Sabtu, 11 Februari 2017

Bukti Audit



A.                 Pengertian Bukti Audit
            Bukti audit didefinisikan sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah sesuai dengan criteria yang ditetapkan. Rentang informasi ini sangat beragam kemampuannya dalam mempengaruhi auditor memutuskan apakah laoran keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Bukti audit ini mencakup informasi yang sangat persuasive, seperti perhitungan auditor atas surat berharga yang dapat diperjualbelikan, dan informasi yangh kurang persuasive, seperti berbagai tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien.
B.                 Jenis-jenis Bukti Audit
            Secara umum, Bukti audit dapat dikelompokkan ke dalam 9 jenis bukti. Berikut ini dikemukakan ke Sembilan jenis bulti tersebut:
1.      Struktur Pengendalian Intern Struktur pengendalian intern dapat dipergunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat dipercayai data akuntansi. Kuat lemahnya struktur pengendalian intern merupakan indicator utama yang menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan. Oleh karena itu, struktur pengendalian intern merupakan bukti yang kuat untuk menentukan dapat atau tidaknya informasi keuangan dipercaya.
2.      Bukti Fisik Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan persediaan. Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud. Pemeriksaan langsung auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang paling obyektif dalam menentukan kualitas yang bersangkutan. Oleh karena itu, bukti fisik merupakan jenis bukti yang paling dapat dipercaya. Adapun Bukti fisik diperoleh melalui prosedur auditing yang berupa inspeksi penghitungan, danobservasi. Pada umumnya biaya memperoleh bukti fdisik sangat tinggi. Bukti fisk berkaitan erat dengan keberadaan atau kejadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi. Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang berwujud (tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan kas, tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat berharga, surat piutang, serta aktiva tetap yang berwujud.
3.      Catatan Akuntansi Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan obyek yang diperiksa dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan akuntansi merupakan obyek audit. Obyek audit adalah laporan keuangan. Tingkat dapat dipercayanya catatan akuntansi tergantung kuat lemahnya struktur pengendalian intern.
4.      Konfirmasi Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak menghabiskan waktu dan biaya. Ada tiga jenis konfirmasi, yaitu:, Konfirmasi positif, Blank confirmation dan Konfirmasi negative.
            Konfirmasi yang dilakukan auditor pada umumnya dilakukan pada pemeriksaan:
a.       Kas di bank dikonfirmasikan ke bank klien
b.      Piutang usaha dikonfirmasikan ke pelanggan
c.       Persediaan yang disimpan di gudang umum. Persediaan ini dikonfirmasikan ke penjaga atau kepala gudang
d.      Hutang lease dikonfirmasikan kepada lessor
5.      Bukti Dokumenter Bukti documenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurutr sumber dan tingkat kepercayaannya bukti, bukti documenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.      Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung
b.      Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien dan
c.       Bukti documenter yang dibuat dan disimpan oleh klien.
            Bukti documenter kelompok a mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi daripada kelompok b. Bukti documenter kelompok b mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi daripada kelompok c. bukti documenter meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening Koran bank (bank statement), dan bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti documenter tergantung sumber dokumen, cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan dokumen. Bukti documenter banyak digunakan secara luas dalam auditing. Bukti documenter dapat memberikan bukti yang dapat dipercaya (reliabel) untuk semua asersi
6.       Bukti Surat Pernyataan Tertulis Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang individu yang bertanggung jawab dan berpengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian tertentu. Bukti surat pernyataan tertulis dapat berasal dari manajemen atau organisasi klien maupun dari dari sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis. Reprentation letter atau representasi tertulis yang dibuat manajemen merupakan bukti yang berasal dari organisasi klien. Surat pernyataan konsultan hokum, ahli teknik yang berkaitan dengan kegiatan teknik operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal dari pihak ketiga. Bukti ini dapat menghasilkan bukti yang reliable untuk semua asersi.
7.      Perhitungan Kembali sebagai Bukti Matematis Bukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor. Penghitungan yang dilakukan auditor merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif dan matematis. Bukti ini dapat digunakan untuk membuktikan ketelitian catatan akuntansi klien. Perhitungan tersebut misalnya: Footing untuk meneliti penjumlahan vertical; Cross-footing untuk meneliti penjumlahan horizontal dan Perhitungan depresiasi. Bukti matematis dapat diperoleh dari tugas rutin seperti penjumlahan total saldo, dan perhitugnan kembali yang rumit seperti penghitungan kembali anuitas obligasi. Bukti matematis menghasilkan bukti yang handal untuk asersi penilaian atau pengalokasian dengan biaya murah.
8.      Bukti Lisan Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia, sehingga ia mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan. Masalah yang ditanyakan antara lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi dokumen dan catatan, pelaksanaan prosedur akuntansi yang tidak lazim, kemungkinan adanya utang bersyarat maupun piutang yang sudah lama tak tertagih. Jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan merupaka bukti lisan. Bukti lisan harus dicatat dalam kertas kerja audit. Bukti ini dpat menghasilkan bukti yang berkaitan dengan semua asersi.
9.      Bukti Analitis dan Perbandingan Bukti analitis mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan anggaran atau standar prestasi, trend industry, dan kondisi ekonomi umum. Bukti analitis menghasilkan dasar untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu dalam laporan keuangan dan kewajaran hubungan antas pos-pos dalam laporan keuangan. Keandalan bukti analitis sangat tergantung pada relevansi data pembanding. Bukti analitis berkaitan serta dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian. Bukti analitis meliputi perbandingan atas pos-pos tertentu antara laporan keuangan tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya. Perbandingan in dilakukan untuk meneliti adanya perubahan yang terjadi dan untuk menilai penyebabnya.
C.                 Berbagai Keputusan Bukti Audit
            Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yangt memadai bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara wajar. Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah kedalam empat sub keputusan berikut ini:
1.      Prosedur Audit Adalah rincian intruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit. Seabagai contoh berikut ini adalah suatu prosedur audit untuk pengujian transaksi pengeluaran kas.
-          Ambilah buku jurnal pengeluaran kas dan bandingkanlah nama sipembayar, nilai uang, dan tanggal pada berbagai cek yang ditangguhkan dengan data yang terdapat dalam buku jurnal pengeluaran kas.
2.      Ukuran Sampel Setelah memilih prosedur audit, mungkin sekali memilih beragam ukuran sampel dari hanya satu sampel hingga semua item yang terdapat dalam populasi yang   sedang di uji. Dalam prosedur audit yang telah dibahas diatas, anggaplah bahwa terdapat 6.600 cek yang tercatat dalam buku jurnal pengeluaran kas. Auditor barangkali akan memilih ukuran sampel sebesar 50 cek sebagai perbandingan dengan buku jurnal pengeluaran kas. Keputusan untuk memilih seberapa banyak item yang akan diuji haruslah dibuat oleh auditor untuk masing-masing prosedur audit yang ada. Ukuran sampel bagi setiap prosedur tersebut kemungkinan besar akan berbeda antara satu penugasan audit dengan penugasan audit lainnya.
3.      Item-item yang terpilih Setelah menentukan ukuran sampel untuk prosedur audit dilakukan, haruslah ditentukan item-item mana dari populasi yang akan diuji. Jika auditor memutuskan, umpamanya, untuk memilih 50 cek yang ditangguhkan dari populasi sebesar 6.600 cek sebagai item-item yang akan dibandingkan dengan data pada buku jurnal pengeluaran kas, maka dapat digunakan berbagai metode yang berbeda untuk emmilih cek-cek manakah yang akan di uji. Auditor dapat (1) memilih 50 cek pertama yang tercatat dalam periode 1 minggu, (2) memilih 50 cek bernilai terbesar, (3) memilih cek-cek tersebut secara acak, atau, (4) memilih cek-cek yang menurut auditor memiliki kemungkinan kandungan kekeliruan yang besar.
4.      Pemilihan Waktu yang tepat Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup periode waktu tertentu seperti satu tahun, pada umumnya proses audit baru selesai dilaksanakan setelah beberapa minggu atau beberapa bulan setelah berakhirnya suatu periode waktu. Waktu pelaksanaan berbagai prosedur audit beragam mulai dari awal suatu periode akuntansi atau lama setelah periode akuntansi itu berakhir.
            Berbagai prosedur audit seringkali menggabungkan antara ukuran sampel, item-item yang diuji, dan pemilihan waktu yang tepat kedalam prosedur audit. Berikut ini adalah suatu modifikasi dari prosedur audit diatas yang mencamtumkan keempat keputusan-keputusan bukti audit.
1.      Ambilah buku jurnal pengeluaran kas bulan oktober dan bandingkanlah nama sipembayar, nilai uang dan tanggal pada berbagai cek yang ditangguhkan dengan data yang terdapat dalam buku jurnal pengeluaran kas tersebut untuk suatu sampel yang dipilih secara acak atas 40 nomor cek.
2.      Program Audit Daftar atas berbagai prosedur audit untuk area audit tertentu atau untuk keseluruhan proses audit disebut dengan program audit. Program audit selalu mengandung daftar rangkaian prosedur audit. Didalamnya pun seringkali mencakup pula ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan waktu pelaksanaan pengujian tersebut. Biasanya, Mayoritas auditor menggunakan berbagai jenis komputer untuk mendukung persiapan program-program audit. Aplikasi komputer yang paling sederhana pun melibatkan pengetikan program audit kedalam suatu pengolah kata serta menyimpannya dari satu tahun ketahun berikutnya agar dapat memfasilitasi berbagai perubahan dan segera memperbaharuainya.
3.      Persuavitas Bukti Audit Dua penentu persuasivitas bukti audit adalah kompetensi dan kecukupan, yang langsung diambil dari standar pekerjaan lapangan ketiga. Kompetensi bukti merujuk pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya atau diyakini kebenarannya. Jika bukti audit dianggap memiliki kompetensi yang tinggi, maka bantuan bukti tersebut untuk meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sangatlah besar. Sebagai contoh jika perhitungan persediaan dilakukan oleh auditor, maka bukti audit yang diperoleh akan lebih kompeten daripada jika menajemenlah yang memberikan daftar perhitungan persediaan yang dibuatnya sendiri kepada auditor. Mayoritas auditor mempergunakan istialh keterpercayaan bukti sebagai sinonim dari kompetensi. Kompetensi bukti hanya berkaitan dengan prosedur-prosedur audit yang terseleksi. Tingkat kompetensi tidak dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar ukuran sampel atau mengambil item-item lainnya dari suatu populasi. Tingkat kompetensi hanya dapat diperbesar dengan memilih berbagai prosedur yang mengandung tingkat kualitas yang lebih tinggi atas satu atau lebih dari ketujuh karakteristik kompetensi bukti audit berikut ini.
a.       Relevansi Bukti audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh auditor sebelum bukti tersebut dapat terpercaya
b.      Independensi penyedia bukti Bukti audit yang diperoleh dari sumber di luar entitas akan lebih  dipercaya daripada bukti audit yang diperoleh dari dalam entitas.
c.       Efektivitas Pengendalian Intern Klien Jika pengendalian intern klien berjalan secara efektif, maka bukti audit yang diperoleh akan dapat lebih dipercaya daripada jika pengendalian intern itu lemah.
d.      Pemahaman Langsung Auditor  Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik,   observasi, perhitungan dan inspeksi akan lebih kompeten daripada informasi yang diperoleh secara tidak langsung.
e.       Berbagai kualifikasi individu yang menyediakan informasi. Walaupun jika sumber informasi itu bersifat independent, bukti audit tidak akan dapat dipercaya kecuali jika individu yang menyediakan informasi tersebut memilikikualifikasi untuk melakukan hal itu.
f.       Tingkat obyektivitas. Bukti yang obyekif akan dapat lebih dipercayadari pada bukti yang membutuhkan pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut memang benar. Berbagai contoh bukti yang obyektif termasuk konfirmasi atas piutang dagang dan saldo-saldo bank, perhitungan fisik surat berharga dn kas, serta perhitungan ulang saldo dalam daftar utang dagang untuk menentukan apakah data-data tersebut sesuai dengan saldo pada buku besar. Sedangkan contoh-contoh dari bukti-bukti yang subyektif termasuk selembar surat yang ditulis oleh pengacara klien yang membahas mengenai kemungkinan hasil yang diperoleh dari berbagai gugatan hukum yang sedang dihadapi oleh klien, observasi atas persediaan yang usang selama dilakukannya pengujian fisik, serta berbagai informasi yang didapat dari menejer kredit tentang kolektibilitas dari piutang dagang yang belum dibayar oleh pelanggan.  
g.       Ketepatan waktu. Ketepatan wktu atas bukti audit dapat merujuk baik kapan bukti itu di kumpulkan atau kapan periode wktu yang tercover oleh proses audit itu.
Persuasivitas dan Biaya Dalam membuat berbagai keputusan tentang bukti audit pada suatu proses audit, baik persuasivitas maupun biaya harus turut dipertimbangkan. Sangatlah jarang terjadi ketika hanya satu jenis bukti audit saja yang tersedia untuk memverifikasi informasi. Persuasivitas dan biaya dari semua alternative harus masuk dalam pertimbangan audior sebelum ia memilih suatu atau beberapa jenis bukti audit yang terbaik. Tujuan auditor adalah memperoleh sejumlah bukti audit yang cukup kompeten pada tingkat biaya terendah yang paling mungkin dicapai.
4.      Prosedur Analitis Presedur Analitis menngunakan berbagai perbandingan dan hubungan-hubungan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Prosedur analitis digunakan untuk tujuan berbeda atas sebuah audit. Tujuannya adalah untuk Memahami industri dan bisnis klien, Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas, Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan dan Mengurangi ujian audit rinci
5.      Wawancara kepada Klien Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai tanggapannya atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Saat auditor memperoleh bukti dari hasil wawancara ini, pada umumnya merupakan suatu keharusan bagi auditor untuk memperoleh bukti audit lainnya yang lebih meyakinkan melalui berbagai prosedur lainnya.
6.      Hitung Uji Hitung uji melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada sejumlah sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas berbagai erhitungan ini terdiri dari pengujian atas keakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup sejumlah prosedur seperti pengujian perkalian dalam faktur-faktur penjualan dan persediaan, penjumlahan dalam jurnal-jurnal dan catatan-catatan pendukung, serta menguji perhitungan atas beban depresiasi dan beban dibayar di muka. Pengujian kembali atas berbagai transfer informasi mencakup penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan bahwa pada saat informasi tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu dicatat dalam nilai yang sama pada setiap saat.
7.      Observasi Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas tertentu. Sepanjang proses audit, terdapat banyak kesempatan bagi auditor untuk mempergunakan indera penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciumannya dalam mengevaluasi berbagai item yang sangat beraneka ragam. Merupakan kewajiban auditor untuk menindaklanjuti berbagai kesan pertama yang didapatnya dengan berbagai bentuk bukti audit lainnya yang bersifat nyata.
D.                 Kompetensi Dan Biaya atas Bukti Audit
Kompetensi Jenis-Jenis Bukti Pertama, efektivitas pengendalian intern klien memiliki pengaruh yang signifikan atas kompetensi sebagian besar jenis audit. Sebagai contoh, dokumentasi internal suatu perusahaan yang memiliki pengendalian intern yang efektif akan lebih terpercaya karena dokumen-dokumen tersebut memiliki persentase keakuratan yang lebih tinggi. Serupa dengan hal tersebut, prosedur analitis tidak akan menjadi bukti audit yang kompeten bila pengendalian yang bertugas menghasilkan data ternyata menyediakan informasi  yang tidak akurat. Kedua, baik pengujian fisik maupun hitung uji kemungkian besar akan memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi jika pengendalian internnya berjalan efektif, tetapi penggunaan kedua jenis bukti itu cukup besar perbedaannya. Kedua jenis bukti audit ini secara efektif berhasil mengilustrasikan bahwa bukti-bukti audit yang memiliki tingkat kepercayaan yang sama boleh jadi benar-benar jauh berbeda. Dan Ketiga, jenis bukti audit yang spesifik jarang sekali mampu memberikan bukti audit yang kompeten hanya dengan jenis bukti itu saja untuk memuaskan beberapa tujuan audit. Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari bukti–bukti tersebut. Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya , sah , obyektif , dan relevan. Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai faktor , yaitu  Relevansi  bukti audit, Faktor lain yang berhubungan dengan keandala bukti audit serta Penilaian professional auditor dalam mengevaluasi bukti-bukti audit yang ada.
Biaya Atas Jenis-Jenis Bukti Dua jenis bukti audit yang paling mahal biayanya adalah pengujian fisik dan konfirmasi. Pengujian fisik mengeluarkan biaya yang besar karena pada umumnya, pengujian fisik mewajibkan kehadiran auditor pada saat klien melakukan perhitungan aktivanya, yang sering sekali dilakukan pada tanggal neraca.konfirmasi membutuhkan biaya yang besar karena auditor harus melaksanakan sejumlah prosedur secara berhati-hati dalam rangka mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali, serta upaya untuk menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerima tanggapan atau sejumlah pengecualian konfirmasi.
Dokumentasi dan prosedur analitis memerlukan biaya pada tingkat  yang moderat. Jika karyawan klien mempersiapka berbagai dokumen dan menyusunnya secara apik agar mudah dipergunakan, maka dokumentasi umumnya hanya menimbulkan pengeluaran biaya audit yang cukup rendah. Saat auditor harus menemukan berbagai dokumen tersebut oleh dirinya sendiri, mak dokumentasi dapat menimbulkan biaya audit yang sangat tinggi. Prosedur analitis membutuhkan pertimbangan auditor untuk memutuskan jenis prosedur analitis mana yang akan dipergunakan, melakukan sejumlah perhitungan, serta mengevaluasi hasil yang diperoleh.Tiga jenis bukti audit yang paling rendah biayanya adalah observasi, wawancara kepada klien, dan hitung uji. Observasi umunya dilakukan bersamaan dengan sejumlah prosedur audit lainnya. Wawancara dengan klien dilakukan secara ekstensif dalam setiap proses audit dan umumnya hanya mengeluarkan biaya audit yang rendah. Hitung uji umumnya hanya menimbulkan sejumlah kecil biaya karena hitung uji ini hanya melibatkan berbagai perhitungan dan penelusuran sederhana yang dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan keperluan auditor.
Menurut standar audit, dokumentasi audit adalah catatan yang disimpan oleh auditor dari prosedur yang diterapkan, ujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang berhubungan yang dicapai dalam perjanjian. Dokumentasi udit juga biasa dianggap sebagai kertas kerja pemeriksa (KKP), kertas kerja audit (KKA), atau audit working paper (AWP). Dokumentasi audit harus dipelihara dalam arsip terkomputerisasi. Secara keseluruhan, tujuan dokumentasi audit adalah membantu auditor menyediaakan jaminan wajar bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit yang umum diterima. Secara khusus, dokumentasi audit (KKP) bertujuan sebagai pendukung dalam memberikan opini, memberikan sebuah dasar untuk merencanakan audit, sebuah catatan bukti yang diakumulasikan dan hasil dari ujian, sebagai bahan supervise oleh supervisor dan rekan, sebagai acuan untuk audit tahun berikutnya, sebagai referensi bila ada pertanyaan oleh pihak lain. Dokumentasi audit adalah cara utama untuk mendokumentasikan dimana sebuah audit yang memadai telah dilakukan. Dokumntasi audit memberikan sumber informasi penting untuk membantu auditor dalam menentukan laporan audit yang tepat untuk dibuat dalam keadaan tertentu.
E.                 Arsip Bukti Audit
Setiap perusahaan akuntan publik membuat pendekatannya sendiri untuk menyiapkan dan mengatur arsip audit. Biasanya arsip audit dimulai dengan informasi yang lebih umum, seperti data perusahaan dalam arsip permanen dan diakhiri dengan laporan keuangan dan laporan audit. Ditengahnya adalah arsip audit yang mendukung ujian auditor.
Arsip audit adalah rangka referensi utama yang digunakan oleh orang yang mengawasi untuk mengevaluasi apakah bukti kompeten yang cukup telah diakumulasikan untuk mendukung laporan audit. Saat prosedur audit melibatkan penyelidikan dokumen tau konfirmasi saldo, dokumentasi audit harus meliputi sebuah identifikasi dari item yang diuji. Arsip audit juga harus meliputi dokumentasi tentang temuan audit atau masalah yang penting, tindakan yang diambil untuk mengatasinya dan dasar untuk kesimpulan yang dicapai.
Kepemilikan Arsip Dokumentasi audit disiapkan selama waktu pekerjaan termasuk jadwal yang dipersiakan oleh klien untuk auditor, adalah kepemilikan auditor. Satu-satunya waktu dimana orang lain termasuk klien, memiliki hak untuk menguji arsip adalah saat mereka dipanggil oleh pengadilan sebagai bukti hukum. Pada penyelesaian waktu pekerjaan, arsip audit dipertahankan pada kantor akuntan publik untuk referensi masa mendatang.
Kerahasiaan Arsip Audit Kerahasiaan hubungan dengankkien diperlihatkan dalam aturan 301 dari Kode Perilaku Profesional, yang menyatakan:
“seorang anggota tidak boleh mengungkapkan suatu informasi rahasia yang diperoleh dalam rangkaian perjanjian profesional kecuali dengan persetujuan klien”.
Bila auditor membuka rahasia informasi keda pihak luar atau karyawan klien yang tidak memiliki akses, hubungan mereka dengan manajemen akan sangat terganggu sehingga memberikan karyawan sebuah kesempatan untuk mengubah informasi dan merupakan sebuah kasus jika seorang akuntan publik menjual prakteknya ke perusahaan akuntan publik lainnya. Namun tidak dibutuhkan izin dari klien bila dokumentasi audit dipanggil oleh pengadilan atau digunakan untuk keperluan legal lainnya.
1.      Arsip Permanen Disengaja untuk mengandung data yang sifatnya historis atau berlanjut. Arsip ini menjadi sumber informasi yang memudahkan audit yang terus diminati dari tahun ke tahun. Arsip permanent pada umumnya meliputi :
a.       Ekstrak atau salinan dari dokumen perusahaan yang terus menerus penting sebagai artikel korporasi, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak. Kontrak adalah rencana pension, penyewaan, pilihan sahan, dan lainnya.
b.      Analisis, dari tahun sebelumnya dari akun yang senantiasa penting bagi auditor. Termasuk seperti utang jangka panjang, akun ekuitas pemegang saham, niat baik, dan aktiva tetap.
c.       Informasi yang berhubungan dengan pemahaman akan kontrol (pengendalian) internal dan penilaian resiko kontrol.
d.      Hasil dari prosedur analitis atas audit tahun sebelunya. Di antara data ini adalah rasio dan persentase yang dihitung oleh auditor dan total saldo atau saldo perbulan untuk akun tertentu.
2.      Arsip Sekarang Mencakup semua dokumentasi audit yang bisa diterapkan kedlam audit. Ada kumpulan arsip permanent untuk klien dan sekumpulan arsip sekarang untuk masing-masing tahun audit. Jenis informasi yang disertakan dalam arsip sekarang akan dibahas singkat di bawah ini:
3.      Program Audit Standar audit membutuhkan program audit tertulis untuk setiap audit. Program audit biasanya dipelihara dalam arsip terpisah untuk memperbaiki koordinasi dan mengintegrasikan semua bagian audit. Saat audit berjalan, setipa auditor memulai program itu untuk prosedur audit yang dilakukan dan menunjukkan tanggal penyelesaian.
4.      Informasi umum Sebagian arsip audit mencakup informasi periode sekarang yag sifatnya umum bukannya dirancang untuk mendukung jumlah laporan keuangan tertentu. Ini termasuk item seperti memo perencanaan audit, abstrak atau salinan pertemuan dewan direksi, abstrak kontrak dan lain-lain.
5.      Neraca Saldo Berjalan Karena dasar untuk menyiapkan laporan keuangan adalah buku besar umum, jumlah yang disertakan dalam catatan adalah titik utama dari audit. Seawal mungkin setelah tanggal neraca saldo, auditor memperoleh atau menyiapkan daftar akun buku besar umum dan saldo akhir tahun mereka. Jadwal ini adalah neraca saldo berjalan
6.      Menyesuiakan dan Reklasifikasi Ayat Jurnal Saat auditor menemukan kesalahan penyajian material dalam catatan akuntansi, laporan keuangan harus diperbaiki. Sebagai contoh, jika klien gagal untuk mengurangi persediaan dengan tepat untuk bahan mentah yang tidak terpakai, maka bisa dibuat penyesuaian ayat jurnal oleh auditor untuk mencerminkan nilai yang biasa diwujudkan dari persediaan itu.  Reklasifikasi ayat jurnal seringkali dibuat dalam laporan untuk memberikan informasi akuntansi yang benar bahkan saat saldo buku besar umum itu benar.
a.      Jadwal Pendukung Bagian terbesar dari dokumentasi audit meliputi jadwal pendukung yang rinci yang disiapkan oleh klien atau auditor untuk mendukung jumlah tertentu pada laporan keuangan. Banyak jenis jadwal yang digunakan dan penggunaan jenis yang tepat adalah perlu untuk mendokumentasikan memadainya audit dan memenuhi tujuan lain dari dokumentasi audit. Berikut jenis utama dari jadwal pendukung:
1.      Analisis Dirancang untuk memperlihatkan aktivitas dalam akun buku besar umum selama seluruh periode audit, menghubungkan awal dan akhir saldo.
2.      Neraca Saldo atau Daftar Jenis jadwal ini terdiri dari rincian yang membuat saldo akhir tahun dari akun buku besar umum.ini berbeda dari sebuah analisis dimana hanya meliputi item yang merupakan saldo akhir periode.
b.      Jadwal ujian kewajaran seperti
1.      Ringkasan prosedur Jenis jadwal lain meringkaskan hasil dari prosedur audit khusus yang dilakukan. Contohnya ringkasan hasil konfirmasi piutang dagang dan ringkasan observasi persediaan.
2.      Penyelidikan dokumen pendukung Sejumlah jadwal tujuan khusus dirancang untuk memperlihatkan ujian rinci yang dilaksanakan, seperti ujian dokumen selama ujian kontrol dan ujian subtantif transaksi atau cutoff.
3.      Informasional Berisi informasi yang berlawanan dengan bukti audit meliputi informasi untuk pajak penghasilandata anggaran waktu, dan jam kerja klien yang berguna dalam administrasi perjanjian.
4.      Dokumentasi Luar Seperti jawaban konfirmasi dan salinan perjanjian klien. Walaupun bukan “jadwal” dalam arti sebenarnya, mereka berindeks dan saling diarsip dan prosedur ditunjukkan pada mereka dalam cara yang sama seperti pada jadwal lainnya.
Kepustakaan
Arens, E., dan Beasley. 2012, Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach. Fourteenth Edition. Pearson Education Limited. England.
Tunggal, A. Widjaja. 2012, Pengantar Forensic Auditing. Harvarindo. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Danau Tanralili ( Surga Di Kaki Gunung Bawakaraeng)

Sumb er: Dokum entasi Pribadi M e nd e ngar kata Gunung Bawakara e ng s e kilas akan t e rlintas angan t e ntang k e tinggian dan huta...