yang akan datang baik
kecenderungan naik, turun, maupun tetap. Teknik analisa ini biasanya
dipergunakan untuk menganalisa laporan keuangan yang meliputi minimal 3 periode
atau lebih. Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan
melalui rentang perjalanan waktu yang sudah lalu dan memproyeksi situasi masa
itu ke masa yang berikutnya. Berdasarkan data historis itu, dicoba melihat
kecenderungan yang mungkin akan muncul di masa yang akan datang. Analisa trend
ini bermanfaat untuk menilai situasi “trend” perusahaan yang telah lalu serta untuk
memprediksi “trend” perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan garis trend
yang sudah terjadi itu.
Untuk melakukan
analisa trend series berindeks (untuk hal-hal tertentu bisa dipakai dalam
teknis trend) ini maka dapat melakukannnya melalui Metode statistik dengan cara
menghitung garis trend dari laporan keuangan beberapa periode dan Menggunakan
angka indeks. Dalam bab ini kita menggunakan metode angka indeks.
Langkah-langkah untuk melakukan analisa trend berindeks ini adalah sebagai
berikut :
1.
Menentukan
tahun dasar. Tahun dasar ini ditentukan dengan melihat arti suatu tahun bisa
tahun pendirian, tahun perubahan, atau reorganisasi, dan tahun bersejarah
lainnya. Pos-pos laporan keuangan tahun dasar dicatat sebagai indeks 100.
2.
Menghitung
angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan angka pos laporan keuangan
tahun dasar sebagai penyebut.
3.
Memprediksi
kecenderungan yang mungkin bakal terjadi berdasarkan arah dan kecenderungan
historis pos laporan keuangan yang dianalisa.
4.
Mengambil
keputusan mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan itu.
B.
Analisis Data Keuangan
Dalam analisis time series, perhatian terhadap data histories (ex-post)
sering digunakan untuk melihat pola-pola yang sistematik terhadap data
tersebut. Dalam konteks analisis histories semacam itu, analisis mempunyai
pilihan yang banyak terhadap faktor-faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi
suatu variable. Dalam konteks analisis masa mendatang (ex-ante) seperti forecasting,
pilihan seorang analisis menjadi serba terbatas. Seorang analisis tidak tahu
pasti beberapa nilai faktor-faktor di atas, dia harus memperkirakan nilai
tersebut sebelum memperkirakan nilai variable yang diteliti tersebut. Analis
tersebut terpaksa harus memfokuskan pada beberapa variable saja yang lebih
sedikit dan bisa diperkirakan lebih pasti. Analisis time series klasik
biasanya memfokuskan pada analisis musiman.
Data-data seperti
penjualan mencerminkan empat macam faktor
1.
Trend Trend merupakan
pergerakan time-series dalam jangka panjang, bisa merupakan trend naik atau
turun. Diperlukan waktu 15 – 20 th untuk melihat pola tren tersebut. Tren
tersebut bisa dipengaruhi oleh perubahan jumlah penduduk, perubahan tehnologi
dll.
2. Siklus Siklus merupakan fluktuasi bisnis dalam jangka
yang lebih pendek 2 – 10 th. Belum ada penjelasan yang memuaskan terhadap
timbulnya fluktuasi siklus. Lamanya dan besarnya fluktuasi juga sangat beragam
dari perusahaan ke perusahaan dan dari industri ke industri. Fluktuasi siklus
bisnis muncul dalam jangka waktu menengah 2 – 10 tahun. Pengaruh siklus dapat
dilihat dengan persentase trend yang dirumuskan sbb: Di mana Y merupakan data tahunan yang sesungguhnya, dan Yt merupakan data tren yang dihitung
berdasarkan persamaan trend.
3.
Musiman Musiman
merupakan fluktuasi yang terjadi dalam lingkup satu tahun. Ada beberapa
penyebab timbulnya fluktuasi musiman, misalnya karena peristiwa tertentu
(lebaran, tahun baru), karena cuaca ( musim hujan, kemarau). Analisis musiman
akan bermanfaat pada beberapa situasi. Pertama apabila analis ingin melihat
pengaruh musiman dan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan tertentu. Misalnya ia menggambarkan penjualan
tahun depan sebesar 400 juta, dan mempunyai indeks musiman dengan data triwulan
untuk yang pertama 0,97, untuk yang kedua 1,1, ketiga 0,85. Ke empat 1,08,
analis bisa mengalokasikan anggaran penjualan tahun mendatang ke dalam
triwulanan berikut ini.
Triwulan I : 0,97 x 100.000.000 =
97.000.000
Triwulan II : 1,10 x 100.000.000 = 110.000.000
Triwulan III : 0,85 x 100.000.000 =
85.000.000
Triwulan IV : 1,08 x 100.000.000 = 108.000.000
Total Anggaran Penjualan = 400.000.000
Kedua, apabila
analis ingin menghilangkan pengaruh musiman untuk melihat pengaruh trend, siklus dan ketidakteraturan secara lebih
jelas. Dalam analisis
keuangan, analisis terhadap data historis diperlukan untuk melihat tren-tren
yang mungkin timbul. Kemudian kita bisa menganalisis apa yang terjadi dibalik
tren-tren angka tersebut. Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan
dengan data historis industri untuk melihat apakah tren suatu perusahaan
bergerak relatif lebih baik terhadap tren industri.
4.
Ketidakteraturan Fluktuasi semacam ini disebabkan karena
faktor-faktor yang munculnya tidak teratur, dalam jangka waktu pendek. Misalnya
gudang perusahaan terbakar, akibatnya keuntungan perusahaan pada periode itu
terpengaruh.
C.
Mengukur Trend an Model Time Series
Trend suatu
data dapat dilihat dengan cara menggambar dengan tangan Atau dengan Menggunakan model matematika (metode least
square). Umumnya, Dua orang dengan data yang sama, bisa menghasilkan garis tren
yang berlainan. Demikian seorang analis apabila menggambarkan dua kali pada
waktu yang berbeda, dengan menggunakan data yang sama, bisa menghasilkan garis
trend yang berlainan. Cara semacam ini menimbulkan masalah apabila teknik
kuantitatif akan digunakan untuk analisis lebih lanjut.
Model times
series dapat dirumuskan sbb:
Yt = a + bX ,
a dan b dapat
dihitung sebagai berikut:
a = E ( Y ) – b E ( X )
Trend Sebagai Proyeksi Masa Depan Untuk memakai
persamaan trend sebagai proyeksi masa depan, seorang analis harus hati-hati
terhadap asumsi yang digunakan. Trend garis lurus mengasumsikan
perkembangan yang konstan untuk masa-masa yang akan mendatang. Padahal beberapa
situasi, penjualan tumbuh merambat pada periode berikutnya. Misal suatu produk
baru diluncurkan, pertumbuhan pada awal periode akan sangat cepat. Kemudian
memasuki tahap kedewasaan, pertumbuhan tersebut akan semakin melambat.
D.
Kegunaan Lain Analisis Time Series
Analisis time-series juga penting dalam berbagai konteks
non-peramalan seperti:
a.
Evaluasi kinerja manajemen
dimana yang menjadi perhatian penting adalah persentase perubahan laba yang
disebabkan karena faktor-faktor berorientasi non-perusahaan.
b. Menguji dugaan bahwa manajemen “memanipulasi” laba untuk menghindari
pelanggaran persyaratan hutang dalam perjanjian pinjaman bank.
c. Mendesain komponen “profit sharing” dari rencana kompensasi eksekutif
dimana perhatian utama adalah sharing risiko antara manajemen dengan
pihak-pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan.
d. Keputusan manajemen dalam metode akuntansi alternatif dimana faktor penting
adalah variabiliats time-series dalam laba yang dilaporkan.
e. Litigasi dimana dugaan kelebihan laba dibuat dan perhatian utama adalah
menjelaskan sumber laba yang dilaporkan.
f. Litigasi dimana operasi bisnis diganggu oleh kebakaran atau pemogokan dan
estimasi laba harus dibuat yang terjadi “secara normal”.
E.
Masalah-masalah dalam
Menganalisis Data Keuangan Time-Series
1. Masalah perubahan struktural Suatu time-series bersifat statis ketika properti statistik (seperti mean
dan varian) pasti konstan sepanjang waktu. Perubahan struktural bisa
menyebabkan asumsi ini menjadi validitas yang dipertanyakan. Perubahan
struktural bisa dihasilkan dari faktor-faktor seperti: (1) perubahan karena deregulasi
pemerintah, (2) perubahan dalam kompetisi, baik dari produk lain atau dari
perusahaan baru, (3) pengembangan teknologi yang secara substansial mengubah
hubungan biaya-volume-laba, (4) akuisisi atau divestitures. Ada dua pertimbangan yang mengimbangi ketika perubahan struktural. Untuk
efisiensi estimasi, diperlukan ukuran sampel yang besar. Dalam time-series, ini
berarti kembali ke periode waktu yang lama. Analisis visual akan sering
mengidentifikasi kemungkinan masalah perubahan struktural. Analisis statistik
bisa digunakan untuk menguji secara formal persamaan varian subperiode dari
seri yang diuji.
2. Perubahan metode akuntansi
Periode waktu yang digunakan dalam model data akuntansi time-series
biasanya memiliki rentang dari 10 sampai 50 tahun untuk data tahunan dan 5
sampai 15 tahun untuk data interim. Perubahan akuntansi yang dimaksud disini
adalah perubahan sukarela atau diwajibkan oleh badan regulator. Opsi yang
tersedia dalam analisis time-series ketika terjadi perubahan akuntansi adalah sebagai
berikut:
a.
Opsi satu: jangan membuat
suatu penyesuaian pada asumsi bahwa perubahan bersifat immaterial atau bahwa
perubahan tersebut merupakan suatu respon tepat oleh manajemen terhadap
perubahan dalam lingkungan bisnis yang melandasi.
b.
Opsi dua: menyimpan semua
pengamatan dalam time-series, namun membuat penyesuaian sehingga suatu kumpulan
aturan akuntansi secara konsisten digunakan pada time-series.
c.
Opsi tiga: hanya menguji
pengamatan dalam time-series yang berasal dari metode akuntansi yang sama. Opsi
ini bisa dihasilkan hanya satu tahun pengamatan jika terdapat perubahan
berulang yang diwajibkan oleh badan regulator atau secara sukarela dibuat oleh
manajemen.
3. Masalah klasifikasi akuntansi
Perusahaan memiliki fleksibelitas yang bisa dipertimbangkan pada waktu dari
beberapa kejadian dan dalam klasifikasi yang digunakan untuk menyajikan
kejadian tersebut dalam laporan keuangan. Seorang analis mungkin berharap
mengadopsi bentuk yang berbeda dari waktu atau klasifikasi kejadian dari yang
disajikan dalam laporan keuangan.
4.
Perlakuan pengamatan
ekstrem Alat-alat time-series
terdiri dari stationarity, differencing, submartingales, martingales, random
walk, fungsi autokorelasi, dan variasi sampel dan identifikasi model. Alat-alat
ini bisa sangat sensitif pada pengamatan ekstrem yang bisa terjadi dengan
financial series seperti laba bersih dan laba bersih pada ekuitas pemegang
saham. Secara empiris, pengamatan ekstrim lebih mungkin menjadi negatif
daripada positif.
F.
Pendekatan-pendekatan
Analisis Time-Series
Paling tidak ada tiga pendekatan untuk menganalisis data time-series
yang bisa digunakan, yakni:
1.
Pendekatan
Ekonomi. Pendekatan Ini bisa melibatkan
hipotesis ex ante mengenai bentuk sistematis yang diharapkan dalam data
time-series dan analisis ex post faktor-faktor kausal yang melandasi
perilaku time-series.
2. Pendekatan Visual. Ini melibatkan
plotting data dan selanjutnya mengkaji secara visual plot untuk suatu bentuk
sistematis.
3. Pendekatan Statistical. Ini
melibatkan penggunaan alat statistik seperti suatu autokorelagram untuk
mendeteksi bentuk sistematis dalam data.
Suatu segmen yang cukup
besar dari literature bermaksud untuk mengidentifikasi bentuk statistikal
sistematis dalam data keuangan time-series. Bentuk sistematis ini kemudian
dimodel dan bisa dieksploitasi untuk tujuan peramalan. Percobaan kecil dibuat
untuk memberikan suatu rasionalitas ekonomi untuk model statistik yang diuji.
G.
Analisis Ekonomi dari Data
Time-Series
1. Analisis Faktor Kausal Empat kategori penting
keputusan manajemen yang bisa mempengaruhi time-series dari angka-angka laporan
keuangan yang dilaporkan adalah: (1) keputusan gabungan bisnis, (2) keputusan
pendanaan, (3) keputusan operasional, dan (4) keputusan pelaporan keuangan.
Percobaan dalam laporan tahunan untuk mengukur secara detail dampak relatif
dari setiap faktor-faktor terdahulu (dan kemungkinan lain) adalah jarang.
2. Seasonality Ketidakpahaman mengenai
faktor-faktor yang melandasi angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan, bisa
mempermudah penarikan kesimpulan dari angka-angka tersebut. Sebagai ilustrasi,
asumsikan seorang analis mengamati bukti kuat dari bentuk musiman dalam laba
interim yang dilaporkan dan penjualan perusahaan. Kemungkinan sumber-sumber
dari bentuk musiman ini adalah: (1) pengaruh tanggal kejadian, (2) pengaruh
cuaca, dan (3) pengaruh siklus pelaporan. Dua teori perhitungan laba bersih
interim dengan seasonality yang berlawanan adalah teori integral dan teori
terpisah. Pada teori integral, setiap periode interim diperlakukan sebagai
suatu bagian integral dari tahun fiskal. Ramalan dibuat pada awal tahun fiskal
dan biaya-biaya dialokasikan berdasarkan prediksi (atau aktual) penjualan
setiap periode interim. Pada teori terpisah, setiap periode interim
diperlakukan sebagai periode pelaporan independen. Pengeluaran yang dikeluarkan
selama periode interim dicatat sebagai biaya periode tersebut.
3. Analisis ex post versus analisis ex ante Ketika mencoba mengikuti faktor-faktor, sangat berguna
untuk membedakan antara analisis ex post (memahami apa yang terjadi) dengan
analisis ex ante (meramalkan apa yang akan terjadi). Ketika analis menghadapi
ketidakpastian mengenai bagaimana faktor-faktor kausal berinteraksi, secara
khusus nilai aktual faktor-faktor kausal akan tersedia dalam analisis ex post.
Sebaliknya, nilai aktual dari faktor-faktor kausal tidak akan tersedia dalam
konteks ex ante.
4. Area intervensi manajemen potensial Terdapat banyak area dimana manajemen bisa secara sengaja
menyajikan secara salah waktu, jumlah, atau maksud dari transaksi atau kejadian
dalam laporan keuangan. Misalnya yang berhubungan dengan penjualan (waktu
faktur, pesanan palsu, penurunan mutu produk), dan berhubungan dengan biaya
(membagi faktur, mencatat pemabayaran dimuka sebagai biaya). Manajemen juga
bisa menggunakan transaksi substantive untuk mempengaruhi angka-angka laporan
keuangan yang dilaporkan, misalnya biaya riset dan pengembangan atau anggaran
eksplorasi.
5. Keputusan hukum dan regulator
Terdapat area abu-abu antara manajemen laba yang ekstrim (melalui praktik
bisnis) dan manipulasi laba (melalui cooking the book/paper
entrepreneurialism). Suatu analisis yudisial dan keputusan regulator adalah
salah satu cara untuk memperoleh wawasan dalam praktik, yang beberapa pihak
melihat sebagai bagian luar dari area abu-abu dan dalam area cooking the books.
6.
Big Bath Satu fenomena yang berhubungan dengan manajemen laba
disebut dalam beberapa label seperti big bath, clean sweep, clearing the decks,
dan housekeeping. Tema yang melandasinya adalah pada saat manajemen menghadapi
tahun kerugian, langkah tambahan diambil untuk menambah magnitude kerugian.
Hasilnya adalah penurunan besar pada laba yang dilaporkan dan diharapkan suatu
peningkatan laba yang akan dilaporkan pada tahun berikutnya.
Kepustakaan
Hanafi, Mamduh
M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis
Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
UPP-AMP YKPN.Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar