Jumat, 10 Februari 2017

Audit Siklus Pendanaan



A.                 Pengertian Siklus Pendanaan
Siklus pendanaan berkaitan dengan pembayaran kembali utang jangka panjang yang jatuh tempo, pembayaran bunga, dan deviden. Siklus ini meliputi dua kelompok transaksi yaitu : Transaksi utang jangka panjang dan Transaksi saham. Siklus pendanaan berkaitan erat dengan siklus pengeluarn kas. Hal ini beralasan karena pembayaran bunga obligasi dan deviden oleh perusahaan biasanya dilaksanakan dalam bentuk uang dan sejenisnya (cek). Rekening yang terkait adalah : Utang obligasi, Utang wesel, Utang atau kewajiban jangka panjang lainnya, Premium (diskonto) obligasi, Utang bunga, Biaya bunga, Laba rugi penghentian obligasi , Saham biasa atau preferen, Laba ditahan, Dividend an Utang dividen.
B.                 Tujuan Audit Siklus Pendanaan
Tujuan audit siklus pendanaan adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pendanaan. Tujuan audit siklus ini adalah sebagai berikut :
1.      Asersi keberadaan dan keterjadian
2.      Asersi kelengkapan
3.      Asersi hak dan kewajiban
4.      Asersi penilaian dan pengalokasian
5.      Asersi penyajian dan pengungkapan
C.                 Materialitas, Risiko dan Strategi Audit
Pengeluaran surat berharga obligasi maupun penjualan saham perusahaan pada umumnya dilakukan dalam jumlah nilai rupiah yang besar. Oleh karena itu, saldo saham dan utang obligasi pada umumnya material bagi neraca. Sedangkan biaya bunga pada umumnya tidak material bagi laporan laba rugi. Hal yang sebaliknya terjadi pada deviden. Deviden pada umumnya material bagi laporan laba yang ditahan (saldo laba). Risiko salah saji pada transaksi pendanaan pada umumnya rendah karena transaksi ini merupakan transaksi yang jarang terjadi. Strategi audit tergantung frekuensi transaksi pendanaan. Bila frekuiensinya rendah, auditor akan menghemat biaya bila memakai primarily substantive approach atau pendekatan pengutamaan pengujian substantife. Sebaliknya, apabila frekuensi transaksi tinggi, auditor akan menghemat biaya kalau melakukan pengujian pengendalian untuk mengimpun bukti yang mendukung lower assessed level of control risk.
D.                 Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau wawancara kepada manajer puncak yang staf yang terlibat dala siklus pendanaan. Di samping itu, auditor dapat menelaah dokumen, atau menelaah kembali pengalama auditor pada audit perode sebelumnya dengan klien tersebut. Pemahaman strukrur pengendalian intern siklus ini meliputi :
1.      Lingkungan pengendalian Titik tolak pemahaman struktur pengendalian intern siklus pendanaan adalah pemahaman lingkungan pengendalian atas siklus pendanaan. Lingkungan pengendalian sangat penting untuk mewujudkan SPI siklus pendanaan yang baik.
2.      Penaksiran resiko Penaksiran resiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan resiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
3.      Informasi dan komunikasi (system akuntansi) Pemahaman system akuntansi menuntut pengetahuan auditor tentang metode pemerosesan data, dan dokumen serta catatan pokok yang digunakan.
4.      Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi dalam siklus pendanaan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan :
·         Review kinerja
·         Pengulahan informasi
·         Pengendalian fisik
·         Pemisahan tugas
Dokumen dan pencatatan yang dipakai meliputi : Sertifikat saham , Sertifikat obligasi, Bond in denture, Broker’s advice, Buku jurnal, Buku pembantu modal saham, Buku pembantu obligasi, Sertifikat penghentian obligasi, Surat perjanjian dan Hutang jangka panjang. Adapun terdapat lima fungsi yang terlibat dalam siklus pendanaan yaitu
a.       Pengeluaran obligasi atau saham
b.      Pembayaran bunga obligasi dan deviden kas
c.       Penarikan kembali obligasi dan saham
d.      Pencatatan berbagai transaksi pendanaan
e.       Penjaga ketepatan saldo dalam buku besar pemegang obligasi dan pemegang saham
E.              Penetapan Resiko Pengendalian
Penetapan resiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan. Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat menghasilkan bukti mengenai efektivitas rancangan dan opersi pengendalian siklus pendanaan. Bukti tersebut kemudian digunakan untuk menetapkan resiko pengendalian untuk setiap asersi yang signifikan yang terkait dengan pendanaan.
F.                  Pengujian Substantif Saldo Modal Saham
Akuntan pertama kali harus menentukan tingkat resiko deteksi yang di terima untuk masing-masing asersi terkait signifikan. Hal ini berguna untuk merancang pengujian substantif tinggi rendahnya resiko deteksi tergantung pada besarnya resiko audit yang ditetapkan, resiko bawaan, dan resiko pengendalian.
G.                Pertimbangan Program Audit
Auditor dapat merancang program audit untuk mencapai tingkat resiko deteksi yang dapat diterima untuk masing-masing asersi. Pada umumnya pengujian substantif lebih banyak diterapkan untuk asersi keberadaan atau keterjadian, dan hak dan kewajiban.

1 komentar:

Danau Tanralili ( Surga Di Kaki Gunung Bawakaraeng)

Sumb er: Dokum entasi Pribadi M e nd e ngar kata Gunung Bawakara e ng s e kilas akan t e rlintas angan t e ntang k e tinggian dan huta...