A. Teori Akuntansi Sektor Publik
Suatu teori perlu didukung dari berbagai riset yang didalamnya terdapat
hipotesa-hipotesa yang di ujikebenaranya. Teori memiliki 3 karakteristik,
yaitu:
1.
Kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability
to explain).
2.
Kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict).
3.
Kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given
phenomena).
Pada
dasarnya terdapat 3 tujuan dalam mempelajari teori akutansi, yaitu: Untuk
memahami praktek akuntansi yang ada saat ini; Mempelajari kelemahan dan
kekurangan dari praktek akuntansi yang saat ini di lakukan dan memperbaiki
praktek akuntansi yang akan datang.
Suatu
disiplin ilmu dapat di klasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu : ilmu murni
atau abstrak (abstract sciences), ilmu deskriptif (general
descriptive sciences), ilmu derivative (special derivative sciences),
ilmu sipnotis (synoptic sciences), dan ilmu terapan (appliend
sciences).Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan
dan dapat di andalkan terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor
publik. Hambatan tersebut adalah :
1.
Obyektivitas Obyektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan
yang relevan. Sering kali terjadi masalah obyektivitas laporan kinerja
disebabkan oleh adanya benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan
kepentingan stakeholder. Masalah obyektifitas juga dapat dijelaskan melalui
teori kontrak, menajemen menggunakan variable artivisial misalnya
denganpemilihan teknik akuntansi yang bisa menujukkan kinerja yang lebih baik
dan menggunakan variabel rill (transaksional) yang dilakukan dengan cara
melakukan manipulasi transaksi. Oleh karena itu, teknik akuntansi yang di gunakan
manajemen harus memiliki derajat obyektivitas yang dapat diterima semua pihak
yang menjadi stakeholder.
2.
Konsistensi Konsistensi mengacu pada penggunaaan metode atau teknik akuntansi yang sama
untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu
secara berturut – turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat di
bandingakan kinerjanya dari tahun ketahun.
3.
Daya banding Kendala daya banding terkait dengan obyektivitas arena semakin obyektif
suatu laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya, karena dengan
dasar yang sama akan dapat dihasilkan laporan yang berbeda. Adanya alternative
penggunaan akuntansi juga dapat menyulitkan tercapainya daya banding.
4.
Tepat waktu Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta untuk
menghindari tertundanya keputusan tersebut. Permasalahnya adalah semakin banyak
kebutuhan informasi maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan informasi tersebut.
5.
Ekonomis dalam penyajian laporan Kendala
ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang
diperoleh harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
laporan tersebut.
6.
Materialitas Suatu informasi di anggap material apabila
mempengaruhi keputusan atau jika informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan
keputusan yang berbeda.
B.
Perlunya Sistem Akuntansi Sektor Publik
1. Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang menyangkup pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Masis (1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar sistem akuntansi keuangan sebagai berikut :
a.
Identifikasi kegiatan
operasi yang relevan, hanya kejadian dan kegiatan ekonomi yang relevan saja
yang akan dicatat dalam system akutansi keuangan.
b.
Pengklasifikasi
kegiatan operasi secara tepat. Penentuan waktu pengakuan untuk setiap jenis
operasi (timing of recognition ). Pada prinsipnya, suatu operasi dapat dicatat
/diakui pada tahan tertentu dari proses transaksi.
c.
Adanya sistem
pengendalian untuk menjamin reliabilitas. Sistem pengendalian ini memiliki dua
komponen,yaitu :
1.
Komponen Formal Komponen formal adalah pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) :kesalahan
akuntansi akan dapat diketahui dan dilacak ketika jumlah sisi kredit tidak sama dengan sisi debit.
2.
Komponen SubStansial Merupakan mekanisme konflik kepentingan (conflict of interest) : kesalahan
akuntansi muncul ketika mempengaruhi secara negatif pihak ketiga.
Menghitung pengaruh
masing-masing operasi Terdapat beberapa kesamaan akuntansi keuangan baik
pada sektor publik maupun swasta. Sebagai contoh, pada kedua sektor tersebut
direkomendasikan untuk menggunakan sistem pembukuan berpasangan dalam mencatat
akun-akun transaksi. Akuntansi keuangan sektor publik terkait dengan tujuan dihasilkannya
laporan eksternal dan penghitungan biaya pelayanan. Oleh karena itu, akuntansi
keuangan sektor publik pada dasarnya berbicara masalah tujuan laporan keuangan
sektor publik, jenis laporan keuangan sektor publik, sistem akuntansi, standar
akuntansi keuangan sektor publik, jenis laporan keuangan sektor publik, standar
akuntansi keuangan sektor publik dan akuntansi biaya sektor publik. Akuntansi
biaya sektor publik sendiri bukan murni bagian dari akuntansi keuangan sektor
publik. Akutansi biaya sektor publik sendiri bukan murni bagian dari akutansi
keuangan sektor publik. Akutansi biaya sektor publik merupakan hybrid dari akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen sektor publik.
2. Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian proses ataupun prosedur, baik manual maupun terkomputerisasi, yang dimulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran pemerintah daerah. Berdasarkan Permendagri No 13/2006, sistem akuntansi pemerintah daerah dikoordinasikan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah (Kepala SKPKD). Pejabat ini bertugas untuk melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD). Dalam sistem ini, PPKD dibantu oleh PPK-SKPD melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD. Pejabat ini bertugas mengloordinasikan pelaksanaan sistem dan prosedurpenatausahaan bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran di tingkat SKPD. Sistem akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi yaitu :
a. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas Prosedur ini meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD atau SKPKD.
b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas Dalam prosedur ini meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD atau SKPKD.
c. Prosedur Akuntansi Selain Kas Prosedur ini meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang berkaitan dengan transaksi dan kejadian keuangan selain kas pada SKPD atau SKPKD.
d. Prosedur Akuntansi Aset Prosedur akuntansi aset meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, hingga pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahan, perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap aset yang dikuasai/digunakan SKPKD dan/atau SKPD. Prosedur akuntansi digunakan sebagai alat pengendalian dalam pengelolaan aset yang dikuasai/digunakan SKPD dan atau SKPKD.
C. Standar Akuntansi Sektor Publik
1. Definisi Standar Akuntansi Publik Standar akuntansi sektor publik memberikan kerangka demi berjalannya fungsi-fungsi tahapan siklus akuntansi sektor publik, yaitu perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit, dan pertanggungjawaban publik.
2. Lingkup Standar Akuntansi Sektor Publik Tujuan penyusunan pedoman akuntansi : Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang diharapkan dapat diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan organisasi sektor publik yang berlaku dewasa ini dan Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikan dengan siklus kegiatan organisasi sektor publik, yang mencakup penganggaran, perbendaharaan, dan pelaporannya.
3. Ragam dan Hubungan Antar standar Akuntansi Sektor Publik Secara umum terdapat empat ragam standar yang mengatur organisasi sektor publik :
a. Standar Nomenklatur Nomenklatur didefinisikan sebagai daftar perkiraan/akun buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban, dan pelaporan keuangan pemerintah pusat.
b. Standar Akuntansi Sektor Publik (SSAP)
PSAK No. 45 tentang Standar Akuntansi Untuk
Entitas Nirlaba Karakteristik
organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi bisnis. Ukuran kinerja
organisasi sektor publik penting bagi pengguna. Para pengguna laporan keuangan
organisasi sektor publik memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan
organisasi bisnis, yakni untuk menilai :
a.
Jasa yang diberikan oleh organisasi sector public dan kemampuannya untuk
terus memberikan jasa tersebut.
b.
Cara pengelolah melaksanakan tugas dan pertanggungjawabannya.
c.
Aspek kinerja pengelola.
Pertanggungjawaban pengelola mengenai
kemampuannya mengelolah sumber daya organisasi yang diterima dari para
penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Adapun, Laporan
Keuangan yang Dihasilkan menliputi: Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas dan Laporan Arus.
c. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) SPKN
merupakan acuan bagi auditor dalam melakukan kegiatan pemeriksaan atau
audit,yang merupakan suatu proses yang sistematis.Tujuan standar pemeriksaan
keuangan Negara ini adalah membantu pemerintah, termasuk instansi dan para
pejabatnya, dalam menyelenggarakan pengelolaan dan membuat pertanggungjawaban
keuangan Negara, yang semakin baik. SPKN membagi standar audit / pemeriksaan
menjadi tiga jenis yaitu :
1.
Standar Pemeriksan Keuangan
2.
Standar Pemeriksaan Kinerja
3.
Standar Pemeriksaan untuk tujuan tertentu
Hubungan antara SAP dan SPKN Sebagai suatu proses, auditing berhubungan dengan prinsip dan prosedur
akuntansi yang digunakan oleh organisasi. Untuk melaksanakan audit tersebut
auditor harus berpedoman pada SPKN. Auditor akan mengeluarkan opini atas
laporan keuangan suatu entitas, yang merupakan hasil dari sistem akuntansi dan
diputuskan atau dibuat oleh pihak pengelola. Pengelola suatu entitas
menggunakan data mentah akuntansi yang kemudian dialokasikan ke masing-masing
laporan surplus-defisit dan neraca, serta menyajikan hasilnya dalam bentuk
laporan yang dipublikasikan.Dalam melaksanakan proses akuntansi
tersebut,akuntan sektor publik berpedoman pada SAP.
d.
Standar Akuntansi Biaya (SAB) Standar akuntansi biaya sektor publik
merupakan perangkat aturan, regulasi, dan persyaratan organisasi sektor publik
yang sulit. Definisi standar pada tiga area akuntansi biaya :
1.
Pengukuran biaya termasuk metode dan teknik yang digunakan
dalam mendefinisikan komponen biaya, menentukan dasar pengukuran biaya, dan
menetapkan kriteria untuk menggunakan teknik pengukuran biaya sector public
alternative.
2.
Penetapan biaya selama periode akuntansi biaya menunjuk pada metode yang digunakan ketika menentukan jumlah biaya yang
ditetapkan selama periode akuntansi biaya tersendiri.
3.
Alokasi biaya ke tujuan biaya menunjuk
pada penetapan alokasi biaya langsung dan tidak langsung.
Standar Akuntansi Biaya Sektor Publik versus Prinsip-prinsip Biaya Standar akuntansi biaya sektor publik dan prinsip-prinsip biaya adalah hal
yang berlainan. Sektor akuntansi biaya sektor publik berkaitan dengan
pengukuran, penetapan, dan alokasi biaya kontrak organisasi sektor publik.
Sementara itu, prinsip-prinsip biaya menunjuk pada pemenuhan biaya, yang
merupakan unsure dalam pengadaan barang dan jasa serta merupakan fungsi dari hukum,
aturan, dan kontrak tersendiri. Biaya mungkin saja dialokasikan namun belum
tentu dapat memenuhi prinsip-prinsip biaya.
Dalam konteks siklus akuntansi sektor
publik, standar-standar tersebut masih terfokus pada tahapan yaitu tahap
pelaporan (SAP, SAK), tahap audit (SPAP, SPKN), tahap perencanaan-penganggaran
(standar akuntansi biaya), dan tahap perencanaan pertanggungjawaban publik
(standar nomenklatur).
4. Kebutuhan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) adalah :
a.
Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan akuntansi dan keuangan
organisasi sektor publik, khususnya dalam hal ini organisasi pemerintahan.
b.
Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian.
c.
Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan ekonomis dan
keuangan.
d.
Mengusahakan harmonisasi antar yurisdiksi dengan menggunakan dasar
akuntansi yang sama.
5. Teknik Penyusunan Standar Berikut adalah tahap-tahap dalam menyusun standar akuntansi (Suwardjono, 2006:109) :
a.
Evaluasi masalah pada tahap awal
b.
Mengadakan riset dan analisis
c.
Menyusun dan mendistributifkan memorandum diskusi (discussion memorandum)
kepada setiap pihak yang berkepentingan
d.
Mengadakan dengar pendapat umum (Public Hearing)
e.
Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas memorandum diskusi
f.
Menerbitkan draft awal standar yang diusulkan
g.
Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis
h.
Memutuskan (keputusan penerbitan)
i.
Menerbitkan (penerbitan pernyataan)
Hal lain
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan penetapan standar adalah sedapat
mungkin menghindari terjadinya standar yang overload. Standar yang overload
terjadi ketika :
a.
Standar terlalu banyak
b.
Standar terlalu rumit
c.
Tidak ada standar yang tegas (rigid) sehingga sulit untuk membuat
pilihan dalam penerapannya.
d.
Standar mempunyai tujuan yang sifatnya umum (general purpose standards)
sehingga gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji dan
pengguna.
e.
Standar kurang spesifik sehingga gagal dalam mengidentifikasi perbedaan
antara : Entitas public dan entitas non-publik; Laporan keuangan tahunan dan interim ; Organisasi besar dan kecil serta Laporan keuangan auditan dan non-auditan
f.
Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks, atau
kedua-duanya.
D. Teknik-teknik Akuntansi Sektor Publik
Pada dasarnya kelima
teknik akuntansi dibawah ini tidak bersifat mutually
exclusive. Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tsb tidak
menolak penggunaan teknik yang lain. Dengan demikian, suatu organisasi
dapat menggunakan teknik akuntansi yang berbeda – beda, bahkan dapat
menggunakannya kelima teknik dalam waktu yang bersamaan. Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitmen berbeda satu dengan
lainnya karena adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal
pengakuan pendapatan, pada dasarnya terdapat dua langkah yang mempengaruhi
pencatatan, yaitu pada saat barang dikirim dan faktur dikeluarkan, dan pada
saat barang dikirim dan faktur dibayar.
1.
Akuntansi Anggaran ( Budgetary
Accounting )Akuntansi anggaran ( budgetary accounting ) mengacu pada praktik yang
dilakukan oleh banyak organisasi sektor publik, khususnya pemerintah dalam
upaya menyajikan akun-akun operasinya dengan menggunakan format yang sama
dengan anggarannya. Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan peranan anggaran
dalam siklus perencanaan – pengendalian-pertanggungjawaban.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan
biasanya muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format
pelaporan yang berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa
perbedaan intrinstik antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda
telah tercermin dalam anggaran mereka. Hasil yang lebih
bermakna dapat diperoleh dengan membuat akun-akun anggaran yang
diklasifikasikan dengan cara tertentu yang spesifik terhadap jasa tertentu
namun hal ini menyebabkan ketidakseragaman dalam format akuntansi anggaran. Ada
masalah signifikan bahwa organisasi yang berjenis sama dan memberikan jasa yang
sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda walaupun akuntansi anggaran telah
diadopsi oleh mereka. Hal ini timbul karena ada dua masalah, yaitu :
a.
Level agregasi Contoh yang baik di mana level agregasi yang diadopsi oleh akun-akun
anggaran mempengaruhi daya bandingnya ada di pemerintah daerah. Satu otoritas
mungkin menerbitkan akun-akun anggarannya untuk jasa pendidikan secara
keseluruhan.
b.
Kekurangan lain dari
akuntansi anggaran terletak pada seberapa sering atau seberapa intensifkah
laporan keuangan membandingkan antara anggaran dengan yang aktual terjadi dan
menjelaskan perbedaannya. Banyak organisasi yang membuat akun-akun anggaran
seiring dengan anggaran namun hanya membandingkan dua diantaranya secara
global. Contoh, akun-akun dan anggaran mungkin saja dibuat secara detail tetapi
hanya total pembelanjaan bersih untuk setiap divisi yang memberikan jasa
tersebut saja yang dibandingkan dengan anggaran, menunjukan apakah ada
pembelanjaan yang kurang atau berlebih untuk semua akun, namun hanya untuk
menjelaskan perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang jumlahnya melebihi
presentase atas anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya namun tidak dapat
dijelaskan oleh perubahan tingkat harga umum.
c.
Logika dari akuntansi
anggaran Logika dari akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran dan akun-akun harus
dibandingkan secara berkesinambungan sehingga tindakan dapat diambil untuk
memperbaiki perbedaan tersebut. Hal ini berlaku bagi pengguna eksternal dan
internal dari informasi. Dengan melaporkan hanya dua kolom ( anggaran dan
aktual saja), tidak hanya tujuan utama dari akuntansi anggaran ini saja yang
tidak dapat tercapai, melainkan akan memerlukan banyak waktu untuk menjawab
pertanyaana pengguna yang spesifik atas perbedaan yang dapat di hindarkan
apabila akun-akun itu sendiri telah menyediakan analisis yang releven.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa akuntansi anggaran lebih berfokus
pada bentuk akunnya dari pada isinya.
2.
Akuntansi Komitmen (
Commitment Accounting ) Akuntansi
komitmen ( commitment accounting ) dapat digunakan bersama, baik dengan
basis akuntansi kas maupun akrual. Karena tidak masuk akal untuk menggunakan
akuntansi komitmen tersebut untuk beban karyawan, maka akuntansi komitmen hanya
mencakup salah satu bagian kecil dalam anggaran organsisasi. Sebagai
konsekuensinya, akuntansi komitmen ini hanya merupakan subsistem dalam sistem
akuntansi utama organisasi. Meskipun demikian, akuntansi komitmen ini dapat
menjadi sangat penting, terutama bagi pemegang anggaran.
Akuntansi komitmen mengakui transaksi
ketika organisasi telah memiliki komitmen untuk melaksanakan transaksi
tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika ada penerimaan atau
pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur diterima atau dikirimkan, namun
pada saat yang lebih awal, yaitu pada saat pesanan dibuat atau diterima. Sebagai
contoh, misalnya manajer memesan 100 kotak kapur tulis. Manajer ini telah
menentukan pemasok mana yang akan dipilih dan harga sekarang dari kapur ini,
misalnya adalah Rp. 5000 per kotak. Ketika pesanan dibuat dan
dikirimkan kepada pemasok untuk 100 kotak kapur dengan harga Rp. 5000 per
kotaknya, manejer mendebit beban. Ada bermacam-macam faktor yang mempengaruhi
jumlah dari faktur yang kemudian akan diterima, seperti mislanya pemasok tidak
memilki 100 kotak kapur, harga yang kemudian berubah atau asumsi harga yang
salah dari manager. Maka kreditnya tidak menuju pada pemasok ( bukan utang atau
kas yang diberikan kepada pemasok) namun pada akun pemesanan sebagai berikut :
Kapur
500.000
Pesanan kepada pemasok
500.000
Ketika faktur atas kapur tersebut sudah
diterima, maka jurnalnya menjadi :
Pesanan
kepada
pemasok
500.000
Utang kepada
pemasok
500.000
Kalau barang yang dikirimkan atau jumlah
fakturnya lebih atau kurang dari jumlah yang dicatat dalam suatu pesanan,
jurnal koreksi harus dibuat, misalnya ternyata harga kapur tersebut bukan
Rpp.5000, tetapi Rp 5.500, maka jurnlanya sebagai berikut :
Pesanan
kepada
pemasok
500.000
Kapur
50.000
Utang
kepada
pemasok
550.000
Dengan menggunakan sistem ini, organisasi
mengakui pesanan sebagai komitmen untuk menimbulkan pengeluaran dan akun ini
mencatat komitmen secara berkesinambungan.
Kritik atas akuntansi komitmen Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah
dalam kontrol anggaran. Gagasannya adalah bahwa akun-akun bulanan yang mencatat
hanya faktur yang diterima atau dibayar memberikan hanya sedikit nilai terhadap
proses pengambilan keputusan. Agar manajer dapat mengendalikan anggraan mereka,
mereka perlu mengetahui seberapa besar anggaran yang telah menjadi komitmen
dalam hubungan dengan pesanan yang dibuat. Kalau manajer hanya menerima
akun-akun yang mencakup penerimaan dan pembuatan faktur saja, manajemen dapat dengan
mudah menjadi terlalu terpaku atau terlalu berkomitmen ( over commited )
kepada anggarannya. Tentu saja manajer yang berhati-hati akan mengetahui bahwa
akun-akun tersebut tidak memasukan pesanan yang telah dibuat namun fakturnya
belum diterima, dan akan membuat catatan meraka sendiri mengenai hal ini
sehingga mereka tidak membuat anggaran mereka over committed.Karena
berkaitan dengan fungsi utamanya, akuntansi komitmen berfokus pada pesanan yang
telah dibuat. Pesanan yang diterima yang berhubungan dengan pendapatan, tidak
akan di catat sampai faktur dikirimkan. Masalah pengendalian anggaran tidak
mempengaruhi pendapatan dengan cara yang sama seperti halnya pengendalian
anggaran memenuhi beban.Walaupun ada kasus yang menyatakan bahwa akuntansi
komitmen meningkatkan pengendalian anggaran adalah baik, ada masalah yang turut
terlibat dalam mengadopsi akuntansi komitmen ini dalam akun- akun. Masalah ini
adalah bahwa pos tertentu yang telah didukung oleh pengiriman pesanan akan
dicatat sebagai beban. Secara umum, tidak ada kewajiban hukum yang ditimbulkan
dan pesanan tersebut dapat di batalkan dengan mudah. Maka sulit untuk menerima
bahwa pesanan ini adalah beban untuk pariode akuntansi di mana pesanan tersebut
baru dibuat.
Terdapat banyak masalah yang timbul dalam
akuntansi berbasis akrual yang lebih berbahaya ketika organisasi menerapkan
sistem akuntansi komitmen ini. Misalnya, ada manajer yang anggarannya masih di
bawah batas maksimal sebulan sebelum akhir tahun anggaran. Manajer mengetahui
bahwa level normal dari pembelanjaan akan membuat pengeluaran anggaran terlalu
rendah ( under-spent) dan hal ini dapat menyebabkan anggaran tahun berikutnya
menjadi berkurang. Dalam akuntansi akrual, untuk memastikan bahwa seluruh
anggaran di belanjakan, maka pesanan tambahan akan diajukan dan faktur yang
diterima akan dicatat. Hal ini menjadi masalah, namun setidaknya
dibatasi oleh waktu mulai dari pesanan diajukan sampai dengan faktur
tersebut diterima.
Jika menggunakan akuntansi komitmen,
manajer dapat dengan mudah mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir tahun
anggaran untuk menghabiskan anggaran tersebut. Sementara, kecil kemungkinannya
untuk mencegah pesanan dibatalkan setelah tahun anggaran dalam akun-akun
tertentu. Jika akuntansi komitmen diadopsi selama tahun anggaran, konveksi dari
akuntansi komitmen menjaid akrual biasa pada akhir tahun adalah sebagai berikut
:
Pesanan yang
dibuat xxx
Belanja
ABC
xxx
Belanja
XYZ
xxx
Jurnal ini dibuat untuk pesanan yang telah
dibuat namun fakturnya belum diterima pada akhir tahun. Jurnal ini akan dibalik
dalam tahun anggaran yang baru sehingga akun yang di catat kembali menjadi
komitmen yang di catat.
3.
Akuntansi Dana ( Fund
Accounting ) Sumber daya
keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh organisasi nirlaba
atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan penggunaan dalam arti
dana-dana tersebut dibatasi penggunaannya untuk tujuan atau aktivitas tertentu
yang terkadang merupakan syarat dari pihak eksternal yang merupakan penyedia
dana. Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor publik
mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar belakang seperti itu
perusahaan swasta dapat mengyunakan sumber daya yang dimiliki untuk keperluan
apapaun yang penting bagi meraka adalah adanya laba yang berbeda dengan
organisasi sektor publik dimana sumber daya yang ada harus digunakan dengan
tujuan tertentu. Contohnya pemerintah meneriman pinjaman dari world bank ( bank dunia )
sebesar RP.10 miliar untuk pembangunan jalan dan jembatan. Maka, tidak ada
pilihan lain bagi pemerintah selain menggunakan dana RP.
10 miliar tersebut untuk pembangunan jembatan dan jalan.
Secara umum, sangat lazim jika dari
keseluruhan dana yang dipunyai organisasi sektor publik, masing-masing
mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaannya, baik karena faktor eksternal (
pembatansan eksternal ) faktor internal ( perencanaan manajeman ), merupakan
karena peraturan.Untuk mengakomodasi keadaan itu, organisasi sektor publik
membuat dana-dana (funds) dalam sistem akuntansinya. Pemasukan yang dimiliki
organisasi sektor publik kemudian diklasifikasikan ke dalam dana-dana tersebut
sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu. Sistem dana ini dimaksudkan sebagai
alat kontrol apakah suatu dana tertentu telah digunakan sesuai dengan
tujuannya. Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu
kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak penyedia dana (
donatur). Oleh karena itu organisasi-organisasi nirlaba dan institusi
pemerintah menggunakan akuntansi dana ( funds accounting ) untuk mengontrol
dana yang terikat atau dibatasi penggunaannya(restriced funds) tersebut
sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan atas persyaratan yanga ada.
Dana adalah sebuah kesatuan akuntansi
tersendiri yang terpisah berdasarkan tujuan tertentu. Dalam satu dana itu,
terdapat kesatuan akun sendiri yang terdiri atas aset ( aktiva). Kewajiban dan
ekuitas dana. Dengan demikian, sumber daya suatu organisasi sektor publik yang
terdiri atas dana-dana tersebut dapat di gambarkan dalam gambar berikut :
Dana1
A = K+ ED
|
Dana2
A= K + ED
|
Dana3
A = K + ED
|
Dana6
A = K + ED
|
Dana5
A = K + ED
|
Dana
4
A = K + ED
|
Penggunaan istilah dana bagi organisasi
nirlaba dan institusi pemerintah berbeda dengan istilah dana yang sering
digunakan oleh entitas swasta. Bagi perusahaan komerisal, dana adalah bagian
dari aktivanya yang dicadangkan karena akan di gunakan atau dialokasikan untuk
tujuan tertentu. Sedangkan bagi organisasi nirlaba dan kalangan instansi
pemerintah, dana adalah suatu entitas akuntansi tersendiri.Dari kesatuan
dana-dana yang dimiliki organisasi sektor publik dapat digolongkan menajdi dua
yaitu:
a.
Dana yang bisa dibelanjakan ( expendable funds) Dana yang
disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-business yang
menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.
b.
Dana yang tidak bisa dibelanjakan (nonexpendable funds) Dana yang dipisahkan untuk
aktivitas-aktivitas yang bersifat bisni. Digunakan sebagai pendukung dari expendable
funds.
Persamaan Akuntansi Dana Dalam akuntansi dana dikenal dnegan persamaan akuntansi sebagai berikut :
Aktiva=Kewajiban+ Ekuitas Dana. Persamaan tersebut tentu saja berbeda
dengan persamaan akuntansi yang kita kenal pada akuntansi keuangan yang
digunakan dalam perusahaan komersial yang berupa : Aktiva=Kewajiban+Ekuitas. Disini terdapat perbedaan yang mendasar
antar ekuitas dana dan ekuitas. Di perusahaan selisih antara aktiva dan utang
adalah ekuitas yang menunjukan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh
pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi sektor publik, ekuitas dana
tidak menunjukan adanya kepemilikan siapapun karena memang tidak
ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor publik.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran Dalam akuntansi dana dikenal istilah basis
akuntansi dan fokus pengukuran . basisi akuntansi menentukan kapan transaksi
dan peristiwa yang terjadi diakui. Contoh, bila organisasi mengadopsi basis
akrual penuh, transaksi diakui ketika transaksi tersebut memiliki dampak
ekonomi yang subtantif. Kalau yang diadopsi adalah basis kas, transaksi diakui
kalau kas yang berhubungan dengan transaksi tersebut diterima atau dibayarkan. Fokus pengukukurana dari suatu entitas
akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan , dengan kata lain jenis aktiva
dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan di laporkan dalam
neraca. Konsep basis akuntansi dan fokus pengukuran ini berhubungan erat dan
pemilihan salah satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain. Contoh kalau
basis kas yang dipilih, maka fokus pengukurannya juga atas kas saja, sehingga
implikasinya hanya aktiva lancar kas yang di laporkan dalam neraca. Perubahan
dalam aktiva tetap dan kewajiban jangka panjang tidak diakui. Misalnya sebuah
organisasi membeli kendaraan seharga Rp.200 juta, jurnal yang terjadi kalau
menggunakan basis kas dengan fokus pengukuran kas jangka pendek adalah.
Belanja
kendaraan 200.000.000
Kas
200.000.000
Dengan cara tersebut pemerintah tidak akan
melaporkan kendaraan sebagai aktiva di neracanya. Pemerintah akan mencatat baik
kenaikan maupun penurunan kas di laporan Pendapatan dan Belanja ( fund’s
statement of revenues and expenditure ) atau laporan yang sebanding yang
menjelaskan perubahan dlaam saldo dana. Dampaknya, kendaraan akan dibebankan
seluruhnya pada waktu dibeli. Yang nantinya akan ditutup ke ekuitas dana ( fund
balance). Jika suatu entitas mengadopsi basis akrual penuh seperti diharuskan
untuk perusahaan, maka fokus pengukurannya biasanya meliputi smeua sumber daya
ekonomi dan neracanya akan melaporkan semua aktiva dan kewajiban, baik lancar
maupun tidak lancar.perubahan dalam aktiva tetap bersih dan kewajiban jangka
panjang diakui sebagai pendapatan atau beban. Misalnya, sebuah organisasi
membeli kendaraan seharga Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan
basis akrual penuh adalah:
Kendaraan
200.000.000
Kas
200.000.000
Di banyak lingkungan pemerintahan, basis
ekuntansi dan fokus pengukuran menjadi permasalah tersendiri yang sering kali
menjadi perdebatan. Hal tersebut muncul karena banyak entitas pemerintahan yang
menggunakan anggaran dengan berbasis kas sehingga dibutuhkan data realisasi
anggaran yang berbasis kas pula. Dalam konteks tersebut, dikembangkanlah basis
akuntansi berupa basis kas yang akan menghasilkan informasi yang
bersifat jangka pendek. Permasalahan muncul karena entitas tersebut juga
dituntut untuk menyusun neraca yang juga menyajikan informsi yang bersifat
jangka panjang ( aktiva tetap dan utang jangka panjang). Dengan kata lain.
Dalam lingkungan pemerintahan seperti itu, ada tuntutan untuk menggunakan basis
kas dengan fokus pengukuran jangka panjang. Dari sinilah berkembang basis
akuntansi yang disebut dengan basis kas yang dimodifikasi ( cash modified
basis). Dengan basis kas yang dimodifikasi tersebut, transaksi pembelian kendaraan
senilai Rp. 200 juta akan dicatat dalam dua kali penjurnalan, yaitu :
(1) Belanja
kendaraan 200.000.000
Kas
200.000.000
(2) Kendaraan
200.000.000
Kas
200.000.000
Jurnal kedua dilakukan untuk memenuhi
tuntunan fokus pengukuran jangka panjang. Terlepas dari apakah suatu entitas
melaporkan aktiva dan kewajiban jangka panjang di neraca dananya, entitas
tersebut harus melakukan kontrol akuntansi atas aktiva dan kewajiban tersebut.
Manajemen dan konstituen lain mungkin ingin tahu dengan semua sumber daya dan
kewajiban entitas tersebut dan tidak hanya ingin tahu atas aktiva dan kewajiban
yang ada di neraca saja, oleh karena itu, entitas wajib membuat catatan akuntansi
atas aktiva dan kewajiban serta memasukan dalam laporan keuangan suatu skedul
yang tidak hanya menyatakan mengenai aktiva dan kewajiban tersebut namun juga
menunjukan perubahannya dalam tahun tersebut.
4.
Akuntansi Kas ( Cash
Accounting ) Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat
kas diterima dan pengeluaran dicatat pada saat kas dikeluarkan. Kelebihan cash
basis adalah mencerminkan pengeluaran yang riil, actual, dan
objektif. Namun, GAAP tidak membenarkan pencatatan dengan dasar kas karena
tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis tingkat
efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan, program, aktivitas tidak dapat diukur
dengan baik. Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai
pendapatan (revenue) bukan utang. Untuk mengoreksi hal tersebut
kebanyakan sistem akuntansi kas tidak hanya mengakui kas saja tapi juga
mengakui aktiva dan utang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun,
koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan setiap waktu,obligasi yang
beredar dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan tidak tampak
pada catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat
overstated. Hal tersebut dapat mengakibtkan pemborosan anggaran.
5.
Akuntansi Akrual (
Accrual Accounting ) Akuntansi
akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi akrual
diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya,
akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, social,
politik.Basis akrual diterapkan agak berbeda antara properiority fund (full
accrual) dan governments fund (modified accrual) karena biaya
(expense) diukur dalam properiority fund, sedangkan expendituredifokuskan
pada general fund.
Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama periode
akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan dan
atau dialokasikan selama periode akuntansi. Karena governments fundtidak
memiliki catatan modal dan utang (dicatat dan dikategorikan dalam aktiva tetap
dan utang jangka panjang), expenditure yang diukur, bukan expense. Berbeda
dengan governments fund, yang menjadi kepenting-an properiority
fund dan juga organisasi bisnis adalah net income. Full
accrual accounting digunakan untuk mencatat revenue ketika diperoleh (earned)
dan biaya (expense) pada saat terjadi (incurred). Dengan
kata lain, biaya dicatat ketika utang terjadi tanpa memandang kapan pembayaran
dilakukan.
Pada governmental fund, hendaknya digunakan
modified accrual basis. Expenditure di – accrued tetapirevenue dicatat
berdasarkan cash basis yaitu pada saat diterima bukan pada saat diperoleh.
Pendapatan seperti PPN, PPh, dan fee retribusi dihitung pada saat kasnya. Salah
satu pengecualian adalah property tax (PBB) yang diaccrued karena
jumlahnya dapat diestimasi secara lebih pasti. Pengaplikasian accrual basis dalam
akuntansi sektor publik pada dasarnya adalah untuk menentukancost of service dan charging
of service yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pelayanan public serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan
ke publik. Hal ini berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam
sektor swasta yang dapat digunakan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya
biaya terhadap pendapatan (proper matching cost against revenue).
Perbedaan ini disebabkan karenan pada sektor swasta orientasi lebih difokuskan
pada usaha untuk memaksimumkan laba (profit oriented) sedangkan pada
sektor publik orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik (public
service oriented).
6.
Single entry dan double
entry Single entry digunakan sebagai dasar pembukuan dengan
alasan utama demikemudahan dan kepraktisan. Seiring semakin tingginya
tuntutan, maka perubahan dari single entry menjadi double entry dipandang
sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan. Pengaplikasian pencatatan dengan
sistem double entry ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
auditable dan traceable.
Kepustakaan
Mardiasmo (2009)
“Akuntansi Sektor Publik” Ed. IV, Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Nordiawan, Dedi. 2006.
Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Buku Akuntansi Intermediate jilid 1 edisi 12 (Donald E. Kieso).
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut