Jumat, 10 Februari 2017

Audit Siklus Pendapatan



A.                 Konsep Dasar Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan menurut Romney dan Steinbart (2005 : 5) adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut. Siklus pendapatan menurut Winarno (1994 : 10) ialah yang berhubungan dengan pendistribusian sumber – sumber ekonomi yang telah diubah bentuknya kepada pembeli dan mendapatkan pembayarannya dari mereka. Jadi, dapat disimpulakan siklus pendapatan adalah pertukaran barang atau jasa milik suatu entitas dengan kas. Transaksi Dalam Siklus Pendapatan berkaitan dengan Penjualan kredit,  Penerimaan kas dan Penyesuaian penjualan (potongan penjualan, retur penjualan, cadangan retur penjualan, dan piutang tak tertagih).
B.                 Materialitas Dan Resiko Bawaan Pada Siklus Pendapatan
Kelompok transaksi dan saldo akun yang menyertai siklus pendapatan biasaya mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan keuangan. Untuk meningkatkan keefektifan dan keefisienan auditor dalam memenuhi tujuan audit spesifik pada siklus ini, perhatian yang cermat harus diberikan guna mempertimbangkan risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian ketika menentukan strategi audit untuk setiap tujuan audit tersebut. Faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus pendapatan ini, adalah :
1.      Volume transaksi yang tinggi
2.      Penentuan waktu pengakuan pendapatan berkaitan dengan standar akuntansi yang    ambigu, dilakukan estimasi, dan kompleksitas perhitungan.
3.       Piutang dagang mungkin salah diklasifikasikan dalam piutang lancar dan piutang tidak lancar karena ada kesulitan dalam memperkiraklan waktu pelunasan.
4.      Sifat kas (paling likuid dan sangat diminati).
5.      Adanya potensi terjadi manipulasi dalam transaksi penyesuaian penjualan untuk menutupi korupsi. 
C.                 Strategi Audit Pada Siklus Pendapatan
Strategi audit yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah (Low Assesed Level of Control Risk), dimana auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian.Yang mendasarinya adalah apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern klien sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi salah saji, maka auditor perlu menguji kelayakan keyakinannya tersebut. Auditor akan menguji apakah struktur pengendalian intern tersebut memang layak diyakini efektivitasnya. Maka auaditor akan melaksanakan pengujian pengendalian.
D.                 Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
            Pemahaman struktur pengendalian intern diperlukan dalam pengujian pengendalian, terdapat empat dari lima struktur pengendalian intern yang dipertimbangkan (Lingkungan Pengendalian, Penaksiran Risiko, Informasi dan Komunikasi, dan Pemantauan).
1.      Lingkungan Pengendalian Faktor kunci dalam lingkungan pengendalian untuk mengurangi risiko terjadinya penyelewengan dalam laporan keuangan dengan kecendrungan overstatement  untuk pendapatan dan piutang dagang tergantung pada kebijakan manajemen untuk mengadopsi standar yang tinggi terhadap integritas dan nilai-nilai etika. Titik tolak pemahaman lingkungan pengendalian siklus pendapatan adalah memahami pemberian kekuasaan atau wewenang dan tanggung jawab atas transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan.
2.      Penaksiran Risiko Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern mapun ekstern yang mungkin terjadi serta secara negatif berdampak tehadap kemampuan perusahaan untuk mencatat, mengelola, meringkas, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Kaitannya dengan penaksiran risiko ini perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi-kondisi yang berpengaruh pada risiko yang ada, yakni:
1.      Perubahan dalam lingkungan operasi terutama kaitannya dalam transaksi siklus pendapatan.
2.      Munculnya personal baru yang mempunyai kecendrungan berbeda pemahaman terhadap pengendalian intern perusahaan.
3.      Menerapkan system informasi yang baru yang beroengaruh terhadap pengendalian intern perusahaan.
4.      Pertumbuhan yang pesat terkait perubahan dengan operasional perusahaan yang semakin meluas yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko yang ada.
5.      Restrukturisasi korporat, terkadang bias memunculkan risiko misalnya dikarenakan adanya pengurangan staf.
3.      Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi) Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan tentang bagaimana:
1.      Penjualan diawali.
2.      Barang dan jasa diberikan.
3.      Piutang dicatat.
4.      Kas diterima.
5.      Penyesuaian penjualan dilakukan termasuk metode pemrosesan data serta dokumen penting dan catatan yang digunakan.

4.      Pemantauan (Monitoring) Komponen ini menyediakan feedback  bagi manajemen apakah kebijakan pegendalian dan prosedur yang diterapkan dalam siklus pendapatan sudah diterapkan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen. Informasi mengenai feedback dapat diperoleh dari konsumen, pemerintah, ekternal auditor (berdasarkan reportable condition  dari audit tahun sebelumnya).
E.                 Pertimbangan Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penjualan Kredit
Aktivitas pengendalian sistem penjualan kredit diperlukan untuk menghindari kemungkinan adanya salah saji dalam transaksi-transaksi yang terkait dengan pendapatan. Umumnya, aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas siklus pendapatan dapat diglongkan menjadi beberapa kebijaka da prosedur yang berkaitan dengan:
1.      Review kinerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari transaksi penjualan kredit dibandingkan dengan anggaran, prakiraan, atau kinerja periode sebelumnya.
2.      Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait dengan pengendalian atas operasional penjualan kredit, pengembangan, dan pemeliharaan system aplikasi. Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi penjualan adalah sah, diotorisasi semestinya dan diolah dengan lengkap dan akurat.
3.      Pengendalian fisik. Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dijual, termasuk penjagaan memadai seperti fasilita syang terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki.
4.      Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi transaksi penjualan kredit, pencatatan transaksi penjualan kredit, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dijual dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.
Dari penjelasan di atas, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah terjadinya salah saji dalam siklus pendapatan antara lain adalah:
1.      Pemisahan fungsi-funsi yang terlibat dalam system penjualan kredit seperti fungsi penjualan dengan funsi pengiriman.
2.      Penggunaan dokumen yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
3.      Pengeluaran barang yang hanya didasarkan pada dokumen yang terkait seperti surat order pengiriman.
4.      Setiap pencatatan yang harus dilandasi oleh dokumen sumber (faktur penjualan) dan dokumen pendukung yang lengkap.

F.                  Pengujian Pengendalian
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus pendapatan dibedakan atas prosedur :
1.      Pengujian Pengendalian Pengiriman Barang Dagang Tujuan pengujian pengendalian adalah menentukan apakah pengiriman barang dagangan hanya didasarkan pada order penjualan yang disetujui dan apakah semua pengiriman barang tercatat dan dilakukan penagihan atas barang tersebut.
Langkah-langkahnya :
1.      Pilih sampel dokumen pengiriman secara random dari departemen pengiriman
2.      Memeriksa setiap dokumen apakah  :
a.       Didukung order penjualan yang terotorisasi
b.      Sesuai dengan deskripsi /kuantisas barang, tujuan, dan lain-lain.
3.      Mengusut rincian dalam dokumen pengiriman dengan tembusan dokumen dan faktur penjualan terkait dari fungsi penagihan.
4.      Mengusut rincian faktur penjualan terkait penjurnalan dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang dagang.
5.      Mengusut faktur penjualan ke catatan persediaan.
6.      Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui kelima langkah diatas.
Dokumen pengiriman barang merupakan dokumen utama untuk oengendalian departemen pengiriman.Dalam langkah kedua, perbandingan dokumen pengiriman dengan order penjualan dilakukan untuk menguji apakah barang yang dikirim adalah penjualan yang diotorisasi.Selanjutnya, membandingkan dokumen pengiriman dengan dokumen persediaan untuk menguji apakah barang benar-benar dikeluarkan dari gudang dan dikirimkan pada pelanggan.Langkah ketiga menguji apakah pengiriman barang telah diikuti dengan prosedur penagihan (billing).Langkah keempat dan kelima memfokuskan pada pencatatan.
2.      Pengujian Pengendalian Penagihan Langkah-langkahnya:
1.      Pilih sampel faktur penjualan secara random dari departemen penagihan.
2.      Memeriksa setiap sampel faktur mengenai harga perunit tertulis dan bandingkan dengan daftar harga terotorisasi.
3.      Mengusut rincian dalam faktur penjualan ke dokumen pengiriman.
4.      Mengusut rincian dalam faktur penjualan terkait kepenjurnalan dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang dagang.
5.      Mengusut faktur penjualan kecatatan persediaan.
6.      Mendokumetasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui kelima langkah diatas.
3.      Pengujian Pengendalian Pencatatan Langkah-langkahnya :
1.      Menelaah bukti prosedur internal mengenai :
a.       Rekonsiliasi ikhtisar penjualan harian dengan total penjurnalanpenjualan oleh personel akuntansi.
b.      Rekonsiliasi secara priodik total saldo dalam buku pembantu piutang dagang dengan saldo piutang dagangdalam buku besar.
2.      Menelaah jurnal penjualan untuk menemukan transaksi yang luar biasa atau tidak sewajarnya.
3.      Memeriksa akurasi jurnal penjualan untuk satu periode tertenu dan membandingkannya dengan posting ke buku besar.
4.      Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui ketiga langkah diatas.
4.      Pengendalian Retur Penjualan Langkah-langkahnya :
1.      Pilih sampel memo kredit secara random.
2.      Menyusut rincian memo kredit ke dokumen :
a.       Laporan penerimaan,
b.      Catatan persediaan perpetual,
c.       Penjurnalan
3.      Menelaah daftar memo kredit yang disetujui untuk menemukan transaksi yang tidak wajar.
4.      Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui ketiga langkah diatas.
5.      Pengujian Pengumpulan Kas Langkah-langkahnya:
1.      Mengadakan pengecekan secara mendadak terhadap slip deposito dan cek yang diterima.
2.      Membandingkan uang yang diterima dengan catatan pada deposito bank.
3.      Membandingkan cek penerimaan kas dengan catatan pada buku pembantu piutang.
Deposito :
1.      Membandingkan jurnal penerimaan kas dengan catatan deposito bulanan dari bank.
2.      Meneliti penerimaan kas yang belum tercatat dalam laporan bank merupakan rekening depositin transit dan akan dimasukan dalam rekening pada bulan berikutnya.
3.      Melakukan tracing  dari jurnal penerimaan kas kedalam posting di buku besar.
4.      Mendokumentasikan adanya kelemahan yang dimiliki.
6.      Pengujian Piutang Yang Tak Tertagih Langkah-langkahnya :
1.      Mengabil sampel jurnal penghapusan piutang dagang.
2.      Melakukan tracing masing-masing jurnal ke memo untuk penghapusan piutang yang terkait, menguji apakah memo tersebut sudah diotorisasi semestinya dan membandingkan antara jumlah yang diotorisasi dengan jumlah yang dicatat.
3.      Melakukan  tracingdari jurnal ke buku besar.
4.      Menelaah semua jurnal penghapusan untuk item-item yang tidak biasa seperti besarnya jumlah penghapusan dan meneliti apakah terjadi penghapusan ganda terhadap konsumen yang sama.
5.      Mendokumentasikan kelemahan yang ada.
Pengujian Pengendalian Dengan Bantuan Komputer Tes audit dengan bantuan computer dapat meliputi :
1.      Penggunaan software audit atau program utility untuk melakukan serangkaian cek untuk mendeteksi order penjualan dokumen pengiriman, faktur penjualan yang hilang atau terulang pada file computer.
2.      Mendesain,menyeleksi,dan mengevaluasi sampel dokumen pengiriman.
3.      Menyeleksi dan mencetak suatu sampel harga jual dari file  induk harga jual untuk dibandingkan dengan harga yang ditetapkan oleh manajemen.
G.                Pertimbangan Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penyesuaian Penjualan
            Transaksi penyesuaian penjualan meliputi :    
1.      Pemberian potongan tunai
2.      Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
3.      Penentuan piutang tak tertagih
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti tentang keefektifan perancangan dan operasi sistem pengendalian internal perusahaan.Risiko inheren yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas adalah tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh karyawan melalui pengalihan penerimaan kas.Jika prosedur analitis menunjukkan kenaikan jumlah hari piutang beredar, maka hal ini mungkin dapat menjelaskan pengalihan penerimaan ka situ. Akibat risiko inheren atas penggelapan kas, dan dampak transaksi penerimaan kas terhadap piutang, auditor seringkali akan menguji prosedur pengendalian yang berkaitan dengan penerimaan kas.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat sedang (moderate) atau tinggi, maka auditor mungkin akan mendukung penilaian risiko pengendalian melibatkan pengendalian manual dan auditor akan memperoleh bukti melalui Tanya-jawab, observasi, serta inspeksi dokumen dn Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah, maka auditor akan memperluas pengujian sehingga mencakup inspeksi dokumen dan pelaksanaan kembali pengendalian manual.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Danau Tanralili ( Surga Di Kaki Gunung Bawakaraeng)

Sumb er: Dokum entasi Pribadi M e nd e ngar kata Gunung Bawakara e ng s e kilas akan t e rlintas angan t e ntang k e tinggian dan huta...