A. Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus
kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan
aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini
penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan
terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya
terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional,
kegiatan investasi
serta kegiatan keuangan. Laporan arus kas menyajikan arus kas masuk dan arus
kas keluar dari kas dan setara kas dengan kategori aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan selama waktu periode tertentu. Kas dapat didefinisikan sebagai
jumlah kas yang ada ditangan (cash on hand), treasury bills, commercial paper,
money market fund dan rekening giro pada bank (cash in bank)termasuk overdraft
pada bank. Kas harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1.
Setiap
saat dapat ditukar menjadi kas
2.
Tanggal
jatuh temponya sangat dekat
3.
Kecil
resiko perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan tingkat bunga (investasi
yang jatuh tempo maksimal tiga bulan).
Setara kas (cash equivalent)
dapat diartikan sebagai investasi yang bersifat jangka pendek, sangat likuid
dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu, tanpa
menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Definisi dari setara kas
menandakan bahwa investasi tersebut hanya untuk memenuhi komitmen jangka pendek
dan bukan untuk tujuan investasi. Laporan
arus kas disyaratkan sebagai bagian dari kelengkapan dalam laporan keuangan.
Hal ini sesuai dengan PSAK 2, yang direvisi bulan Desember 2009 dan sesuai
dengan kebijakan konvergensi IFRS (international Financial Reporting
Standart) yang mensyaratkan bahwa
laporan arus kas disajikan sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan
keungan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Informasi tentang arus kas suatu
perusahaan berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya. Tujuan Pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas
yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan
keuangan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan
para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
memengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan
keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus
kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut
juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan
karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Hal ini sekaligus memenuhi fungsi
dominan dari laporan keuangan yakni tujuan stedwarship function, yaitu laporan
keuangan harus dapat memberikan informasi sejauh mana mengelola sumber daya
yang dipercayakan kepadanya oleh para pemilik modal.
B.
Keuntungan Laporan Arus
Kas
Keuntungan
laporan arus kas menurut Lee (Sofyan Harahap : 258) adalah sebagai berikut :
1. Dapat memberikan kerangka kerja untuk menghubungkan
prestasi masa lalu, saat sekarang dan masa yang akan datang.
2. Menurut kacamata investor, proyeksi arus kas akan
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar dan menggambarkan perencanaan
kebijakan keuangannya.
3. Nilai discounted flow ratio lebih dipercaya untuk
menjadi indikator investasi daripada rasio laba dengan harga sekarang
disebabkan sistem alokasi yang dilakukan dalam menghitung laba seperti dalam
akuntansi berbasis akrual (accrual basis accounting)
4.
Akuntansi
arus kas dapat digunakan untuk memperbaiki kesenjangan antara bagaimana
investasi dilakukan yang biasanya dengan dasar kas dengan bagaimana hasil suatu
investasi dinilai.
Laba merupakan indikator
keberhasil perusahaan, karena dengan laba maka perusahaan dapat menciptakan kas
untuk periode selanjutanya. Tetapi sama seperti laba yang menjadi indikator
keberhasilan perusahaan, kas yang merupakan aktiva yang paling likuid dalam
perusahaan juga memegang peranan yang sangat penting, sehingga laporan arus kas
juga dibutuhkan untuk alasan berikut ini : Kadangkala
ukuran laba tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya; Seluruh
informasi mengenai kinerja perusahaan selama periode tertentu dapat diperoleh
lewat laporan arus kas dan laporan arus kas dapat digunakan untuk memprediksi
arus kas dimasa yang akan datang.
C.
Klasifikasi Komponen Laporan Keuangan
PSAK 2 mensyaratkan bahwa laporan
arus kas menyajikan arus kas selama periode akuntansi yang relevan, yang
diklasifikasikan menjadi tiga kategori :
1.
Aktivitas operasi Aktivitas operasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas
utama penghasil pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities)
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Arus
kas dari aktivitas operasi terkait dengan aktivitas menghasilkan pendapatan
dari entitas.
Contoh arus kas dari aktivitas
operasi adalah :
a.
Penerimaan kas dari
penjualan jasa
b.
Penerimaan kas dari
royalti, komisi dan pendapatan lainnya yang diterima tunai.
c.
Penerimaan kas dari
penjualan barang
d.
Pembayaran kas kepada
pemasok barang
e.
Pembayaran kas kepada
karyawan
f.
Pemayaran kas kepada
pemasok jasa lainnya
g.
Pembayaran atau restitusi
pajak penghasilan kecuali secara khusus merupakan bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi
h.
Penerimaan dan pembayaran
kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan.
Ketika dilaporkan dengan metode langsung maka penerimaan kas dan pembayaran
kas kotor diungkapkan sedangkan dengan menggunakan metode tidak langsung laba
atau rugi disesuaikan untuk dampak transaksi yang bersifat non-kas, penerimaan
atau pembayaran kas dari operasi masa depan yang ditangguhkan atau masih belum
diterima, dan pos-pos pendapatan atau beban yang berhubungan dengan arus kas
investasi atau pendanaan.
2.
Aktivitas investasi Aktivitas investasi adalah perolehan (acquisition) dan
pelepasan (disposal) aset jangka panjang dan investasi non setara kas.
Aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan
dengan sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan.
Contoh arus kas dari
aktivitas investasi adalah :
a.
Arus kas yang diterima,
misalnya : Penjualan aset tetap; Penjualan surat berharga yang berupa investasi; Penagihan pinjaman pokok jangka panjang/pinjaman (tidak termasuk bunga jika
merupakan kegiatan investasi) dan Penjualan aset lainnya
yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk persediaan), dst..
b.
Arus kas yang keluar,
misalnya : Pembayaran untuk
mendapatkan aset tetap; Aktiva tak berwujud dan
aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang dikapitalisasikan; Pembelian investasi jangka panjang; Perolehan saham atau
instrumen keuangan perusahaan lain; Pemberian pinjaman pada
pihak lain dan Pembayaran untuk aset lain yang digunakan dalam kegiatan
produktif seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan
persediaan operasional), dst..
3.
Aktivitas pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan besaran dan komposisi modal ekuitas dan pinjaman perusahaan. Contoh arus kas dari aktivitas pendanaan :
a.
Arus kas masuk misalnya : Pengeluaran saham atau instrumen modal lainnya; Pengeluaran wesel; Penjualan obligasi; Pengeluaran surat hutang hipotik
Serta pinjaman lainnya.
b.
Arus kas keluar misalnya : Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik; Pembelian saham perusahaan (treasury stock);
Pelunasan pokok pinjaman; Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi kewajiban yang berkaitan dengan
sewa gedung usaha pembiayaan. Dst..
Dalam hal pelunasan pinjaman meliputi pinjaman pokok dan
bunga, pelunasan yang dilakukan mengarah pada jumlah pokok pinjaman yang
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan (financing activity) dan
dibayarkan mengarah kebunga, harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi
(operating activity). Demikian juga dengan arus
kas dari penjualan dan pembelian surat berharga yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan oleh suatu perusahaan investasi, diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi. Sedangkan arus kas dari penjualan dan pembelian surat
berharga yang dimiliki untuk tujuan investasi oleh perusahan pabrikasi,
diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
Entitas harus memastikan bahwa terdapat konsistensi
didalam klasifikasi arus kas. Klasifikasi menurut aktivitas membantu pengguna memahami dampak aktivitas
tersebut pada posisi keuangan dari entitas dan pada jumlah kas dan setara kas. Kegiatan
operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan,
menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan
pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional
antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan menjual jasa
aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya
uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan
dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya
pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang diterima karena
perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian
halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan
arus keluar untuk biaya tersebut.
Kegiatan
investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat
berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli
investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual
investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan.
Kegiatan
keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan menarik
uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang
kepada mereka.
D.
Metode Penyajian Laporan Arus Kas
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas,
yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan
antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan
operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci
menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci
lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara
itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan
cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan
beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar
serta laba/rugi karena pelepasan investasi.
PSAK mensyaratkan pengungkapan kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas
bruto.
Contoh arus kas bruto :
1.
Tagihan kas dari pelanggan
2. Penerimaan bunga dan deviden
3. Pembayaran kas ke karyawan dan pemasok lain
4. Pembayaran bunga dan deviden
5.
Penerimaan dan pembayaran
kas operasi lain.
Kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat
diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan pos-pos
dalam laporan laba rugi komprehensif dari basis akrual menjadi basis kas.
Misalnya : Penjualan +
saldo awal piutang dagang – saldo akhir piutang dagang = tagihan kas dari
pelanggan.
|
Beban operasi + saldo awal akrual beban-saldo akhir akrual beban + saldo
akhir beban dibayar dimuka – saldo akhir beban dibayar dimuka – beban non kas
lain (misalnya penyusutan)= pembayaran kas untuk beban operasi
|
Biaya penjualan + persediaan akhir – persediaan awal = pembelian
Dan Pembelian + saldo awal utang dagang – saldo akhir utang dagang =
pembayaran kas kepada pemasok barang
|
Berikut ini
merupakan penjelasan singkat atas metode yang digunakan dalam penyajian
keuangan laporan arus kas:
1.
Metode
Langsung Metode langsung pada hakikatnya adalah menguji kembali setiap item laporan
laba rugi dengan tujuan untuk melaporkan seberapa besar kas yang diterima atau
dibayarkan terkait dengan setiap komponen laga rugi tersebut. Contohnya, besar penjualan yang
tersaji dalam laporan laba rugi akan diuji kembali dengan menggunakan laporan
arus kas untuk mengetahui berapa besarnya uang kas yang telah diterima dari
pelanggan sepanjang periode. Metode langsung lebih
dianjurkan oleh PSAK karena lebih
memfokuskan pada arus kas daripada laba bersih akrual oleh karena itu dianggap
lebih informatif dan terperinci. Selanjutnya oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
dalam PSAK No.2 menyatakan dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok
utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan
baik :
a.
dari catatan akuntansi
perusahaan
b.
dengan menyesuaikan
penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi
untuk perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha dalam periode
berjalan, pos bukan kas lainnya, dan pos lain yang berkaitan dengan arus kas
investasi dan pendanaan.
2. Metode Tidak
Langsung Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, akrual dari penerimaan atau pembayaran kas
untuk operasi masa lalu dan masa depan dan unsur penghasilan atau beban yang
berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Metode tidak langsung ini
merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan melakukan
penyesuaian sebagai berikut :
a.
Pendapatan dan beban yang
tidak melibatkan arus kas masuk dan kas keluar, contohnya adalalah amortitasi
premium/diskonto investasi obligasi, beban penyisihan piutang ragu-ragu, beban
penyusutan aktiva tetap, beban amortisasi aktiva tidak berwujud dan beban
amortisasi premium/diskonto utang obligasi.
b.
Keuntungan dan kerugian
yang terkai dengan aktivitas investasi atau pembiayaan, contohnya adalah
keuntungan dan kerugian penjualan aktiva tetap, keuntungan dan kerugian
penjualan investasi dalam saham, dan keuntungan serta kerugian atas penebusan
kembali utang obligasi.
c.
Perubahan dalam aktiva
lancar (selain kas) dan kewajiban lancar sebagai hasil dari transaksi
pendapatan dan beban yang tidak mempengaruhi arus kas, contohnya adalah
perubahan dalam saldo piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar
dimuka, utang usaha, utang gaji/upah, utang bunga dan utang pajak penghasilan.
E.
Membaca Laporan Arus Kas
Semula banyak pengguna laporan keuangan yang
lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada laporan Laba Rugi dan Neraca.
Laporan Laba Rugi menggambarkan hasil usaha perusahaan selama periode tertentu.
Sementara itu Neraca menggambarkan posisi keuangan pada saat tertentu.
Akhir-akhir ini disadari cara mengelola kas perusahaan juga perlu dievaluasi
yaitu dengan cara mengevaluasi laporan arus kas. Sebelum melihat bagaimana
perusahaan dikelola kasnya, perlu disadari bahwa untuk membaca laporan keuangan
secara tepat perlu dipahami cara penyajian informasi arus kas. Pada metode
langsung, arus kas dari operasi dirinci sumber –sumbernya dan demikian juga
dengan pengeluaran kas sehingga laporan itu akan mudah dipahami dengan tepat.
Pada metode tidak langsung, laporan arus kas dari operasional diawali dengan
net income, kemudian net income tersebut dikoreksi dengan hal-hal/item-item
tertentu yang diperlakukan berbeda antara dalam penyusunan laporan laba rugi
(yang menghasilkan net income) dengan laporan arus kas. Dalam menyusun laporan
laba rugi perusahaan menggunakan akrual basis, sehingga mungkin pada tahun
tertentu ada biaya yang telah diperlakukan sebagai biaya (expense), tapi pada
tahun itu tidak terdapat pengeluaran kas. Hal-hal inilah yang dikoreksikan pada
net income akan berubah menjadi net cashflows dari operasional. Dengan demikian
jika biaya amortisasi dan depresiasi ditambahkan, janganlah diartikan bahwa
depresiasi dan amortisasi secara fisik akan mengakibatkan adanya aliran kas masuk
sebesar itu.
Ada beberapa
kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan, yaitu:
- Semua kegiatan (operasional, investasim dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang positif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih besar dari pengeluaran kas. Pada keadaan pertama semua kegiatan menghasilkan penerimaan kas yang lebih besar daripada pengeluaran kas. Tentu dalam jangka panjang akan terjadi saldo kas yang besar.
- Semua kegiatan (operasional, investasi dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang negatif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih kecil dari pengeluaran kas. Ini kebalikan pola 1 di atas, sehingga dalam jangka panjang cadangan kas yang ada akan habis.
- Kegiatan operasional positif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan negatif. Pada pola ketiga, perusahaan menggunakan kas dari operasional untuk membayar hutang/pengembalian modal/membayar deviden dan untuk investasi. Pola ini dapat dikatakan ideal dan banyak pengamat mengatakan ini adalah keadaan penen kas.
- Kegiatan operasional dan kegiatan investasi positif tetapi kegiatan keuangan negatif. Sedangkan pada pola hasil penjualan investasi dan opersional digunakan untuk membayar hutang mengembalikan modal.
- Kegiatan operasional negatif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan positif. Ini berarti perusahaan menggunakan sebagian investasi dan penarikan pinjaman modal untuk membiayai operasional. Kegiatan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
- Kegiatan investasi negatif sementara kegiatan operasional dan keuangan positif. Perusahaan menggunakan cash dari operasional dan pinjaman/penarikan modal untuk melakukan investasi.
- Kegiatan opersional dan investasi negatif sedangkan kegiatan keuangan positif. Perusahaan melakukan kegiatan operasional dan investasi yang sebagian dibiayai dengan dana pinjaman atau penarikan modal. Sebagian dana juga digunakan untuk operasional. Kondisi ini mungkin terjadi pada perusahaan yang sedang tumbuh.
- Kegiatan investasi positif tetapi kegiatan operasional dan keuangan negatif. Perusahaan mungkin menjual investasi/aktiva tetap untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pembayaran hutang/pembayaran ke pemilik.
Baridwan, zaki.
2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta: Fakultas Ekonomi UGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar