Jumat, 10 Februari 2017

Menilai Resiko Bawaan Dan Resiko Signifikan



A.                 Penilaian Risiko oleh Entitas
Risiko bawaan adalah risiko yang mungkin timbul akibat karakter bawaan dari suatu transaksi, yang bisa disebabkan oleh kompleksitas transaksi dan klasifikasi transaksi; kompleksitas perhitungan; aset yg mudah tercuri/digelapkan dan ketiadaan informasi yang sifatnya obyektif. Dalam entitas yag lebih kecil, proses penilaian risiko bersifat informative dan tidak terstuktur. Resiko dalam entitas lebih kecil sering kali diakui secara implisit dan bukan eksplisit. Manajemen mungkin tidak menyadari resiko yang berhubungan dengan pelaporan keuangan melalui langsung pegawai dan pihak – pihak luar. Oleh karena itu, auditor harus menanyakan (make inquiries) kepada manajemen mengenai bagaimana manajemen mengidentifikasi dan mengelola risiko. Penilaian risiko oleh entitas merupakan salah satu dari lima komponen dalam pengendalian internal yang harus ditangani oleh manajemen. Ketika manajemen memahami proses penilaian risiko yang lebih formal, manajemen mungkin memutuskan untuk mengembangkan, mengimplementasi dan mendokumentasikan prosesnya sendiri. Jika ini terjadi, audior akan mengevaluasi:
1.      Pengendalian yang ada terhadap proses manajemen ini.
2.      Lengkapnya identifikasi risiko bisnis dan risiko kecurangan.
3.      Penilaian manajemen terhadap besaran risiko atau dampak moneter dan peluang terjadinya.
4.      Tanggapan manajemen terhadap risiko yang dinilai yang merupakan hasil dari proses penilaian risiko
            Jika manajemen gagal mengidentifikasi risiko-risiko utama, auditor sebaiknya mempertimbangkan apakah ada kelemahan yang signifikan dalam proses penilaian risiko. Yang menjadi acuan dalam menilai resiko bawaan adalah ISA 240 dan ISA 315. Berikut ini terjemahan alinea dari kedua ISA tersebut.
ISA 240. 25 Sesuai dengan ISA 315, auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan.
ISA 240. 26 Ketika mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan, auditor wajib berdasarkan dugaan adanya risiko kecurangan dalam pengakuan pendapatan, mengevaluasi jenis pendapatan, transaksi pendapatan atau asersi apa saja yang menimbulkan risiko tersebut. Alinea 47 memerinci dokumentasi yang diperlukan jika auditor menyimpulkan dugaan itu tidak beralasan dan karenanya ia tidak mengidentifkasi pengakuan pendapatan sebagai risiko salah saji material karena kecurangan. (lihat alinea A28 – A30)
ISA 240.27 Auditor wajib memperlakukan risiko yang dinilai mengenai salah saji material karena kecurangan sebagai risiko yang signifikan dan karenanya, jika belum dilakukan, auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai pengendalian entitas yang terkait, termasuk kegiatan pengendalian, yang berkenaan dengan risiko tersebut. (lihat alinea A31 – A32)
ISA 315. 25Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai resiko salah saji material karena kecurangan pada
1.      Tingkat laporan keuangan dan (lihat alinea A105 – A108)
2.      tingkat asersi untu jenis transaksi, saldo akun dan pengungkapan (liahat alinea A109 – A113)
3.      Sebagai dasar untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.
ISA 315. 26 Auditor wajib :
1.      Mengidentifikasi resiko melalui pemahaman terhadap  pengendalian (lihat alinea A114 – A115).
2.      Menilai dan mengevaluasi resiko apakah berhubungan dengan laporan Keuangan secara keseluruhan.
3.      Menghubungkan resiko pada tingkat asersi (lihat alinea A116 – A118).
4.      Mempertimbangkan kemungkinan salah saji, apakah termasuk salah saji ganda dan mengakibatkan salah saji material.
Risiko Inheren (IR) mengukur penilaian auditor atas kemungkinan salah saji yang material, sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal. Jika auditor menyimpulkan kemungkinan besar terdapat salah saji dengan mengabaikan pengendalian internal maka auditor akan menyimpulkan IR adalah tinggi. Pengendalian internal diabaikan dalam perhitungan IR karena pengendalian internal diperhitungkan secara terpisah sebagai CR.
Faktor – Faktor Risiko Bawaan Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko bawaan meliputi:
1.      Sifat bisnis klien
2.      Hasil audit sebelumnya
3.      Penugasan awal vs penugasan berulang
4.      Pihak terkait (Related Party)
5.      Transaksi tidak rutin
6.      Kerentanan terhadap fraud
7.      Perubahan unsur-unsur populasi
8.      Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat
Tinjauan Umum  Dalam mengidentifikasi risiko yang ada, auditor dapat:
1.      Melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentiikasi sumber atau penyebab risiko melalui pemahaman kondisi entitas.
2.      Menentukan dampak yang mungkin ada, dari sumber risiko yang diidentifikasi.
3.      Menghubungkan dampak risiko dengan area laporan keuangan dan asersi yang dipengaruhi, atau menentukan apakah risiko bersifat pervasif terhadap laporan keuangan secara menyeluruh dan secara potensial memengaruhi banyak asersi.
Langkah berikutnya ialah menilai risiko yang diidentifikasi dan menentukan seberapa pentingnya risiko tersebut untuk mengaudit laporan keuangan. Penilaian atas risiko yang diidentifikasi mempertimbangkan dua atribut mengenai risiko, yakni:
1.      Berapa besar peluang terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh risiko tersebut? Auditor dapat mengevaluasi probabilitas dengan sederhana, yakni apakah probabilitasnya tinggi, sedang atau rendah. Atau ia dapat memberi skor dalam bentuk angka.
2.      Berapa besar dampak moneternya (monetary impact) jika risiko itu menjadi kenyataan ? Jika risiko itu memang terjadi, berapa besar dampak moneternya? Pendapat mengenai hal ini harus dinilai terhadap suatu jumlah tertentu sebagai acuan. Jika tidak, orang yang berbeda (dengan angka materialitas yang berbeda dalam benaknya) bisa memiliki kesimpulan yang berbeda-beda pula dalam menyimpulkan risiko tersebut. Untuk tujuan audit, angka yang ditetapkan berhubungan dengan apa yang merupakan salah saji material dalam laporan keuangan secara menyeluruh. Penilaian ini dievaluasi secara sederhana sebagai tinggi, sedang atau rendah.
B.                 Dokumentasi Risiko yang Dinilai
Menilai faktor risiko memerlukan kearifan profesional. Penilaian risiko salah saji material dilakukan pada dua tingkatan, yakni ditingkat laporan keuangan dan ditingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun dan disclosures.
Dokumentasi bisa dalam bentuk memo (bentuk cerita atau naratif) atau daftar risiko.
Tabel 1
Sumber Risiko
Implikasi Faktor Risiko
Asersi PCAEV
Imbalan bagian penjualan berupa komisi penjualan
Potensi penjualan fiktif, pencatatan penjualan dalam periode yang salah, syarat penjualan dimainkan, dan upaya lain untuk mencapai/melewati ambang batas bonus.
AE
Pelanggaran terhadap perjanjian kredit sengaja ditutup – tutupi agar tidak diketahui/ditanya pihak bank.
Journal entris tanpa persetujuan untuk menunda pembebenan biaya, bias manajemen dalam membuat estimasi akuntansi
P
Pegawai memasukkan penyuplai fiktif.
Entitas membayar harga mahal untuk barang/jasa ang tidak diterima
AE
Hubungan istimewa dirahasiakan dari pemegang saham pengendalian.
Pendapatan dan beban tidak dicatat dengan nilai pasar wajar (fair market value)
P
Penjualan tunai spare parts dan servis tidak dicatat dan tidak disetor.
Pendapatan dan aset dinyatakan terlalu rendah (understated)
CAE
Catatan untuk tabel 1 :
1.      Dua kolom pertama (sumber risiko dan implikasi faktor risiko) diselesaikan sebagai bagian dari langkah identifikasi risiko (risk identification)
2.      Kolom asersi merupakan penilaian terhadap :
a.      Asersi spesifik (specific assertions) yang berkaitan dengan area laporan keuangan (jenis transaksi atau saldo akun) atau pengungkapan (disclosure) yang dipengaruhi oleh risiko tersebut.
b.      Risiko pervasiv (pervasive risk) yang berdampak terhadap banyak, kebanyakan, atau semua asersi, dan berpengaruh atas penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan.
c.       Singkatan asersi : P (Pervasive), C (Complinetess), A (Accuracy), E (Existance), dan V (Valuation).
3.      Risiko yang dinilai adalah risiko bawaan (inherent risk), bukan risiko pengendalian (control risk).
4.      Penilaian mengenai peluang terjadinya risiko dan dampak moneter menggunakan skala angka dimana skor 1 berarti peluang terjadinya risiko / dampak moneter adalah rendah dan skor 5 berarti peluang terjadinya risiko/dampak moneter adalah tinggi. Skor ini dapat dikalikan untuk menghitung skor gabungan. Alternatifnya ialah mendokumentasikan risiko yang dinilai sebagai T (tinggi), S (sedang), dan R (rendah).
Dalam mendukumentasikan faktor risiko, pertimbangkan bagaimana informasi ini dimutakhirkan dan digunakan di waktu yang akan datang. Mencatat informasi ini di satu tempat dan dalam format yang terstruktur (seperti tabel 1) mungkin akan memakan waktu pada awalnya, tetapi akan lebih mudah dan menghemat waktu di saat dimutakhirkan. Suatu format terstruktur juga membantu memastikan:
1.      Berbagai risiko tidak ditangani berulang kali, yang sering terjadi dalam hal informasinya tersebar dimana – mana.
2.      Setiap risiko dinilai dengan cara yang sama dan konsisten.
3.      Setiap risiko yang signifikan akan teridentifikasi.
4.      Review menjadi mudah, kertas kerja dan elektronis memungkinkan risiko (yang diberi skor angka) disortir menurut skor gabungan atau menurut peluang terjadi atau besaran risiko (dampak moneter).
5.      Daftra risiko (risk lising) dapat dibagi dengan klien untuk memperoleh masukan, atau auditor meminta klien membuat daftar faktor risiko untuk direview.
C.                 Menilai Risiko Signifikan
Yang menjadi acuan adalah ISA 240, 315, dan 330. Berikut ini adalah terjemahan dari ISAs tersebut.
ISA 240. 26 Ketika mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan, auditor wajib berdasarkan dugaan adanya risiko kecurangan dalam pengakuan pendapatan, mengevaluasi jenis pendapatan, transaksi pendapatan atau asersi apa saja yang menimbulkan risiko tersebut. Alinea 47 memerinci dokumentasi yang diperlukan jika auditor menyimpulkan dugaan itu tidak beralasan dan karenanya ia tidak mengidentifkasi pengakuan pendapatan sebagai risiko salah saji material karena kecurangan. (lihat alinea A28 – A30)
ISA 315. 4 Untuk tujuan ISAs, Istilah berikut mempunyai makna seperti dijelaskan di bawah. (e) Signifikan Risk (Risiko signifikan)__Risiko salah saji material yang diidentifikasi dan dinilai yang menurut pendapat auditor, memerlukan pertimbangan khusus.
ISA 315. 25 Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan pada tingkat laporan keuangan; (lihat alinea A105 – A108) dan tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan (lihat alinea A109 – A113)
ISA 315. 27 Sebagai bagian dari penilaian risiko seperti dijelaskan dalam alenia 25, auditor wajib menentukan apakah risiko yang diidentifikasi, menurut auditor, adalah risiko signifikan.
ISA 315. 28 Dalam menentukan risiko mana yang merupakan risiko signifikan, auditor wajib mempertimbangkan setidak-tidaknya :
1.      apakah risiko itu merupakan risiko kecurangan
2.      apakah risiko itu berkaitan dengan perkembangan ekonomi akhir-akhir ini
3.      kompleksitas transaksi
4.      apakah risiko itu melibatkan transaksi signifikan dengan pihak terkait
5.      tingkat subjektivitas dalam pengukuran informasi keuangan terkait dengan risiko tersebut.
6.      apakah risiko itu melibatkan transaksi signifikan diluar jalur bisnis entitas atau yang terlihat aneh (lihat alinea A119 – A123)
ISA 315. 29 Jika auditor sudah menentukan bahwa risiko signifikan memang ada, auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai pengendalian entitas, termasuk kegiatan pengendalian yang relevan (untuk menangkal) risiko tersebut. (lihat alinea A124 – A126)
ISA 330. 21 Jika auditor sudah menentukan bahwa risiko salah saji material yang dinilai, pada tingkat asersi merupakan risiko signifikan, auditor wajib melaksanakan prosedur subtantif yang khusus menanggapi risiko tersebut. dalam hal pendekatan terhadap risiko signifikan itu hanya terdiri atas prosedur substantif, prosedur wajib uji rincian. (lihat alinea A53)
ISA 550. 18 Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang terkait dengan hubungan pihak terkait dan transaksi pihak terkait menentukan apakah risiko tersebut merupakan risiko signifikan. Dalam hal ini auditor wajib memperlakukan transaksi pihak terkait yang signifikan diluar jalur bisnis yang normal, sebagai risiko signifikan
ISA 550. 19 Jika auditor mengidentifikasi faktor risiko kecurangan (termasuk situasi terkait dengan pengaruh dominan) ketika melaksanakan prosedur penilaian risiko dan kegiatan terkait, sehubungan dengan pihak terkait, auditor wajib mempertimbangkan informasi tersebut ketika mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan, sesuai ISA 240 (lihat alinea A6, A29 – A30)
Tinjauan Umum Sesudah risiko bisnis dan kecurangan diidentifikasi dan dinilai, auditor mempertimbangkan kemungkinan adanya risiko signifikan. Risiko signifikan adalah risiko alah saji yang material yang dinilai begitu besarnya, yang menurut pendapat auditor akan memerlukan pendapat audit khusus. Risiko signifikan dinilai sebelum (atau dengan tidak) mempertimbangkan pengendalian yang dapat menanggulangi (mitigating controls) risiko tersebut. Risiko signifikan didasarkan atas risiko bawaan (inherent risk), dan bukan risiko gabungan (combined risk) antara risiko bawaan dan risiko pengendalian intern. Sebagai contoh perusahaan dengan persediaan intan yang banyak mempunyai risiko pencurian (risiko bawaan) yang tinggi. Tanggung jawab manajemen ialah mengadakan sistem, sarana, dan SDM pengaman yang kuat. Jika fasilitas pengamanan kuat, risiko gabungan berupa salah saji yang material, adalah minimal. Namun, risiko kerugian (sebelum mempertimbangkan pengendalian intern) adalah tinggi dan besarannya akan berdampak material terhadap laporan keuangan, risiko ini merupakan risiko signifikan. Berikut ini merupakan contoh-contoh sumber risiko signifikan:
1.      Kegiatan yang berisiko tinggi. Contoh resiko signifikan, Peristiwa/operasi di mana salah saji material mudah terjadi:
a.       Toko perhiasan dengan banyak persediaan emas dan logam mulia.
b.      Sistem akuntansi baru, rumit, dengan pengolahan data electronis, mulai dikenalkan perusahaan.
2.      Transaksi nonrutin (ukuran dan sifat). Contoh  Risiko Signifikan: Transaksi hubungan istimewa di luar jalur bisnis yang normal. Transaksinya tidak sering terjadi, tapi nilai transaksi besar. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
a.       Transaksi rutin dalam volume yang sangat besar dengan pihak terkait;
b.      Penjualan besar (kontrak besar) dibandingkan dengan seluruh penjualan entitas.
c.       Jual/beli aset utama (misalnya pabrik penghasil produk terpenting) atau segmen bisnis penting.
d.      Penjualan bisnis kepada pihak ketiga.
e.       Transaksi rutin yang tidak kompleks dengan pemrosesan sistematis tidak merupakan transaksi berisiko signifikan.
3.      Perlu judgement, ada intervensi manajemen dan rutinitas/kebosanan. Contoh risiko signifikan:
a.       Asumsi dan kalkulasi yang digunakan manajemen dalam membuat estimasi penting.
b.      Kalkulasi atau prinsip akuntansi yang kompleks
c.       Pengakuan pendapatan dan multi tafsir.
d.      Pengumpulan dan pengolahan data secara manual
e.       Intervensi manajemen diperlukan untuk menentukan perlakuan akuntansi yang digunakan
4.      Potensi kecurangan. Contoh risiko signifikan: Risiko tidak mendeteksi salah saji material karena kecurangan (dilakukan dengan sengaja dan ditutup-tutupi) lebih tinggi dari risiko tidak mendeteksi salah saji material karena kesalahan. Dalam mengevaluasi apakah risiko signifikan bisa terjadi dari faktor risiko kecurangan yang diidentifikasi serta scenario kecurangan yang diidentifikasi dalam diskusi tim audit. Pertimbangkan hal-hal berikut:
a.       Keterampilan melakukan kecurangan dari calon pelaku.
b.      Jumlah rata-rata yang dimanipulasi.
Jika risiko salah saji telah teridentifikasi dan dinilai, yang diperlukan ialah menelaah temuan dan kemudian memilih (berdasarkan kearifan profsional) risiko-risiko yang signifikan.
D.                 Menanggapi Risiko Signifikan
Ketika risiko digolongkan menjadi signifikan, auditor harus memberikan tanggapan. Berikut ini merupakan langkah-langkah audit dalam menanggapi risiko signifikan:
1.      Evaluasi pengendalian internal. Apakah manajemen merancang dan mengimplementasi pengendalian intern yang menangkal risiko signifikan? Lihat eksistensi pengendalian langsung seperti kegiatan pengendalian dan pengendalian tidak langsung seperti pengendalian pervasive yang dapat dimasukkan dalam pengendalian lingkungan, penilaian risiko, sistem informasi, dan unsur pemantauan. Informasi tersebut diperlukan untuk mengembangkan tanggapan audit yang efektif terhadap risiko yang diidentifikasi ketika hal-hal non rutin signifikan atau hal-hal yang bersifat judgmental tidak diamankan dengan pengendalian intern rutin (misalnya hal peristiwa yang terjadi sekali setahun), auditor akan mengevaluasi kesadaran manajemen mengenai risiko signifikan dan apakah tanggapan risiko signifikan itu tepat.
Ketika auditor menentukan bahwa manajemen belum menanggapi risiko dengan tepat (dengan mengimplementasi pengendalian intern atau risiko signifikan), ada kelemahan signifikan dalam pengendalian intern entitas, yang akan dikomunikasikan (secepatnya kepada TCWG (Those Charged With Governance).
2.      Tanggapan audit terhadap risiko signifikan. Apakah prosedur audit selanjutnya (yang direncanakan) secara spesifik menanggapi risiko signifikan? Prosedur ini dirancang untuk memperoleh bukti audit dengan keandalan tinggi, dan dapat terdiri atas uji pengendalian.
3.      Bukti yang diperoleh tahun lalu. Dalam hal auditor merencanakan menguji efektifnya operasi (untuk pengendalian yang menangkal risiko signifikan, auditor tidak dapat mengandalkan bukti audit yang diperoleh tahun lalu mengenai efektifnya pengendalian intern.
4.      Prosedur analitikal substansif saja, tidak cukup. Penggunaan prosedur analitikal substantive saja, tidaklah cukup untuk menanggapi risiko signifikan. jika pendekatan terhadap risiko signifikan terdiri atas prosedur substantif saja, prosedur audit dapat berupa : uji rincian saja atau kombinasi uji rincian dan prosedur analitikal substantif.
Jika semua riiko didokumentasikan di satu tempat, pendokumentasian risiko signifikan sekedar perluasan dari informasi yang sudah didokumentaikan.

DAFTAR PUSTAKA
Tuanakotta, Theodorus M. 2014. Audit Berbasis ISA (International Standards On Auditing). Salemba Empat. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Danau Tanralili ( Surga Di Kaki Gunung Bawakaraeng)

Sumb er: Dokum entasi Pribadi M e nd e ngar kata Gunung Bawakara e ng s e kilas akan t e rlintas angan t e ntang k e tinggian dan huta...