Kamis, 09 Februari 2017

Laporan Arus Kas



A.     Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional,
kegiatan investasi serta kegiatan keuangan. Laporan arus kas menyajikan arus kas masuk dan arus kas keluar dari kas dan setara kas dengan kategori aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama waktu periode tertentu. Kas dapat didefinisikan sebagai jumlah kas yang ada ditangan (cash on hand), treasury bills, commercial paper, money market fund dan rekening giro pada bank (cash in bank)termasuk overdraft pada bank. Kas harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1.      Setiap saat dapat ditukar menjadi kas
2.      Tanggal jatuh temponya sangat dekat
3.      Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan tingkat bunga (investasi yang jatuh tempo maksimal tiga bulan).
Setara kas (cash equivalent) dapat diartikan sebagai investasi yang bersifat jangka pendek, sangat likuid dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu, tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Definisi dari setara kas menandakan bahwa investasi tersebut hanya untuk memenuhi komitmen jangka pendek dan bukan untuk tujuan investasi. Laporan arus kas disyaratkan sebagai bagian dari kelengkapan dalam laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan PSAK 2, yang direvisi bulan Desember 2009 dan sesuai dengan kebijakan konvergensi IFRS (international Financial Reporting Standart)  yang mensyaratkan bahwa laporan arus kas disajikan sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan keungan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Tujuan Pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan memengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Hal ini sekaligus memenuhi fungsi dominan dari laporan keuangan yakni tujuan stedwarship function, yaitu laporan keuangan harus dapat memberikan informasi sejauh mana mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya oleh para pemilik modal.
B.              Keuntungan Laporan Arus Kas
Keuntungan laporan arus kas menurut Lee (Sofyan Harahap : 258) adalah sebagai berikut :
1.      Dapat memberikan kerangka kerja untuk menghubungkan prestasi masa lalu, saat sekarang dan masa yang akan datang.
2.      Menurut kacamata investor, proyeksi arus kas akan menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar dan menggambarkan perencanaan kebijakan keuangannya.
3.      Nilai discounted flow ratio lebih dipercaya untuk menjadi indikator investasi daripada rasio laba dengan harga sekarang disebabkan sistem alokasi yang dilakukan dalam menghitung laba seperti dalam akuntansi berbasis akrual (accrual basis accounting)
4.      Akuntansi arus kas dapat digunakan untuk memperbaiki kesenjangan antara bagaimana investasi dilakukan yang biasanya dengan dasar kas dengan bagaimana hasil suatu investasi dinilai.
Laba merupakan indikator keberhasil perusahaan, karena dengan laba maka perusahaan dapat menciptakan kas untuk periode selanjutanya. Tetapi sama seperti laba yang menjadi indikator keberhasilan perusahaan, kas yang merupakan aktiva yang paling likuid dalam perusahaan juga memegang peranan yang sangat penting, sehingga laporan arus kas juga dibutuhkan untuk alasan berikut ini : Kadangkala ukuran laba tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya; Seluruh informasi mengenai kinerja perusahaan selama periode tertentu dapat diperoleh lewat laporan arus kas dan laporan arus kas dapat digunakan untuk memprediksi arus kas dimasa yang akan datang.
C.                 Klasifikasi Komponen Laporan Keuangan
PSAK 2 mensyaratkan bahwa laporan arus kas menyajikan arus kas selama periode akuntansi yang relevan, yang diklasifikasikan menjadi tiga kategori :
1.      Aktivitas operasi Aktivitas operasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas utama penghasil pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi terkait dengan aktivitas menghasilkan pendapatan dari entitas.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
a.       Penerimaan kas dari penjualan jasa
b.      Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lainnya yang diterima tunai.
c.       Penerimaan kas dari penjualan barang
d.      Pembayaran kas kepada pemasok barang
e.       Pembayaran kas kepada karyawan
f.       Pemayaran kas kepada pemasok jasa lainnya
g.       Pembayaran atau restitusi pajak penghasilan kecuali secara khusus merupakan bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
h.      Penerimaan dan pembayaran kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan.
Ketika dilaporkan dengan metode langsung maka penerimaan kas dan pembayaran kas kotor diungkapkan sedangkan dengan menggunakan metode tidak langsung laba atau rugi disesuaikan untuk dampak transaksi yang bersifat non-kas, penerimaan atau pembayaran kas dari operasi masa depan yang ditangguhkan atau masih belum diterima, dan pos-pos pendapatan atau beban yang berhubungan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
2.      Aktivitas investasi Aktivitas investasi adalah perolehan (acquisition) dan pelepasan (disposal) aset jangka panjang dan investasi non setara kas. Aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas dari aktivitas investasi adalah :
a.      Arus kas yang diterima, misalnya : Penjualan aset tetap; Penjualan surat berharga yang berupa investasi; Penagihan pinjaman pokok jangka panjang/pinjaman (tidak termasuk bunga jika merupakan kegiatan investasi) dan Penjualan aset lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk persediaan), dst..
b.      Arus kas yang keluar, misalnya : Pembayaran untuk mendapatkan aset tetap; Aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang dikapitalisasikan; Pembelian investasi jangka panjang; Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain; Pemberian pinjaman pada pihak lain dan Pembayaran untuk aset lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional), dst..
3.      Aktivitas pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan besaran dan komposisi modal ekuitas dan pinjaman perusahaan. Contoh arus kas dari aktivitas pendanaan :
a.      Arus kas masuk misalnya : Pengeluaran saham atau instrumen modal lainnya; Pengeluaran wesel; Penjualan obligasi; Pengeluaran surat hutang hipotik Serta pinjaman lainnya.
b.      Arus kas keluar misalnya : Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik; Pembelian saham perusahaan (treasury stock); Pelunasan pokok pinjaman; Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi kewajiban yang berkaitan dengan sewa gedung usaha pembiayaan. Dst..
Dalam hal pelunasan pinjaman meliputi pinjaman pokok dan bunga, pelunasan yang dilakukan mengarah pada jumlah pokok pinjaman yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan (financing activity) dan dibayarkan mengarah kebunga, harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi (operating activity). Demikian juga dengan arus kas dari penjualan dan pembelian surat berharga yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan oleh suatu perusahaan investasi, diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sedangkan arus kas dari penjualan dan pembelian surat berharga yang dimiliki untuk tujuan investasi oleh perusahan pabrikasi, diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
Entitas harus memastikan bahwa terdapat konsistensi didalam klasifikasi arus kas. Klasifikasi menurut aktivitas  membantu pengguna memahami dampak aktivitas tersebut pada posisi keuangan dari entitas dan pada jumlah kas dan setara kas. Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan menjual jasa aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya tersebut.
Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan.
Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang kepada mereka.
D.                 Metode Penyajian Laporan Arus Kas
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi.
PSAK mensyaratkan pengungkapan kelompok utama  penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto.
Contoh arus kas bruto :
1.      Tagihan kas dari pelanggan
2.      Penerimaan bunga dan deviden
3.      Pembayaran kas ke karyawan dan pemasok lain
4.      Pembayaran bunga dan deviden
5.      Penerimaan dan pembayaran kas operasi lain.
Kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan pos-pos dalam laporan laba rugi komprehensif dari basis akrual menjadi basis kas.
Misalnya : Penjualan + saldo awal piutang dagang – saldo akhir piutang dagang = tagihan kas dari pelanggan.
Beban operasi + saldo awal akrual beban-saldo akhir akrual beban + saldo akhir beban dibayar dimuka – saldo akhir beban dibayar dimuka – beban non kas lain (misalnya penyusutan)= pembayaran kas untuk beban operasi

Biaya penjualan + persediaan akhir – persediaan awal = pembelian
Dan Pembelian + saldo awal utang dagang – saldo akhir utang dagang = pembayaran kas kepada pemasok barang
Berikut ini merupakan penjelasan singkat atas metode yang digunakan dalam penyajian keuangan laporan arus kas:
1.      Metode Langsung  Metode langsung pada hakikatnya adalah menguji kembali setiap item laporan laba rugi dengan tujuan untuk melaporkan seberapa besar kas yang diterima atau dibayarkan terkait dengan setiap komponen laga rugi tersebut. Contohnya, besar penjualan yang tersaji dalam laporan laba rugi akan diuji kembali dengan menggunakan laporan arus kas untuk mengetahui berapa besarnya uang kas yang telah diterima dari pelanggan sepanjang periode. Metode langsung lebih dianjurkan oleh PSAK  karena lebih memfokuskan pada arus kas daripada laba bersih akrual oleh karena itu dianggap lebih informatif dan terperinci. Selanjutnya oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam PSAK No.2 menyatakan dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan baik :
a.       dari catatan akuntansi perusahaan
b.      dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha dalam periode berjalan, pos bukan kas lainnya, dan pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
2.      Metode Tidak Langsung Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi masa lalu dan masa depan dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan melakukan penyesuaian sebagai berikut :
a.       Pendapatan dan beban yang tidak melibatkan arus kas masuk dan kas keluar, contohnya adalalah amortitasi premium/diskonto investasi obligasi, beban penyisihan piutang ragu-ragu, beban penyusutan aktiva tetap, beban amortisasi aktiva tidak berwujud dan beban amortisasi premium/diskonto utang obligasi.
b.      Keuntungan dan kerugian yang terkai dengan aktivitas investasi atau pembiayaan, contohnya adalah keuntungan dan kerugian penjualan aktiva tetap, keuntungan dan kerugian penjualan investasi dalam saham, dan keuntungan serta kerugian atas penebusan kembali utang obligasi.
c.       Perubahan dalam aktiva lancar (selain kas) dan kewajiban lancar sebagai hasil dari transaksi pendapatan dan beban yang tidak mempengaruhi arus kas, contohnya adalah perubahan dalam saldo piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka, utang usaha, utang gaji/upah, utang bunga dan utang pajak penghasilan.
E.                 Membaca Laporan Arus Kas
Semula banyak pengguna laporan keuangan yang lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada laporan Laba Rugi dan Neraca. Laporan Laba Rugi menggambarkan hasil usaha perusahaan selama periode tertentu. Sementara itu Neraca menggambarkan posisi keuangan pada saat tertentu. Akhir-akhir ini disadari cara mengelola kas perusahaan juga perlu dievaluasi yaitu dengan cara mengevaluasi laporan arus kas. Sebelum melihat bagaimana perusahaan dikelola kasnya, perlu disadari bahwa untuk membaca laporan keuangan secara tepat perlu dipahami cara penyajian informasi arus kas. Pada metode langsung, arus kas dari operasi dirinci sumber –sumbernya dan demikian juga dengan pengeluaran kas sehingga laporan itu akan mudah dipahami dengan tepat. Pada metode tidak langsung, laporan arus kas dari operasional diawali dengan net income, kemudian net income tersebut dikoreksi dengan hal-hal/item-item tertentu yang diperlakukan berbeda antara dalam penyusunan laporan laba rugi (yang menghasilkan net income) dengan laporan arus kas. Dalam menyusun laporan laba rugi perusahaan menggunakan akrual basis, sehingga mungkin pada tahun tertentu ada biaya yang telah diperlakukan sebagai biaya (expense), tapi pada tahun itu tidak terdapat pengeluaran kas. Hal-hal inilah yang dikoreksikan pada net income akan berubah menjadi net cashflows dari operasional. Dengan demikian jika biaya amortisasi dan depresiasi ditambahkan, janganlah diartikan bahwa depresiasi dan amortisasi secara fisik akan mengakibatkan adanya aliran kas masuk sebesar itu.
Ada beberapa kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan, yaitu:
  1. Semua kegiatan (operasional, investasim dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang positif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih besar dari pengeluaran kas. Pada keadaan pertama semua kegiatan menghasilkan penerimaan kas yang lebih besar daripada pengeluaran kas. Tentu dalam jangka panjang akan terjadi saldo kas yang besar.
  2. Semua kegiatan (operasional, investasi dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang negatif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih kecil dari pengeluaran kas. Ini kebalikan pola 1 di atas, sehingga dalam jangka panjang cadangan kas yang ada akan habis.
  3. Kegiatan operasional positif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan negatif. Pada pola ketiga, perusahaan menggunakan kas dari operasional untuk membayar hutang/pengembalian modal/membayar deviden dan untuk investasi. Pola ini dapat dikatakan ideal dan banyak pengamat mengatakan ini adalah keadaan penen kas.
  4. Kegiatan operasional dan kegiatan investasi positif tetapi kegiatan keuangan negatif. Sedangkan pada pola hasil penjualan investasi dan opersional digunakan untuk membayar hutang mengembalikan modal.
  5. Kegiatan operasional negatif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan positif. Ini berarti perusahaan menggunakan sebagian investasi dan penarikan pinjaman modal untuk membiayai operasional. Kegiatan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
  6. Kegiatan investasi negatif sementara kegiatan operasional dan keuangan positif. Perusahaan menggunakan cash dari operasional dan pinjaman/penarikan modal untuk melakukan investasi.
  7. Kegiatan opersional dan investasi negatif sedangkan kegiatan keuangan positif. Perusahaan melakukan kegiatan operasional dan investasi yang sebagian dibiayai dengan dana pinjaman atau penarikan modal. Sebagian dana juga digunakan untuk operasional. Kondisi ini mungkin terjadi pada perusahaan yang sedang tumbuh.
  8. Kegiatan investasi positif tetapi kegiatan operasional dan keuangan negatif. Perusahaan mungkin menjual investasi/aktiva tetap untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pembayaran hutang/pembayaran ke pemilik.
Kepustakaan
Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta: Fakultas Ekonomi UGM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Danau Tanralili ( Surga Di Kaki Gunung Bawakaraeng)

Sumb er: Dokum entasi Pribadi M e nd e ngar kata Gunung Bawakara e ng s e kilas akan t e rlintas angan t e ntang k e tinggian dan huta...