A.
Konsep
Dasar Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan menurut Romney
dan Steinbart (2005 : 5) adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan
pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan
jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan –
penjualan tersebut. Siklus pendapatan menurut Winarno (1994 : 10) ialah yang berhubungan dengan pendistribusian
sumber – sumber ekonomi yang telah diubah bentuknya kepada pembeli dan
mendapatkan pembayarannya dari mereka. Jadi, dapat disimpulakan siklus
pendapatan adalah pertukaran
barang atau jasa milik suatu entitas dengan kas. Transaksi Dalam Siklus Pendapatan berkaitan
dengan Penjualan kredit, Penerimaan kas
dan Penyesuaian penjualan (potongan penjualan, retur penjualan, cadangan retur
penjualan, dan piutang tak tertagih).
B.
Materialitas
Dan Resiko Bawaan Pada Siklus Pendapatan
Kelompok transaksi dan saldo akun yang menyertai siklus pendapatan
biasaya mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan keuangan. Untuk
meningkatkan keefektifan dan keefisienan auditor dalam memenuhi tujuan audit spesifik
pada siklus ini, perhatian yang cermat harus diberikan guna mempertimbangkan
risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian ketika
menentukan strategi audit untuk setiap tujuan audit tersebut. Faktor yang
menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus pendapatan ini, adalah :
1.
Volume transaksi yang tinggi
2.
Penentuan waktu pengakuan pendapatan
berkaitan dengan standar akuntansi yang ambigu, dilakukan
estimasi, dan kompleksitas perhitungan.
3.
Piutang dagang mungkin salah diklasifikasikan
dalam piutang lancar dan piutang tidak lancar karena ada kesulitan dalam
memperkiraklan waktu pelunasan.
4.
Sifat kas (paling likuid dan sangat
diminati).
5.
Adanya potensi terjadi manipulasi
dalam transaksi penyesuaian penjualan untuk menutupi korupsi.
C.
Strategi
Audit Pada Siklus Pendapatan
Strategi audit yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat risiko
pengendalian yang ditetapkan lebih rendah (Low Assesed Level of Control Risk),
dimana auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian.Yang mendasarinya
adalah apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern klien sangat
baik dan dapat mencegah dan mendeteksi salah saji, maka auditor perlu menguji
kelayakan keyakinannya tersebut. Auditor akan menguji apakah struktur
pengendalian intern tersebut memang layak diyakini efektivitasnya. Maka
auaditor akan melaksanakan pengujian pengendalian.
D.
Pemahaman
Struktur Pengendalian Intern
Pemahaman
struktur pengendalian intern diperlukan dalam pengujian pengendalian, terdapat
empat dari lima struktur pengendalian intern yang dipertimbangkan (Lingkungan
Pengendalian, Penaksiran Risiko, Informasi dan Komunikasi, dan Pemantauan).
1. Lingkungan Pengendalian Faktor kunci
dalam lingkungan pengendalian untuk mengurangi risiko terjadinya penyelewengan
dalam laporan keuangan dengan kecendrungan overstatement
untuk pendapatan dan piutang dagang
tergantung pada kebijakan manajemen untuk mengadopsi standar yang tinggi
terhadap integritas dan nilai-nilai etika. Titik tolak pemahaman lingkungan
pengendalian siklus pendapatan adalah memahami pemberian kekuasaan atau
wewenang dan tanggung jawab atas transaksi penjualan, penerimaan kas, dan
penyesuaian penjualan.
2. Penaksiran Risiko Risiko yang
relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern mapun
ekstern yang mungkin terjadi serta secara negatif berdampak tehadap kemampuan
perusahaan untuk mencatat, mengelola, meringkas, dan melaporkan data keuangan
yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Kaitannya dengan
penaksiran risiko ini perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang
kondisi-kondisi yang berpengaruh pada risiko yang ada, yakni:
1.
Perubahan dalam lingkungan operasi
terutama kaitannya dalam transaksi siklus pendapatan.
2.
Munculnya personal baru yang
mempunyai kecendrungan berbeda pemahaman terhadap pengendalian intern
perusahaan.
3.
Menerapkan system informasi yang
baru yang beroengaruh terhadap pengendalian intern perusahaan.
4.
Pertumbuhan yang pesat terkait
perubahan dengan operasional perusahaan yang semakin meluas yang pada akhirnya
akan meningkatkan risiko yang ada.
5.
Restrukturisasi korporat, terkadang
bias memunculkan risiko misalnya dikarenakan adanya pengurangan staf.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem
Akuntansi) Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan tentang
bagaimana:
1.
Penjualan diawali.
2.
Barang dan jasa diberikan.
3.
Piutang dicatat.
4.
Kas diterima.
5.
Penyesuaian penjualan dilakukan termasuk
metode pemrosesan data serta dokumen penting dan catatan yang digunakan.
4.
Pemantauan
(Monitoring) Komponen ini
menyediakan feedback bagi manajemen apakah kebijakan pegendalian
dan prosedur yang diterapkan dalam siklus pendapatan sudah diterapkan sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen. Informasi mengenai feedback
dapat diperoleh dari konsumen, pemerintah, ekternal auditor (berdasarkan reportable condition dari audit tahun sebelumnya).
E.
Pertimbangan
Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penjualan Kredit
Aktivitas pengendalian sistem penjualan kredit diperlukan untuk
menghindari kemungkinan adanya salah saji dalam transaksi-transaksi yang
terkait dengan pendapatan. Umumnya, aktivitas pengendalian yang relevan dengan
audit atas siklus pendapatan dapat diglongkan menjadi beberapa kebijaka da
prosedur yang berkaitan dengan:
1.
Review
kinerja.
Aktivitas pengendalian ini mencakup review
atas kinerja sesungguhnya dari transaksi penjualan kredit dibandingkan dengan
anggaran, prakiraan, atau kinerja periode sebelumnya.
2. Pengolahan
informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait
dengan pengendalian atas operasional penjualan kredit, pengembangan, dan
pemeliharaan system aplikasi. Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa
transaksi penjualan adalah sah, diotorisasi semestinya dan diolah dengan
lengkap dan akurat.
3. Pengendalian
fisik. Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dijual, termasuk
penjagaan memadai seperti fasilita syang terlindungi dari akses yang tidak
dikehendaki.
4.
Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung
jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi transaksi penjualan
kredit, pencatatan transaksi penjualan kredit, menyelenggarakan penyimpanan
aktiva yang dijual dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang
untuk berbuat curang.
Dari penjelasan di atas, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah
terjadinya salah saji dalam siklus pendapatan antara lain adalah:
1.
Pemisahan fungsi-funsi yang terlibat
dalam system penjualan kredit seperti fungsi penjualan dengan funsi pengiriman.
2. Penggunaan
dokumen yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
3. Pengeluaran
barang yang hanya didasarkan pada dokumen yang terkait seperti surat order
pengiriman.
4. Setiap
pencatatan yang harus dilandasi oleh dokumen sumber (faktur penjualan) dan
dokumen pendukung yang lengkap.
F.
Pengujian
Pengendalian
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus
pendapatan dibedakan atas prosedur :
1.
Pengujian
Pengendalian Pengiriman Barang Dagang Tujuan pengujian pengendalian adalah menentukan apakah pengiriman
barang dagangan hanya didasarkan pada order penjualan yang disetujui dan apakah
semua pengiriman barang tercatat dan dilakukan penagihan atas barang tersebut.
Langkah-langkahnya
:
1.
Pilih sampel dokumen pengiriman
secara random dari departemen
pengiriman
2.
Memeriksa setiap dokumen apakah :
a.
Didukung order penjualan yang
terotorisasi
b.
Sesuai dengan deskripsi /kuantisas
barang, tujuan, dan lain-lain.
3.
Mengusut rincian dalam dokumen
pengiriman dengan tembusan dokumen dan faktur penjualan terkait dari fungsi
penagihan.
4.
Mengusut rincian faktur penjualan
terkait penjurnalan dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang dagang.
5.
Mengusut faktur penjualan ke catatan
persediaan.
6.
Mendokumentasikan setiap temuan
penyimpangan yang diperoleh melalui kelima langkah diatas.
Dokumen pengiriman barang merupakan dokumen utama untuk
oengendalian departemen pengiriman.Dalam langkah kedua, perbandingan dokumen
pengiriman dengan order penjualan dilakukan untuk menguji apakah barang yang
dikirim adalah penjualan yang diotorisasi.Selanjutnya, membandingkan dokumen
pengiriman dengan dokumen persediaan untuk menguji apakah barang benar-benar
dikeluarkan dari gudang dan dikirimkan pada pelanggan.Langkah ketiga menguji apakah
pengiriman barang telah diikuti dengan prosedur penagihan (billing).Langkah keempat dan kelima memfokuskan pada pencatatan.
2.
Pengujian
Pengendalian Penagihan Langkah-langkahnya:
1.
Pilih sampel faktur penjualan secara
random dari departemen penagihan.
2.
Memeriksa setiap sampel faktur
mengenai harga perunit tertulis dan bandingkan dengan daftar harga
terotorisasi.
3.
Mengusut rincian dalam faktur
penjualan ke dokumen pengiriman.
4.
Mengusut rincian dalam faktur
penjualan terkait kepenjurnalan dalam jurnal penjualan dan buku pembantu
piutang dagang.
5.
Mengusut faktur penjualan kecatatan
persediaan.
6.
Mendokumetasikan setiap temuan
penyimpangan yang diperoleh melalui kelima langkah diatas.
3.
Pengujian
Pengendalian Pencatatan Langkah-langkahnya :
1.
Menelaah bukti prosedur internal
mengenai :
a.
Rekonsiliasi ikhtisar penjualan
harian dengan total penjurnalanpenjualan oleh personel akuntansi.
b.
Rekonsiliasi secara priodik total
saldo dalam buku pembantu piutang dagang dengan saldo piutang dagangdalam buku
besar.
2.
Menelaah jurnal penjualan untuk
menemukan transaksi yang luar biasa atau tidak sewajarnya.
3.
Memeriksa akurasi jurnal penjualan
untuk satu periode tertenu dan membandingkannya dengan posting ke buku besar.
4.
Mendokumentasikan setiap temuan
penyimpangan yang diperoleh melalui ketiga langkah diatas.
4.
Pengendalian
Retur Penjualan Langkah-langkahnya :
1.
Pilih sampel memo kredit secara random.
2.
Menyusut rincian memo kredit ke
dokumen :
a.
Laporan penerimaan,
b.
Catatan persediaan perpetual,
c.
Penjurnalan
3.
Menelaah daftar memo kredit yang disetujui
untuk menemukan transaksi yang tidak wajar.
4.
Mendokumentasikan setiap temuan
penyimpangan yang diperoleh melalui ketiga langkah diatas.
5.
Pengujian
Pengumpulan Kas Langkah-langkahnya:
1.
Mengadakan pengecekan secara
mendadak terhadap slip deposito dan cek yang diterima.
2.
Membandingkan uang yang diterima
dengan catatan pada deposito bank.
3.
Membandingkan cek penerimaan kas
dengan catatan pada buku pembantu piutang.
Deposito :
1.
Membandingkan jurnal penerimaan kas
dengan catatan deposito bulanan dari bank.
2.
Meneliti penerimaan kas yang belum
tercatat dalam laporan bank merupakan rekening depositin transit dan akan dimasukan dalam rekening pada bulan
berikutnya.
3.
Melakukan tracing dari jurnal
penerimaan kas kedalam posting di
buku besar.
4.
Mendokumentasikan adanya kelemahan
yang dimiliki.
6.
Pengujian
Piutang Yang Tak Tertagih Langkah-langkahnya :
1.
Mengabil sampel jurnal penghapusan
piutang dagang.
2.
Melakukan tracing masing-masing jurnal ke memo untuk penghapusan piutang yang
terkait, menguji apakah memo tersebut sudah diotorisasi semestinya dan
membandingkan antara jumlah yang diotorisasi dengan jumlah yang dicatat.
3.
Melakukan tracingdari jurnal ke buku
besar.
4.
Menelaah semua jurnal penghapusan
untuk item-item yang tidak biasa seperti besarnya jumlah penghapusan dan
meneliti apakah terjadi penghapusan ganda terhadap konsumen yang sama.
5.
Mendokumentasikan kelemahan yang
ada.
Pengujian
Pengendalian Dengan Bantuan Komputer Tes audit dengan bantuan computer dapat meliputi :
1.
Penggunaan software audit atau program utility
untuk melakukan serangkaian cek untuk mendeteksi order penjualan dokumen
pengiriman, faktur penjualan yang hilang atau terulang pada file computer.
2.
Mendesain,menyeleksi,dan
mengevaluasi sampel dokumen pengiriman.
3.
Menyeleksi dan mencetak suatu sampel
harga jual dari file induk harga jual untuk dibandingkan dengan
harga yang ditetapkan oleh manajemen.
G.
Pertimbangan
Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penyesuaian Penjualan
Transaksi
penyesuaian penjualan meliputi :
1.
Pemberian potongan tunai
2.
Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
3.
Penentuan piutang tak tertagih
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti
tentang keefektifan perancangan dan operasi sistem pengendalian internal
perusahaan.Risiko inheren yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas adalah
tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh karyawan melalui pengalihan penerimaan
kas.Jika prosedur analitis menunjukkan kenaikan jumlah hari piutang beredar,
maka hal ini mungkin dapat menjelaskan pengalihan penerimaan ka situ. Akibat
risiko inheren atas penggelapan kas, dan dampak transaksi penerimaan kas
terhadap piutang, auditor seringkali akan menguji prosedur pengendalian yang
berkaitan dengan penerimaan kas.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada
tingkat sedang (moderate) atau
tinggi, maka auditor mungkin akan mendukung penilaian risiko pengendalian
melibatkan pengendalian manual dan auditor akan memperoleh bukti melalui
Tanya-jawab, observasi, serta inspeksi dokumen dn Jika auditor merencanakan
untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah, maka auditor akan
memperluas pengujian sehingga mencakup inspeksi dokumen dan pelaksanaan kembali
pengendalian manual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar