A.
Pengertian
Motivasi
Istilah
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia
umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan
daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi
karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku
manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang
optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan
pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan
yang diinginkan. Perusahaan tidak hanya mengharapkan karyawan mampu, cakap dan
terampil tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk
mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada
artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja giat. Di bawah ini merupakan beberapa
pengertian dari motivasi yaitu:
1.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143). ”Motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan”.
2.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2007:93). “Motivasi
adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari
motifnya”.
3.
Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2002:321). “Motivasi
adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan
seseorang”.
4. Menurut T. Hani Handoko (2003:252). “Motivasi adalah keadaan
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
dorongan dalam mengarahkan individu yang merangsang tingkah laku individu serta
organisasi untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
B.
Tujuan
Motivasi
Tujuan
motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
moral dan kepuasan kerja karyawan.
2.
Meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
3.
Mempertahankan
kestabilan karyawan perusahaan.
4.
Meningkatkan
kedisiplinan karyawan.
5.
Mengefektifkan
pengadaan karyawan.
6.
Menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang baik.
7.
Meningkatkan
loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
8.
Meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
9.
Mempertinggi
rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Berikut adalah beberapa catatan
untuk mendukung dan memotivasi karyawan agar mereka dapat perform dengan
pekerjaannya dan mencapai tujuan yang diinginkan yakni Usaha, Bagaimana kita memotivasi orang agar
lebih efektif dalam melakukan pekerjaannya dan Ketekunan dalam memotivasi seseorang.
C.
Jenis-Jenis
Motivasi
Malayu S.P Hasibuan (2005:150) mengatakan
bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Positif (Insentif Positif) Motivasi
Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah
kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.
2.
Motivasi
Negatif (Insentif Negatif) Motivasi Negatif adalah Manajer
memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi
negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat karena
mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
D.
Metode
Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149),
mengatakan bahwa ada dua metode motivasi adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Langsung (Direct
Motivation) Motivasi langsung adalah motivasi
(materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap
individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya
khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang
jasa.
2.
Motivasi
Tidak Langsung (Indirect Motivation) Motivasi Tidak langsung adalah
motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang men dukung
serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah
dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang
nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.
E.
Proses
Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:151),
mengatakan bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru
kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
2.
Mengetahui
kepentingan Hal yang penting dalam proses
motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari
sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
3.
Komunikasi
efektif Dalam proses motivasi harus
dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa
yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya
insentif tersebut diperolehnya.
4.
Integrasi
tujuan Proses motivasi perlu untuk
menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi
adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan.
Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.
Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu
penting adanya penyesuaian motivasi.
5.
Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada
organisasi dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
6.
Team
Work Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik
yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu
perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
F.
Model-Model
Motivasi
1.
Model
Tradisional Model tradisional ini digunakan
untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar melakukan tugas mereka dengan
berhasil, para menajer menggunakan sistem upah insentif, semakin banyak mereka
menghasilkan atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan
mereka. Model hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa
memotivasi para karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan
membuat mereka merasa penting dan berguna, sehingga dapat meningkatkan kepuasan
kerjanya. Para karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan untuk
mengambil keputusan dalam menjalankan pekerjaannya.
2.
Model
Sumber Daya Manusia Model Sumber Daya Manusia yaitu
karyawan mempunyai motivasi yang sangat beraneka ragam, bukan hanya motivasi
karena uang ataupn keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk
berprestasi dan mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model ini,
bukanlah menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan
anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan
kemampuannya masing-masing.
G.
Prinsip-prinsip
Dalam Motivasi Kerja
Anwar P. Mangkunegara (2007:100),
mengatakan bahwa terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan
adalah sebagai berikut:
1.
Prinsip
Partisipasi Dalam upaya memotivasi kerja,
pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan
yang akan dicapai oleh pemimpin.
2.
Prinsip
Komunikasi. Pemimpin mengkomunikasikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang
jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3.
Prinsip
Pengakui Andil Bawahan Pemimpin mengakui bahwa bawahan
(pegawai) mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan
tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4.
Prinsip
Pendelegasian Wewenang Pemimpin yang memberikan otoritas
atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil
keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang
bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.
5.
Prinsip
Memberi Perhatian Pemimpin memberikan perhatian
terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekrja
apa yang diharapkan oleh pemimpin.
H.
Prespektif
Motivasi
1.
Perspektif
Behavioral Menekankan imbalan dan hukuman
eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah
peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku
murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah
minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku
yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer, dkk,
2000).
2.
Perspektif
Humanistis Menekankan pada kapaitas murid untuk
mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka dan peka
terhadap orang lain.
3.
Perspektif
Kognitif Pemikiran murid akan memandu
motivasi mereka, juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan,
perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan (Schunk & Ertmer, 2000;
Zimmerman & Schunk, 2001). Perspektif kognitif mengusulkan konsep menurut
White (1959) tentang motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi
untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan
memproses informasi secara efisien.
4. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara
aman. Membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan personal
yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka
untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan
orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru. Murid
sekolah yang punya hubungan penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki
sifat akademik yang positif dan lebih senang bersekolah (Baker, 1999; Stipek,
2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar